Anemia bisa membuat tubuh terasa lemas, cepat lelah, dan sulit berkonsentrasi. Kabar baiknya, kondisi ini dapat membaik hanya dengan memperbaiki pilihan makanan harian. Makanan apa saja yang bisa menjadi pilihan untuk kondisi anemia? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Apa itu Anemia dan Dampaknya?
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau kadar hemoglobin (protein yang bertugas membawa oksigen) terlalu rendah. Akibatnya, organ-organ tubuh tidak menerima cukup oksigen untuk bekerja secara optimal.
Jenis anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi zat besi, terutama dialami oleh remaja perempuan, wanita usia subur, dan anak-anak. Beberapa penyebab utamanya meliputi:
- Asupan zat besi dari makanan yang kurang
- Kehilangan darah, misalnya akibat menstruasi berat
- Gangguan penyerapan zat besi di usus
Gejala anemia dapat berupa:
- Mudah lelah atau lemas sepanjang hari
- Kulit, bibir, atau kuku tampak pucat
- Pusing, sulit fokus, atau sakit kepala
- Detak jantung cepat atau sesak napas
- Keinginan mengonsumsi benda tidak lazim seperti es batu atau tanah (pica)
Jika tidak ditangani, anemia dapat memengaruhi prestasi belajar, menurunkan daya tahan tubuh, serta berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan reproduksi di masa depan.
Baca Juga: Tidak Sama, Ini Beda Darah Rendah dengan Kurang Darah (Anemia)
Makanan yang Bisa Membantu Mengatasi Anemia
Untungnya, tubuh bisa mendapatkan kembali zat besi yang dibutuhkan melalui makanan sehari-hari. Kuncinya adalah memilih sumber makanan yang tepat dan mengonsumsinya dalam jumlah yang cukup.
Berikut beberapa jenis makanan yang dapat membantu mengatasi anemia:
Makanan yang kaya zat besi heme
Zat besi heme berasal dari makanan hewani dan jenis ini paling mudah diserap oleh tubuh. Beberapa sumber zat besi heme yang bisa Anda konsumsi antara lain:
- Daging merah
- Hati sapi atau hati ayam
- Ayam dan kalkun
- Ikan
- Kerang dan tiram
Makanan yang kaya zat besi non-heme
Jenis zat besi non-heme umumnya berasal dari tumbuhan dan kacang-kacangan. Penyerapannya memang lebih rendah dibandingkan zat besi heme, tetapi bisa ditingkatkan dengan mengonsumsi vitamin C. Beberapa sumber zat besi non-heme meliputi:
- Bayam, kangkung, dan sayuran hijau gelap lainnya
- Kacang-kacangan
- Biji-bijian utuh dan sereal yang difortifikasi zat besi
- Kismis, aprikot kering, kurma, dan buah kering lainnya
- Biji wijen, biji labu, dan selai kacang
Baca Juga: Benarkah Terlalu Banyak Minum Matcha Picu Kekurangan Zat Besi?
Makanan tinggi vitamin C
Makanan tinggi vitamin C sangat dianjurkan dikonsumsi bersamaan dengan sumber zat besi, karena dapat meningkatkan penyerapan zat besi non-heme hingga 3–6 kali lipat.
Vitamin C dapat ditemukan dalam berbagai buah dan sayur, seperti jeruk, stroberi, kiwi, mangga, tomat, jambu, paprika, brokoli, kubis, dan banyak pilihan lainnya.
Mengatasi anemia tidak selalu harus dengan suplemen. Dengan memilih makanan yang tepat dan mengatur cara makan, tubuh bisa meningkatkan kadar zat besi secara alami dan kembali lebih berenergi.
Namun, jika keluhan anemia tidak membaik meski sudah memperbaiki pola makan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Cleveland Clinic (2024). Iron-Deficiency Anemia. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22824-iron-deficiency-anemia
Mayo Clinic (2025). Iron deficiency anemia. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355034
Health Direct (2025). Foods high in iron. Available from: https://www.healthdirect.gov.au/foods-high-in-iron
Tracee Cornforth (2025). Top Foods to Eat For Anemia (And What to Avoid). Available from: https://www.verywellhealth.com/treatments-for-iron-deficiency-anemia-3522500