Sekilas, rubella (campak Jerman) dan rubeola (campak) memang terdengar mirip karena sama-sama ditandai dengan ruam dan demam. Namun, keduanya adalah penyakit yang berbeda, dengan penyebab, gejala, serta dampak kesehatan yang tidak sama.
Artikel berikut membahas perbedaan antara rubella (campak Jerman) dan rubeola (campak).
Perbedaan Antara Rubella dan Rubeola
Rubella (campak Jerman) sekilas memang tampak mirip dengan rubeola (campak) karena memiliki gejala yang hampir sama. Namun, untuk memastikan perbedaan di antara keduanya dan menentukan penanganan yang tepat, diperlukan pemeriksaan medis secara menyeluruh.
Berikut perbedaan antara campak Jerman dan campak biasa:
Rubella (Campak Jerman)
Rubella atau campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh rubivirus (RuV). Gejalanya ditandai dengan ruam yang biasanya muncul pertama kali di wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Penyakit ini dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa, tetapi menjadi sangat berbahaya bila dialami oleh bayi baru lahir. Rubella bisa menular dari ibu hamil ke janin selama kehamilan. Infeksi virus ini berisiko menyebabkan gangguan serius pada perkembangan otak, jantung, penglihatan, hingga pendengaran pada bayi.

Gejala rubella umumnya ringan dan sering tidak disadari. Beberapa tanda yang dapat muncul meliputi:
- Ruam merah yang bermula di wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh
- Demam ringan
- Sakit tenggorokan
Ruam sering menjadi gejala awal rubella yang perlu diwaspadai, terutama pada ibu hamil. Jika ibu hamil terinfeksi rubella, janin berisiko ikut tertular. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko keguguran atau menimbulkan sindrom rubella kongenital, yang dapat menyebabkan:
- Gangguan pendengaran (tuli)
- Katarak
- Kelainan jantung bawaan
- Gangguan perkembangan
- Kerusakan hati dan limpa
Penanganan rubella biasanya bersifat suportif, yaitu dengan memperbanyak istirahat, mencukupi kebutuhan cairan, serta mengonsumsi obat pereda nyeri atau demam bila diperlukan.
Baca Juga: Bukan Hanya Melalui Droplet, Begini Penularan Campak yang Perlu Diwaspadai
Rubeola (Campak)
Jika dibandingkan dengan rubella, campak atau rubeola lebih mudah menular. Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxovirus yang menyebar melalui percikan air liur saat penderita batuk, bersin, atau melalui kontak langsung.
Gejala campak yang umum muncul antara lain:
- Demam tinggi
- Batuk
- Pilek
- Ruam merah yang menyebar ke seluruh tubuh
- Bercak Koplik, yaitu bintik putih kebiruan yang khas di dalam rongga mulut

Bercak Koplik biasanya muncul 2–3 hari setelah gejala awal campak, seperti demam, batuk, dan pilek. Bercak ini terlihat di bagian dalam pipi dan menjadi tanda khas awal campak.
Beberapa hari setelah bercak Koplik muncul, ruam merah mulai timbul di wajah lalu menyebar ke leher, lengan, dan kaki. Sama seperti pada rubella, ruam campak umumnya tidak mengenai telapak tangan maupun telapak kaki. Setelah beberapa hari, ruam akan memudar secara bertahap mengikuti urutan kemunculannya.
Namun, gejala campak biasanya lebih berat dibandingkan rubella dan dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.

Baca Juga: Kenali Gejala dan Penanganan Penyakit Campak pada Bayi
Campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:
- Pneumonia (infeksi paru)
- Ensefalitis
- Kematian
- Infeksi telinga tengah
Penanganan campak umumnya bersifat suportif, karena penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya seiring waktu. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Istirahat cukup untuk membantu tubuh melawan infeksi
- Mengonsumsi makanan bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh
- Memenuhi kebutuhan cairan, misalnya dengan minum air putih, sup berkaldu, atau minuman yang mengandung elektrolit
- Mengatasi demam dan nyeri dengan obat penurun panas atau pereda nyeri yang dijual bebas di apotek sesuai aturan pakai
Pencegahan Rubella dan Rubeola
Rubella dan rubeola sama-sama disebabkan oleh virus, dan hingga kini belum ada obat khusus untuk menyembuhkannya. Karena itu, pencegahan menjadi langkah terbaik, yaitu melalui vaksinasi.
Vaksin MMR (measles, mumps, rubella) direkomendasikan untuk diberikan pada anak usia 12–15 bulan, kemudian diulang pada usia 4–6 tahun. Vaksin ini terbukti efektif melindungi tubuh dari infeksi serta mencegah komplikasi serius akibat campak dan rubella.
Selain vaksinasi, penting juga untuk menghindari kontak langsung dengan penderita, menjaga kebersihan tangan, serta tidak berbagi barang pribadi dengan orang yang sedang sakit.
Rubella dan rubeola memang tampak mirip secara sekilas, tetapi keduanya disebabkan oleh virus yang berbeda dengan gejala, tingkat penularan, dan risiko komplikasi yang juga berbeda.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar rubella atau campak, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Zimlich, R. (2025). Rubella vs. Rubeola: Symptoms, Pictures, Treatment, and More. Available from: https://www.healthline.com/health/what-is-the-difference-between-rubella-and-rubeola
Robinson, M, (2024). Rubella vs. Rubeola (Measles): How to Spot the Differences, With Images. Available from: https://www.goodrx.com/conditions/measles/rubella-vs-rubeola
martin, L. (2024). What to know about rubella versus rubeola. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/rubella-versus-rubeola#
Ngo, P. (2024). What is the difference between rubella, rubeola, and roseola?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/rubella-vs-rubeola-vs-roseola#similar-symptoms