• Beranda
  • gaya-hidup
  • Olahraga Aerobik vs Anaerobik, Mana yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?

Olahraga Aerobik vs Anaerobik, Mana yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?

Olahraga Aerobik vs Anaerobik, Mana yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?
Ilustrasi olahraga. Credit: Freepik

Bagikan :


Olahraga aerobik maupun anaerobik sama-sama bermanfaat untuk kebugaran tubuh. Olahraga aerobik adalah aktivitas dengan intensitas rendah hingga sedang yang menggunakan oksigen sebagai sumber energi, contohnya lari atau berenang. Sementara itu, olahraga anaerobik lebih menekankan pada kekuatan otot dan tidak bergantung pada oksigen, misalnya angkat beban atau sprint.

Lalu, manakah yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut.

 

Perbedaan Olahraga Aerobik dan Anaerobik

Perbedaan utama antara olahraga aerobik dan anaerobik terletak pada sumber energi, intensitas, durasi, serta manfaatnya. Istilah aerobik berarti menggunakan oksigen sebagai sumber energi, sedangkan anaerobik berarti tidak bergantung pada oksigen.

Olahraga Aerobik

Aerobik adalah jenis olahraga atau aktivitas fisik yang meningkatkan pernapasan dan detak jantung. Gerakan dalam olahraga ini membutuhkan banyak oksigen untuk menghasilkan energi selama aktivitas berlangsung. Karena berfokus pada kesehatan jantung dan paru-paru, olahraga aerobik juga dikenal dengan istilah kardio.

Contoh olahraga aerobik antara lain:

  • Jalan cepat
  • Mendaki gunung
  • Joging atau lari
  • Bersepeda
  • Berenang
  • Menari

Manfaat olahraga aerobik meliputi:

  • Mengurangi risiko penyakit kronis seperti jantung, diabetes, stroke, dan hipertensi
  • Menurunkan tingkat stres
  • Membantu mempertahankan berat badan ideal
  • Membuat tidur lebih nyenyak

Baca Juga: Ragam Manfaat Olahraga Aerobik bagi Tubuh

Olahraga Anaerobik

 

Ciri khas olahraga anaerobik adalah tidak menggunakan oksigen sebagai sumber energi utama selama latihan. Gerakan dalam latihan ini dilakukan singkat, cepat, dan dengan intensitas tinggi sehingga tubuh membutuhkan energi instan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tubuh memanfaatkan cadangan glikogen di otot.

Latihan anaerobik intensitas tinggi juga dapat memicu Excess Post-Exercise Oxygen Consumption (EPOC), yaitu peningkatan konsumsi oksigen setelah latihan. Proses ini membuat tubuh membakar lebih banyak kalori saat memulihkan pasokan oksigen.

Contoh olahraga anaerobik meliputi:

  • Latihan interval intensitas tinggi (HIIT)
  • Angkat beban berat
  • Lari cepat (sprint)
  • Pliometrik
  • Tabata
  • Squat
  • Box jumps

Seperti olahraga aerobik, latihan anaerobik juga membantu mengurangi risiko penyakit kronis, menjaga berat badan, dan meredakan stres. Namun, olahraga anaerobik memiliki beberapa manfaat khusus, antara lain:

  • Meningkatkan VO₂ max, yaitu jumlah oksigen maksimal yang dapat digunakan tubuh saat latihan intens
  • Waktu latihan lebih singkat
  • Peningkatan kekuatan dan massa otot lebih optimal

 

Baca Juga: Tips Diet Nasi (Rice Diet) untuk Menurunkan Berat Badan

 

Mana yang Lebih Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?

Baik olahraga aerobik maupun anaerobik memiliki peran dalam mengelola berat badan. Namun, jika tujuan utama adalah menurunkan berat badan, para ahli menilai olahraga anaerobik cenderung lebih efektif.

Olahraga aerobik dilakukan dengan intensitas rendah hingga sedang secara stabil. Jenis latihan ini mengaktifkan serat otot berkedut lambat (slow-twitch fibers) yang baik untuk meningkatkan kapasitas kardiovaskular dan daya tahan otot.

Meski bermanfaat, total energi yang dibakar pada intensitas ini relatif lebih rendah dibandingkan olahraga anaerobik dalam jangka waktu yang sama. Artinya, untuk membakar lemak secara signifikan, olahraga aerobik biasanya membutuhkan durasi latihan yang lebih lama.

Sebaliknya, olahraga anaerobik menawarkan keunggulan tambahan berupa efek afterburn atau Excess Post-exercise Oxygen Consumption (EPOC). Kondisi ini terjadi saat tubuh membutuhkan oksigen ekstra untuk kembali ke keadaan istirahat setelah latihan.

Karena latihan anaerobik menuntut energi besar dalam waktu singkat, EPOC yang ditimbulkan lebih tinggi. Dampaknya, pembakaran kalori tetap berlangsung bahkan setelah sesi latihan berakhir.

Beberapa jenis olahraga anaerobik yang dapat membantu menurunkan berat badan antara lain angkat beban, HIIT (High-Intensity Interval Training), dan squat.

 

Jika memiliki pertanyaan seputar kebugaran atau program penurunan berat badan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 2 Oktober 2025 | 11:11

Bowling, N. (2023). Aerobic vs. Anaerobic Exercise: Which Is Best for Weight Loss?. Available from: https://www.healthline.com/health/fitness-exercise/aerobic-vs-anaerobic

WebMD Editorial Contributor. Difference Between Aerobic and Anaerobic Exercise. Available from: https://www.webmd.com/fitness-exercise/difference-between-aerobic-and-anaerobic-exercise

Johnson, J. (2020). What is the difference between aerobic and anaerobic exercise?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/aerobic-vs-anaerobic-exercises

Stinchcombe, C. (2024). Aerobic vs. Anaerobic Exercise: Which Benefits You More?. Available from: https://www.goodrx.com/well-being/movement-exercise/aerobic-vs-anaerobic-exercise#