Perbedaan Sariawan Biasa dengan Sariawan HIV

Perbedaan Sariawan Biasa dengan Sariawan HIV
Ilustrasi sariawan. Credits: Freepik

Bagikan :


Sariawan adalah luka kecil berwarna putih kekuningan yang muncul di dalam mulut. Keluhan ini sangat umum dan hampir setiap orang pernah mengalaminya. Namun, tidak semua sariawan memiliki arti yang sama.

Pada orang dengan HIV, sariawan dapat menjadi tanda gangguan kesehatan yang lebih serius. Karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan antara sariawan biasa dan sariawan yang terkait dengan HIV agar Anda dapat mengenali gejalanya dengan lebih tepat.

 

Sariawan Biasa

Sariawan biasa termasuk kondisi ringan dan umumnya tidak berbahaya. Ciri-cirinya meliputi:

  • Muncul hanya sesekali, misalnya 1–2 kali dalam setahun.
  • Berukuran kecil.
  • Sembuh cepat, biasanya dalam 7–10 hari tanpa meninggalkan bekas.
  • Menimbulkan nyeri saat makan makanan pedas, panas, atau asam, tetapi rasa sakitnya tidak berkembang menjadi nyeri hebat.
  • Tidak disertai gejala lain seperti demam, penurunan berat badan, atau kelelahan berlebihan.

Sariawan jenis ini biasanya tidak terkait dengan penyakit serius. Pemicu umumnya adalah stres, kurang tidur, cedera kecil di dalam mulut, kekurangan zat besi atau vitamin B12, alergi makanan, atau perubahan hormon.

Karena berasal dari penyebab yang tidak serius, sariawan biasa dapat membaik dengan perawatan sederhana seperti obat kumur antiseptik, salep pereda nyeri, istirahat yang cukup, dan menjaga kebersihan mulut.

Baca Juga: Sariawan yang Menandakan Penyakit Flu Singapura (HFMD)

 

Sariawan HIV

Pada orang dengan HIV, sistem imun sudah melemah akibat virus yang tidak terkontrol. Kondisi ini membuat sariawan menjadi lebih parah, lebih sering muncul, dan lebih lama sembuh dibandingkan sariawan biasa.

Sariawan pada orang dengan HIV perlu diwaspadai karena merupakan tanda infeksi dan peradangan yang terjadi akibat daya tahan tubuh yang menurun.

Ciri-ciri sariawan terkait HIV meliputi:

  • Muncul berulang dan sangat sering, bahkan beberapa kali dalam sebulan.
  • Berukuran lebih besar dan kadang menyatu sehingga membentuk luka yang lebih luas.
  • Proses penyembuhan lebih lama, bisa 2–4 minggu atau lebih, dan terkadang meninggalkan bekas luka.
  • Nyeri yang lebih intens hingga mengganggu makan, minum, atau berbicara.
  • Disertai gejala lain seperti demam ringan, kelelahan ekstrem, penurunan berat badan, atau munculnya infeksi mulut lainnya.

Baca Juga: Beda Pengobatan, Kenali Perbedaan Antara Sariawan dan Herpes Oral

 

Mengapa Sariawan Lebih Parah pada Penderita HIV?

Perbedaan utama antara sariawan biasa dan sariawan pada penderita HIV terletak pada kekuatan sistem kekebalan tubuh. Virus HIV menyerang sel CD4, yaitu sel darah putih yang berperan penting dalam mengoordinasikan respons tubuh terhadap infeksi.

Ketika HIV tidak terkontrol dan jumlah sel CD4 terus menurun, tubuh menjadi kurang mampu menangani luka kecil, termasuk luka di dalam mulut. Akibatnya, kondisi yang biasanya ringan seperti sariawan dapat berubah menjadi lebih besar, lebih nyeri, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

 

Kapan Perlu Waspada Akan Sariawan

Anda tidak perlu panik setiap kali mengalami sariawan. Namun, sebaiknya periksakan diri ke dokter atau dokter gigi jika:

  • Sariawan tidak sembuh dalam 2 minggu.
  • Muncul lebih dari 3–4 kali dalam 6 bulan.
  • Ukurannya sangat besar.
  • Mengganggu makan dan minum.
  • Disertai demam, rasa lemas yang berkepanjangan, atau penurunan berat badan.
  • Memiliki riwayat perilaku berisiko HIV, seperti berhubungan seks tanpa pengaman atau sering berganti pasangan seksual.

 

Mengenali pola, frekuensi, dan gejala yang menyertai sariawan dapat membantu Anda membedakan mana yang masih tergolong normal dan mana yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, terutama jika ada faktor risiko seperti penurunan daya tahan tubuh atau paparan HIV.

Jika memiliki pertanyaan lain terkait sariawan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau manfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr. Monica Salim
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Senin, 17 November 2025 | 22:43

Hope Cristol (2024). HIV-Related Mouth Sores: Symptoms and Treatments. Available from: https://www.webmd.com/hiv-aids/hiv-mouth-sores 

Cleveland Clinic (2025). Canker Sores. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10945-canker-sores 

Elizabeth Boskey, PhD (2025). Differences Among Cold Sores vs. Canker Sores vs. Chancres. Available from: https://www.verywellhealth.com/cold-or-canker-sore-chancre-3133227