Olahraga rutin dan teratur menjadi kunci menjaga kesehatan tubuh dan mental. Agar optimal, olahraga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tubuh.

Berolahraga secara berlebihan, terutama dengan intensitas tinggi dan tanpa waktu pemulihan yang cukup, justru dapat menimbulkan dampak negatif, salah satunya hematuria atau adanya darah dalam urine. Mengapa hal ini bisa terjadi? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Hematuria Akibat Olahraga Berlebihan

Hematuria akibat olahraga (exercise-induced hematuria) adalah kondisi munculnya darah dalam urine setelah aktivitas fisik intens, seperti lari jarak jauh, maraton, angkat beban berat, atau latihan ketahanan. Darah dalam urine bisa bersifat mikroskopik yang hanya terdeteksi lewat tes urine, atau makroskopik yaitu urine tampak kemerahan seperti teh.

Meski terlihat mengkhawatirkan, hematuria akibat olahraga biasanya bersifat sementara dan hilang dalam 1–3 hari tanpa pengobatan khusus. Namun, penting untuk memastikan darah dalam urine benar-benar disebabkan oleh olahraga, bukan akibat kondisi medis serius, seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau gangguan ginjal lainnya.

Baca Juga: Apa itu Inkontinensia Urine dan Penyebabnya?

Penyebab Hematuria Akibat Olahraga Berlebihan

Hematuria akibat olahraga berlebihan bisa terjadi karena beberapa hal, di antaranya:

Adanya trauma pada kandung kemih

Ketika berlari atau melompat berulang kali, organ dalam tubuh mengalami guncangan. Jika kandung kemih kosong atau hampir kosong, dindingnya bisa saling bergesekan dan menimbulkan iritasi hingga perdarahan ringan.

Trauma pada ginjal akibat getaran berulang

Getaran dari aktivitas intens bisa mengganggu aliran darah ginjal dan merusak pembuluh darah halus di glomerulus (jaringan pembuluh darah kecil yang terletak di dalam ginjal).

Hancurnya sel darah merah di dalam pembuluh darah akibat benturan berulang

Pada pelari atau atlet yang sering mengalami benturan berulang di kaki, sel darah merah dapat pecah di pembuluh darah. Hemoglobin yang dilepaskan lalu dibuang melalui ginjal, sehingga urine tampak lebih gelap. Kondisi ini sering keliru dianggap sebagai adanya darah dalam urine.

Dehidrasi dan konsentrasi urine

Olahraga intens yang berlangsung lama sering menyebabkan keringat berlebihan. Jika asupan cairan tidak cukup, dehidrasi dapat terjadi. Dehidrasi membuat urine menjadi lebih pekat dan mengandung zat dalam konsentrasi tinggi. Urine pekat ini dapat mengiritasi dinding kandung kemih dan ginjal, yang memicu peradangan ringan serta kebocoran darah ke saluran kemih.

Baca Juga: Jenis-Jenis Tes Urine Beserta Fungsinya

Kapan Harus Khawatir dan Pergi ke Dokter?

Hematuria akibat olahraga biasanya tidak berbahaya. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai:

• Darah dalam urine muncul berulang kali meski sudah berhenti berolahraga.
• Adanya nyeri saat buang air kecil, disertai demam dan nyeri punggung.
• Gejala tidak hilang lebih dari 3 hari.
• Adanya riwayat batu ginjal, infeksi saluran kemih, atau penyakit ginjal.

Jika gejala-gejala ini muncul, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi pada aplikasi Ai Care yang sudah tersedia di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!