Pengaruh Asam Oksalat pada Makanan bagi Tubuh

Pengaruh Asam Oksalat pada Makanan bagi Tubuh
Ilustrasi bayam. Credit: Freepik

Bagikan :


Asam oksalat adalah senyawa alami yang ditemukan dalam berbagai buah, sayuran, dan kacang-kacangan. Karena kemampuannya mengikat mineral dan menghambat penyerapan nutrisi, asam oksalat sering disebut sebagai antinutrisi. Bagi sebagian orang, terutama yang memiliki kondisi seperti batu ginjal, membatasi konsumsi asam oksalat sangat dianjurkan.

Lantas, bagaimana sebenarnya pengaruh asam oksalat bagi tubuh? Siapa saja yang perlu membatasinya? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.

 

Apa Itu Asam Oksalat?

Asam oksalat adalah senyawa organik yang ditemukan di berbagai makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan bakteri. Ketika asam oksalat bergabung dengan mineral, terbentuklah senyawa oksalat, contohnya kalsium oksalat atau zat besi oksalat. Tubuh manusia bisa memproduksi oksalat sebagai hasil limbah metabolisme, sekaligus mendapatkannya dari makanan sehari-hari.

Biasanya, oksalat akan dikeluarkan melalui urine atau tinja. Namun, pada beberapa orang, kadar oksalat yang tinggi dapat memicu terbentuknya batu ginjal.

Baca Juga: Ini Akibatnya Jika Anda Terlalu Banyak Makan Bayam

 

Pengaruh Asam Oksalat bagi Tubuh

Menghambat penyerapan mineral

Salah satu masalah utama dari asam oksalat adalah kemampuannya untuk mengikat mineral dalam usus sehingga menghambat penyerapan mineral oleh tubuh. Misalnya, bayam mengandung banyak kalsium sekaligus oksalat, sehingga sebagian kalsium tersebut tidak dapat diserap secara optimal. Selain itu, mengonsumsi serat bersama dengan oksalat juga dapat semakin menghambat penyerapan nutrisi.

Meskipun kelebihan kalsium dapat berkontribusi pada pembentukan batu ginjal, asupan kalsium yang cukup justru penting untuk mencegah batu ginjal dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Perlu diingat juga bahwa hanya sebagian mineral dalam makanan yang akan berikatan dengan oksalat. Oleh karena itu, makanan yang mengandung asam oksalat tetap aman dikonsumsi selama jumlahnya dibatasi.

Meningkatkan risiko batu ginjal

Tingginya asupan asam oksalat dari makanan sering dikaitkan dengan kondisi hiperoksaluria, yaitu kelebihan oksalat yang terkandung dalam urine. Kondisi ini menjadi salah satu faktor risiko utama terbentuknya batu ginjal.

Setiap tambahan 100 miligram oksalat yang dikonsumsi dapat meningkatkan kadar oksalat dalam urine sebesar 1,7 miligram. Penelitian juga menunjukkan bahwa kadar oksalat urine yang tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko batu ginjal. Misalnya, jika kadar oksalat dalam urine naik dari 20 menjadi 40 miligram, maka risiko seseorang mengalami batu ginjal meningkat dari 2,5 kali menjadi 3,5 kali lipat.

Oksalosis

Kadar oksalat yang tinggi juga dapat menyebabkan oksalosis, yaitu penumpukan oksalat di organ dan jaringan tubuh. Kondisi ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada tulang, pembuluh darah, mata, dan bahkan jantung.

Baca Juga: Benarkah Makan Sayuran Mentah Lebih Sehat?

 

Cara Mencegah Kadar Asam Oksalat Tinggi

Perlu diketahui bahwa tingginya kadar asam oksalat tidak selalu menjadi masalah bagi semua orang. Beberapa orang mampu mengeluarkan asam oksalat dengan baik, tetapi bagi yang rentan terhadap batu ginjal atau memiliki riwayat penyakit ginjal, sebaiknya mengurangi asupan asam oksalat.

Beberapa cara untuk mencegah kadar asam oksalat yang tinggi antara lain:

  • Seimbangkan konsumsi makanan tinggi oksalat dengan buah dan sayuran lainnya. Contoh makanan tinggi oksalat adalah bayam, produk kedelai, kacang almon, dan kentang. Sebagai pengimbang, konsumsi juga makanan seperti pisang, ceri, brokoli, dan mangga.

  • Minum air yang cukup agar tubuh dapat mengeluarkan kelebihan oksalat dengan lebih baik.

  • Penuhi kebutuhan kalsium dari makanan seperti selada air, okra, dan kacang merah.

  • Batasi asupan natrium dan gula, karena keduanya dapat meningkatkan risiko batu ginjal.

  • Konsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup.

  • Masak sayuran yang tinggi oksalat untuk menurunkan kandungan oksalatnya.

 

Tidak semua orang perlu menjalani diet rendah oksalat. Bila dokter menyarankan Anda untuk mengurangi asupan oksalat, maka sebaiknya ikuti anjurannya.

Jika memiliki pertanyaan lain terkait asam oksalat, Anda dapat memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 30 Mei 2025 | 14:55

Sherrell, Z. (2022). What is oxalic acid (oxalate), and is it dangerous?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/oxalic-acid

Spritzler, F. (2023). Oxalate (Oxalic Acid): Good or Bad?. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/oxalate-good-or-bad

Braverman, J. (2024). Foods High in Oxalates. Available from: https://www.webmd.com/diet/foods-high-in-oxalates

Ehsani, R. (2025). Is Oxalic Acid Good for You?. Available from: https://www.health.com/oxalic-acid-8696746