Kolesterol sering disalahpahami sebagai penyebab utama penyakit jantung. Padahal, tidak semua anggapan tentang kolesterol benar adanya. Mengenal mitos dan fakta kolesterol dapat membantu memahami cara terbaik menjaga keseimbangan kadar kolesterol dalam tubuh.

Mitos Tentang Kolesterol yang Wajib Diketahui

Banyak mitos tentang kolesterol beredar di masyarakat dan sering kali menimbulkan kesalahpahaman hingga membuat orang mengambil keputusan kesehatan yang kurang tepat. Karena itu, penting untuk mengetahui fakta di balik berbagai mitos seputar kolesterol agar dapat menjaga kesehatan dengan lebih bijak.

Mitos 1: Jika memiliki badan kurus tidak perlu khawatir tentang kolesterol

Banyak orang beranggapan bahwa kolesterol tinggi hanya dialami oleh mereka yang memiliki berat badan berlebih. Padahal, faktanya orang dengan tubuh kurus dan aktif pun bisa memiliki kadar kolesterol tinggi.

Faktor seperti genetik, pola makan, usia, jenis kelamin, serta kondisi medis tertentu juga berperan besar dalam menentukan kadar kolesterol. Karena itu, pemeriksaan kolesterol secara rutin tetap penting dilakukan, terlepas dari berapa pun berat badannya.

Mitos 2: Tidak pernah merasakan gejala apapun berarti kolesterol normal

Kolesterol tinggi sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Seseorang bisa saja memiliki kadar kolesterol jahat (LDL) yang sangat tinggi tanpa merasa sakit, lelah, atau menunjukkan tanda fisik tertentu. Karena sifatnya yang tidak terlihat, kolesterol tinggi kerap disebut sebagai “pembunuh diam-diam”.

Satu-satunya cara untuk mengetahui kadar kolesterol dengan pasti adalah melalui tes darah sederhana yang biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin.

Baca Juga: Cara Alami Menurunkan Kolesterol Jahat Tanpa Minum Obat

Mitos 3: Semua kolesterol itu buruk

Ini adalah salah satu kesalahpahaman paling umum di masyarakat. Padahal, tubuh manusia membutuhkan kolesterol agar dapat berfungsi dengan baik.

Kolesterol terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). Tujuan utama pengelolaan kolesterol bukan untuk menghilangkannya sepenuhnya, melainkan menjaga keseimbangan kadar kolesterol dengan menurunkan LDL dan meningkatkan HDL.

Mitos 4: Makanan rendah lemak selalu baik untuk kolesterol

Tidak semua lemak berdampak buruk bagi tubuh. Terlalu berfokus pada konsumsi makanan rendah lemak justru bisa menyesatkan.

Banyak produk rendah lemak mengandung gula tambahan atau karbohidrat olahan yang dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan trigliserida. Sebaliknya, lemak sehat seperti lemak tak jenuh tunggal dan ganda justru membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) serta meningkatkan kolesterol baik (HDL).

Baca Juga: Kolesterol HDL Terlalu Tinggi, Apa Dampaknya?

Mitos 5: Jika sudah minum obat kolesterol tidak perlu menjaga pola makan

Obat penurun kolesterol seperti statin memang terbukti efektif membantu menurunkan kadar kolesterol bagi banyak orang. Namun, mengonsumsi obat bukan berarti Anda bisa bebas makan tanpa memperhatikan pola makan.

Pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, berhenti merokok, dan menjaga berat badan ideal tetap menjadi cara utama dalam mengelola kadar kolesterol dan menjaga kesehatan jantung secara menyeluruh.

Mitos 6: Kolesterol hanya masalah lansia

Meskipun risiko kolesterol tinggi cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, orang muda juga dapat mengalaminya, terutama jika memiliki riwayat hiperkolesterolemia familial atau kolesterol tinggi turunan dalam keluarga. Karena itu, pemeriksaan kolesterol secara rutin tetap penting dilakukan sejak usia muda untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi sejak dini.

Memahami fakta di balik mitos kolesterol dapat membantu Anda menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Lakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kadar kolesterol Anda.

Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kolesterol, Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!