Tanda-Tanda dan Penyebab bila Mengalami Osteopenia

Tanda-Tanda dan Penyebab bila Mengalami Osteopenia
Ilustrasi pemeriksaan osteopenia. Credits: Freepik

Bagikan :


Osteopenia berbeda dengan osteoporosis. Kondisi ini ditandai oleh penurunan kepadatan tulang yang berada di bawah kadar normal.

Meskipun sering dianggap sebagai tahap awal menuju osteoporosis, osteopenia sebenarnya merupakan tanda peringatan dini bahwa tulang mulai melemah dan berisiko mengalami patah tulang. Sayangnya, kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas, sehingga banyak orang baru menyadarinya setelah mengalami cedera ringan yang berakhir dengan patah tulang.

 

Penyebab Utama Osteopenia

Penyebab utama osteopenia adalah proses penuaan. Sepanjang hidup, tulang terus mengalami regenerasi, yaitu proses di mana jaringan tulang lama dihancurkan dan digantikan oleh jaringan baru.

Pada usia sekitar 25–30 tahun, seseorang mencapai puncak massa tulang. Setelah melewati usia tersebut, pembentukan tulang mulai melambat sementara proses penghancurannya tetap berlangsung. Akibatnya, kepadatan tulang secara bertahap menurun dan risiko osteopenia pun meningkat.

Beberapa faktor yang mempercepat penurunan kepadatan tulang di antaranya:

Perubahan hormon

Pada wanita, penurunan kadar estrogen setelah menopause menjadi salah satu faktor utama terjadinya penurunan kepadatan tulang. Hormon estrogen berperan penting dalam menjaga keseimbangan proses pembentukan dan penghancuran tulang. Karena itu, wanita yang mengalami menopause dini (sebelum usia 45 tahun) memiliki risiko lebih tinggi mengalami osteopenia maupun osteoporosis.

Sementara pada pria, kadar hormon testosteron yang rendah juga dapat memicu penurunan massa tulang dan meningkatkan risiko kerapuhan tulang seiring bertambahnya usia.

Gaya hidup

Faktor gaya hidup juga berperan penting dalam kesehatan tulang. Kurangnya asupan kalsium dan vitamin D, minimnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, serta berat badan yang terlalu rendah atau berlebihan dapat memengaruhi kepadatan tulang dan mempercepat terjadinya osteopenia.

Baca Juga: 6 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Dapat Memicu Osteoporosis

Kondisi kesehatan tertentu

Beberapa penyakit kronis juga dapat memengaruhi metabolisme tulang dan menurunkan kepadatannya. Kondisi seperti rheumatoid arthritis, gangguan pencernaan, diabetes tipe 1 dan tipe 2, penyakit hati, penyakit ginjal kronis, serta anoreksia nervosa dapat mengganggu proses pembentukan tulang dan mempercepat hilangnya massa tulang.

Penggunaan obat jangka panjang

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat berkontribusi terhadap penurunan kepadatan tulang. Kortikosteroid, jika digunakan dalam jangka panjang, dapat menghambat proses pembentukan tulang dan meningkatkan risiko osteopenia.

Selain itu, obat yang digunakan untuk mengobati kanker payudara atau kanker prostat juga dapat memengaruhi keseimbangan hormon yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang.

 

Tanda-Tanda Mengalami Osteopenia

Salah satu ciri khas osteopenia adalah tidak adanya gejala yang spesifik. Kondisi ini sering disebut sebagai silent disease karena tidak menimbulkan rasa sakit, pembengkakan, atau tanda fisik yang bisa dirasakan secara langsung.

Sebagian besar orang baru mengetahui bahwa mereka mengidap osteopenia setelah menjalani pemeriksaan kepadatan tulang atau setelah mengalami patah tulang akibat benturan ringan, misalnya terjatuh dari ketinggian rendah, atau bahkan hanya karena bersin keras.

Baca Juga: Ketahui Cara Mengatasi Osteopenia

 

Kapan Perlu ke Dokter?

Pemeriksaan kepadatan tulang merupakan metode standar untuk mendiagnosis osteopenia. Hasil pemeriksaan ini dibandingkan dengan kepadatan tulang orang sehat berusia muda dan dinyatakan dalam bentuk skor T. Nilai skor T antara -1 hingga -2,5 menunjukkan adanya osteopenia.

Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pemeriksaan kepadatan tulang apabila:

  • Berusia di atas 50 tahun dan pernah mengalami patah tulang akibat cedera ringan.
  • Memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan osteoporosis, menopause dini, atau penggunaan obat steroid jangka panjang.
  • Mengalami penurunan tinggi badan secara signifikan atau postur tubuh yang mulai membungkuk.

 

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai pemeriksaan dan pencegahan osteopenia, Anda dapat memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 10 Oktober 2025 | 10:54

Cleveland Clinic (2024). Osteopenia. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21855-osteopenia 

WebMD (2024). What Is Osteopenia?. Available from: https://www.webmd.com/osteoporosis/osteopenia-early-signs-of-bone-loss 

Health Direct (2024). Osteopenia. Available from: https://www.healthdirect.gov.au/osteopenia