Pernahkah Anda menemukan jamur tumbuh di dinding, lemari, kasur, buku, tas, pakaian, atau barang lain di dalam kamar? Jika ya, kemungkinan besar ruangan tempat tinggal Anda memiliki tingkat kelembapan yang tinggi. Kelembapan berlebih mempercepat pertumbuhan jamur dan lumut di berbagai permukaan, serta menimbulkan bau apek yang sulit hilang meskipun barang sudah dibersihkan.

Sayangnya, tidak banyak orang menyadari bahwa tinggal di ruangan lembap dengan kualitas udara yang buruk dapat berdampak besar pada kualitas tidur dan kesehatan tubuh. Bagi mereka yang memiliki alergi atau gangguan pernapasan, kondisi seperti ini bahkan bisa memperparah gejala yang sudah ada.

Dampak Tinggal di Ruangan Lembap

Ruangan yang lembap umumnya terasa gerah, pengap, dan sering kali disertai bau apek. Kelembapan yang tinggi memicu pertumbuhan jamur, tidak hanya di dinding dan langit-langit, tetapi juga pada berbagai benda di dalam ruangan.

Tinggal di ruangan lembap dapat menyebabkan beberapa dampak negatif bagi kesehatan, di antaranya:

Gangguan pernapasan

Udara lembap menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur, tungau debu, dan bakteri. Saat tidur di ruangan seperti ini, tanpa disadari Anda bisa menghirup spora jamur dan partikel-partikel kecil yang bersifat iritatif.

Akibatnya, saluran pernapasan dapat terganggu, menimbulkan gejala seperti hidung tersumbat atau berair, batuk yang tidak kunjung reda, hingga sesak napas.

Baca Juga: Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang Paling Umum Dialami dan Cara Pencegahannya

Infeksi kulit

Tinggal di ruangan lembap dalam jangka waktu lama juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur pada kulit. Kondisi seperti panu, kurap, dan kutu air lebih mudah terjadi pada orang yang tinggal di lingkungan dengan ventilasi buruk atau paparan kelembapan yang berlebihan.

Aspergillosis

Aspergillosis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus, yang sering ditemukan di lingkungan lembap dan berdebu. Infeksi ini umumnya menyerang paru-paru dan dapat menimbulkan gejala seperti batuk, sesak napas, serta nyeri dada.

Pada kasus yang lebih serius, infeksi dapat menyebar ke organ lain dan berpotensi mengancam jiwa, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh lemah.

Memicu gejala asma

Tinggal di ruangan lembap memang tidak langsung menyebabkan asma, tetapi dapat memicu kambuhnya gejala, terutama pada orang dengan riwayat asma.

Kelembapan tinggi mendorong pertumbuhan jamur yang menyebarkan spora ke udara. Spora dan partikel kecil ini bisa mengiritasi saluran napas, memicu gejala seperti sesak napas, batuk, mengi, hingga dada terasa berat.

Baca Juga: Cara Mencegah Asma Kambuh di Musim Hujan

Cara Menjaga Kelembapan Ruangan

Beberapa kelompok, seperti bayi, anak-anak, lansia, penderita eksim, orang dengan masalah pernapasan, serta individu dengan sistem imun lemah, lebih rentan mengalami dampak negatif dari lingkungan yang lembap.

Untungnya, ada berbagai cara untuk mengurangi kelembapan di dalam ruangan, antara lain:

• Menggunakan dehumidifier untuk menyerap kelembapan berlebih di udara.
• Memastikan ventilasi yang baik, terutama di kamar mandi dan dapur.
• Memperbaiki kebocoran pada atap, pipa, atau tembok yang mudah menyerap air.
• Menghindari kebiasaan menjemur pakaian di dalam ruangan.
• Menggunakan AC dengan pengaturan kelembapan yang sesuai.

Jika Anda mengalami gangguan pernapasan atau masalah kulit yang sulit diatasi saat tinggal di ruangan lembap, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care dengan mengunduhnya di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!