• Beranda
  • penyakit
  • Penyebab dan Penanganan Somniphobia, Ketakutan untuk Tidur

Penyebab dan Penanganan Somniphobia, Ketakutan untuk Tidur

Penyebab dan Penanganan Somniphobia, Ketakutan untuk Tidur
Ilustrasi gangguan tidur. Credit: Freepik

Bagikan :


Tidur adalah kebutuhan penting bagi setiap orang karena membantu memulihkan energi setelah beraktivitas sepanjang hari. Namun, bagi sebagian orang, tidur justru bisa menjadi pengalaman yang menakutkan. Mereka yang mengalami somniphobia atau fobia tidur merasakan ketakutan berlebihan saat akan tidur, biasanya karena khawatir akan kehilangan kendali atau terjadi sesuatu yang buruk saat tertidur.

Artikel ini akan membahas apa itu somniphobia dan bagaimana cara menanganinya.

 

Apa Itu Somniphobia?

Somniphobia, juga dikenal sebagai hypnophobia, adalah ketakutan yang sangat intens terhadap tidur. Kondisi ini sering kali berawal dari kecemasan tidur (sleep anxiety) yang berkembang menjadi gangguan yang lebih serius.

Orang dengan somniphobia biasanya merasa cemas saat menjelang tidur, hingga akhirnya mengalami insomnia. Ketakutan ini bisa menjadi bagian dari gangguan kecemasan yang lebih luas dan secara signifikan memengaruhi kualitas hidup akibat kurang tidur.

Jika berlangsung dalam jangka panjang, kurang tidur dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pada sistem kardiovaskular, ketidakseimbangan hormon, serta peningkatan risiko kecelakaan karena kurang fokus. Oleh karena itu, somniphobia perlu ditangani dengan pendekatan yang tepat.

Baca Juga: Shift Work Disorder, Gangguan Tidur pada Pekerja Malam, Kenali Gejalanya

 

Gejala Somniphobia

Somniphobia adalah ketakutan berlebihan terhadap tidur. Penderitanya sering kali merasa cemas hanya dengan memikirkan tidur atau saat mencoba untuk tidur.

Gejala somniphobia dapat berupa:

  • Menghindari tidur selama mungkin
  • Mudah tersinggung atau mengalami perubahan suasan hati
  • Tidur dengan lampu atau televisi menyala
  • Berusaha tetap sibuk atau fokus sepanjang hari agar tidak mengantuk

Selain itu, somniphobia juga bisa menimbulkan gejala fisik, seperti:

  • Napas terasa pendek atau sesak (dispnea)
  • Nyeri atau rasa sesak di dada
  • Menggigil atau berkeringat dingin
  • Napas cepat (hiperventilasi)
  • Jantung berdebar atau berdetak tidak teratur (palpitasi)
  • Mual atau muntah
  • Gemetar atau tremor yang tidak terkendali

 

Penyebab Somniphobia

Penyebab somniphobia belum sepenuhnya diketahui, tetapi pada sebagian orang, ketakutan ini muncul dari pengalaman negatif yang berkaitan dengan tidur. Beberapa hal yang dapat memicu rasa takut berlebihan terhadap tidur antara lain:

  • Takut meninggal saat tidur
  • Mengalami halusinasi saat tertidur atau terbangun
  • Sering mengalami mimpi buruk
  • Ketindihan saat tidur (sleep paralysis)
  • Memiliki riwayat gangguan stres pascatrauma (PTSD)
  • Takut akan kejadian tak terduga seperti pencurian atau bencana alam saat tertidur

Baca Juga: Tips Tidur Nyenyak Bagi Pengidap Osteoporosis

 

Penanganan Somniphobia

Pengobatan somniphobia bergantung pada penyebabnya. Beberapa pengobatan yang dapat direkomendasikan untuk somniphobia antara lain:

Terapi pemaparan

Terapi pemaparan bertujuan membantu pasien menghadapi dan mengurangi rasa takut yang memicu kecemasan. Pada kasus somniphobia, terapi dilakukan secara bertahap, dimulai dengan membicarakan ketakutan yang dirasakan, dilanjutkan dengan latihan relaksasi, serta membayangkan pengalaman tidur yang tenang dan menyenangkan.

Terapi perilaku kognitif (CBT)

Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy) dilakukan dengan membicarakan ketakutan pasien. Terapis akan membantu mengidentifikasi dan mengatasi rasa takut yang berhubungan dengan tidur. Terapis akan mengajarkan pasien untuk melawan pikiran negatif tentang tidur dan menanamkan pikiran positif untuk meredakan gejala kecemasan.

Obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu meredakan gejala kecemasan. Penggunaan obat biasanya dikombinasikan dengan terapi psikologis untuk hasil yang lebih efektif.

Dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti beta blocker untuk mengurangi gejala fisik kecemasan seperti detak jantung meningkat dan peningkatan tekanan darah.

Selain itu, benzodiazepin, obat penenang yang bekerja dengan menenangkan sistem saraf, juga dapat digunakan untuk meredakan rasa cemas berlebihan. Namun, karena berisiko menyebabkan ketergantungan, penggunaan obat ini harus dilakukan sesuai petunjuk dan pengawasan dokter. 

 

Setiap orang membutuhkan tidur yang berkualitas untuk memulihkan energi dan mengoptimalkan kerja sel-sel organ tubuh. Jika mengalami gangguan tidur, sebaiknya Anda konsultasikan ke dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 24 Juli 2025 | 12:29

Cleveland Clinic. Somniphobia (Fear of Sleep). Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22645-somniphobia

Sherrell, Z. (2023). What to know about somniphobia. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/somniphobia#

Raypole, C. (2023). Understanding Somniphobia, or Fear of Sleep. Available from: https://www.healthline.com/health/somniphobia

Kumar, K. How Do I Get Rid of My Fear of Sleeping?. Available from: https://www.medicinenet.com/how_do_i_get_rid_of_my_fear_of_sleeping/article.htm

Cleveland Clinic. Sleep Anxiety. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21543-sleep-anxiety

Cooper, J. (2023). Anxiety vs Insomnia. Available from: https://www.webmd.com/sleep-disorders/anxiety-vs-insomnia