Gejala Claustrophobia dan Penanganannya

Gejala Claustrophobia dan Penanganannya
Ilustrasi di ruangan sempit. Credit: Freepik

Bagikan :


Berada di ruang sempit dan tertutup seperti lift, terowongan, atau ruang pemeriksaan medis yang menyerupai tabung bisa membuat sebagian orang merasa tidak nyaman. Jika Anda mengalami ketakutan atau kecemasan berlebihan saat berada di tempat-tempat tersebut, kondisi ini dapat mengarah pada claustrophobia.

 

Apa Itu Claustrophobia?

Merasa takut terhadap sesuatu yang dianggap tidak nyaman atau berpotensi membahayakan adalah hal yang wajar. Namun, ketika rasa takut tersebut menjadi berlebihan dan tidak rasional terhadap hal yang sebenarnya tidak berbahaya, kondisi ini dikenal sebagai fobia. Claustrophobia adalah ketakutan intens terhadap ruang yang terbatas atau tertutup.

Orang dengan claustrophobia dapat merasa sangat takut dan cemas ketika berada dalam situasi seperti:

  • Terkunci di ruangan tanpa jendela
  • Terjebak di lift yang penuh sesak
  • Mengemudi di jalan raya yang macet

Baca Juga: Penyebab dan Penanganan Somniphobia, Ketakutan untuk Tidur

 

Penyebab Claustrophobia

Penyebab pasti claustrophobia belum sepenuhnya dipahami. Para ahli menduga kondisi ini berkaitan dengan pengalaman buruk di masa kecil, seperti:

  • Mengalami peristiwa traumatis saat kanak-kanak
  • Mengalami kejadian pemicu setelah masa kanak-kanak
  • Terpapar perilaku atau ketakutan claustrophobia dari orang tua

Pengalaman tersebut diyakini dapat memengaruhi kerja amigdala, bagian otak yang berperan dalam memproses rasa takut dan cemas, sehingga memicu respons ketakutan yang berlebihan. Selain itu, faktor genetik tertentu juga dapat meningkatkan risiko claustrophobia jika seseorang memiliki mutasi gen yang terkait dengan respons kecemasan.

 

Tanda-Tanda dan Gejala Claustrophobia

Seseorang yang mengalami claustrophobia mungkin menunjukkan beberapa perilaku berikut:

  • Menghindari situasi atau lokasi pemicu, seperti lift, kereta bawah tanah, atau kerumunan
  • Secara otomatis dan kompulsif mencari pintu keluar setiap kali memasuki ruangan
  • Merasa takut atau cemas ketika pintu akan tertutup saat berada di dalam ruangan
  • Lebih memilih berdiri di dekat pintu keluar saat berada di tempat ramai
  • Menghindari prosedur medis yang melibatkan ruang sempit, seperti pemeriksaan MRI

Selain perilaku tersebut, claustrophobia juga dapat menimbulkan gejala fisik dan emosional yang mirip dengan serangan panik, seperti:

Gejala fisik

  • Berkeringat atau gemetar
  • Dada terasa sesak atau detak jantung menjadi cepat
  • Sesak napas atau napas menjadi cepat
  • Meriang, wajah memerah, atau terasa panas
  • Sensasi seperti tersedak
  • Mulut terasa sakit atau tegang
  • Mulas atau muncul sensasi ‘kupu-kupu’ di perut
  • Pusing, kepala terasa ringan, atau hampir pingsan
  • Mulut kering
  • Merasa bingung atau disorientasi
  • Mati rasa atau kesemutan
  • Telinga berdenging
  • Menangis atau mengamuk karena panik

Gejala emosional

  • Takut kehilangan kendali
  • Takut akan pingsan
  • Rasa takut yang muncul tiba-tiba dan sangat intens
  • Merasa harus segera meninggalkan lokasi tersebut
  • Menyadari bahwa ketakutan tidak rasional, tetapi tetap tidak mampu mengendalikannya
  • Muncul pikiran takut mati ketika berada di ruang sempit

Baca Juga: Autophobia, Takut Akan Kesendirian, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

 

Penanganan Claustrophobia

Ketika menghadapi serangan panik akibat claustrophobia, Anda dapat menenangkan diri dengan melakukan langkah-langkah berikut:

  • Tarik napas perlahan dan dalam, lalu hitung sampai tiga setiap kali menghirup dan menghembuskan napas
  • Fokus pada sesuatu yang membuat Anda merasa aman
  • Ingatkan diri bahwa rasa takut dan kecemasan ini akan berlalu
  • Hadapi pemicunya sambil menanamkan pemahaman bahwa ketakutan yang muncul sebenarnya tidak rasional

Penting untuk tidak melawan serangan panik saat sedang terjadi. Semakin Anda berusaha menolak rasa takut tersebut, kecemasan justru dapat meningkat dan memperparah serangan.

Untuk jangka panjang, claustrophobia dapat ditangani dengan berbagai jenis terapi, seperti:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT)
  • Terapi perilaku rasional-emotif (REBT)
  • Teknik relaksasi dan visualisasi
  • Terapi pemaparan
  • Penggunaan obat-obatan sesuai anjuran dokter

 

Claustrophobia adalah rasa takut berlebihan terhadap ruang yang sempit atau tertutup. Pada sebagian orang, kondisi ini juga dapat muncul saat berada di tengah kerumunan. Jika memiliki pertanyaan seputar gangguan kecemasan, Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Senin, 24 November 2025 | 12:39

Cleveland Clinic. Claustrophobia (Fear of Enclosed Spaces). Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21746-claustrophobia

NHS. Claustrophobia. Available from: https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/claustrophobia/

Better Health. Claustrophobia. Available from: https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/claustrophobia

Scaccia, A. (2023). Everything You Should Know About Claustrophobia. Available from: https://www.healthline.com/health/claustrophobia#definition