Banyak orang memilih pakaian ketat sebagai bagian dari gaya hidup modern, baik untuk tampil lebih percaya diri maupun untuk menunjang aktivitas fisik seperti olahraga. Namun, meskipun terlihat menarik dan praktis, memakai pakaian yang terlalu ketat dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan.
Efek Memakai Pakaian Ketat pada Kesehatan
Banyak orang memilih pakaian ketat karena berbagai alasan — mulai dari mengikuti tren, merasa lebih nyaman, hingga ingin tampil lebih percaya diri.
Namun, yang perlu diingat adalah batas “ketat” bisa berbeda bagi setiap orang. Beberapa tanda bahwa pakaian yang digunakan terlalu ketat antara lain:
- Muncul kemerahan pada kulit
- Ada bekas tekanan setelah pakaian dilepas
- Iritasi atau gatal pada kulit
- Muncul rasa kesemutan atau mati rasa
- Sulit bernapas dengan lega
- Gerakan tubuh terasa terbatas
Meskipun tampak nyaman dan stylish, memakai pakaian terlalu ketat secara berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti:
Masalah pernapasan
Memakai pakaian atau pakaian dalam yang terlalu ketat dan menekan area dada dalam waktu lama dapat menghambat pernapasan dan mengganggu fungsi paru-paru. Tekanan dari pakaian yang terlalu rapat bisa membuat napas menjadi pendek dan tidak leluasa.
Selain itu, bra olahraga yang terlalu ketat juga dapat menekan aliran darah dan mengganggu metabolisme tubuh, termasuk proses pembakaran kalori selama berolahraga.
Infeksi jamur
Memakai celana dalam, stoking, celana ketat, pakaian renang, atau pakaian dalam lain yang terlalu rapat dapat meningkatkan risiko infeksi jamur di area vulva (bagian luar organ intim wanita).
Hal ini terjadi karena sebagian besar pakaian ketat terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat dengan baik. Saat keringat menumpuk di area vulva dan lipatan kulit, lingkungan menjadi lembap, di mana merupakan kondisi yang ideal bagi jamur untuk tumbuh dan menyebabkan infeksi.
Baca Juga: Pentingnya Segera Mengganti Pakaian saat Berkeringat
Perubahan postur dan gangguan muskuloskeletal
Selain pakaian, penggunaan aksesori seperti ikat pinggang yang terlalu ketat juga dapat memberikan tekanan berlebih pada tulang dan saraf. Tekanan ini bisa menyebabkan panggul menjadi tidak sejajar serta menimbulkan ketidakseimbangan otot seiring waktu.
Selain itu, tekanan pada area perut akibat celana atau ikat pinggang yang terlalu ketat juga dapat membuat tulang belakang menjadi lebih kaku dan mengganggu postur tubuh.
Masalah saraf
Memakai pakaian yang terlalu ketat juga dapat menyebabkan tekanan pada saraf di bagian paha, kondisi ini dikenal sebagai meralgia paresthetica. Tekanan tersebut mengganggu fungsi saraf, sehingga menimbulkan gejala seperti:
- Mati rasa
- Kesemutan
- Nyeri atau sensasi terbakar di sisi luar paha
Gejala biasanya memburuk saat berjalan, berdiri terlalu lama, atau melakukan gerakan tertentu yang menambah tekanan di area panggul dan paha.
Masalah gastrontestinal
Memakai pakaian yang terlalu ketat juga dapat meningkatkan tekanan di dalam perut. Kondisi ini dapat memperburuk gangguan pencernaan seperti refluks asam, di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menimbulkan rasa perih di dada atau tenggorokan.
Bagi penderita sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit radang usus (IBD), atau gangguan pencernaan lainnya, pakaian ketat di area perut sebaiknya dihindari karena dapat memperparah gejala seperti nyeri, kembung, atau rasa tidak nyaman di perut.
Selain itu, tekanan berlebih di perut akibat pakaian ketat juga dapat mengganggu pergerakan usus, sehingga pada beberapa orang bisa menyebabkan sembelit.
Baca Juga: Perlukah Sepatu Khusus untuk Angkat Beban?
Mengganggu kesehatan jantung
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa memakai pakaian terlalu ketat dapat meningkatkan detak jantung dan memberikan tekanan tambahan pada sistem kardiovaskular. Hal ini terjadi karena pakaian yang menekan tubuh dapat menghambat sirkulasi darah dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Masalah hormon dan reproduksi
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa memakai pakaian terlalu ketat dapat memengaruhi hormon perangsang folikel (FSH), yang berperan penting dalam proses reproduksi. Pada pria, hal ini dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma akibat peningkatan suhu di area genital.
Sementara pada wanita, kebiasaan memakai pakaian dalam yang terlalu ketat dapat mengganggu sirkulasi darah di area panggul, sehingga berpotensi menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Memakai pakaian ketat terlalu sering dan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan. Jika Anda tetap ingin mengenakannya, sebaiknya batasi frekuensinya dan hindari pemakaian terlalu lama.
Apabila memiliki pertanyaan seputar kesehatan, Anda bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Bottaro, A. (2025). How Wearing Tight Clothing Regularly Affects Your Health. Available from: https://www.verywellhealth.com/tight-clothing-health-effects-11816719
Coelho, S. (2025). Can Tight Clothing Impact Your Health?. Available from: https://www.healthline.com/health/tight-clothes
Amable, J. (2020). 5 Signs Your Bra Is Definitely Too Tight – and How to Find Your Perfect Size. Available from: https://www.healthline.com/health/tight-bra
Gallagher, G. (2020). Should I Wear Tight Underwear?. Available from: https://www.healthline.com/health/tight-underwear