Kanker tenggorokan sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, atau kebiasaan minum minuman yang terlalu panas. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa infeksi virus HPV (Human Papillomavirus) juga dapat menjadi salah satu penyebab kanker tenggorokan.
Virus ini dapat menyebar melalui berbagai cara, termasuk kontak seksual seperti seks oral. Lantas, benarkah seks oral bisa memicu kanker tenggorokan? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Hubungan Seks Oral Dengan Kanker Tenggorokan
Seks oral adalah aktivitas seksual yang melibatkan stimulasi organ genital pasangan menggunakan mulut, bibir, atau lidah. Kegiatan ini bisa mencakup stimulasi pada penis, vagina, vulva, klitoris, maupun anus.
Seks oral dikenal sebagai salah satu jalur penularan infeksi menular seksual (IMS) seperti sifilis, gonore, hingga infeksi usus. Selain itu, aktivitas ini juga dapat menjadi media penularan virus HPV (Human Papillomavirus), yang tidak hanya berkaitan dengan kanker serviks, tetapi juga berpotensi menyebabkan kanker tenggorokan.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah penelitian mengungkapkan adanya hubungan langsung antara infeksi HPV dan meningkatnya kasus kanker tenggorokan, terutama di bagian orofaring (belakang tenggorokan, termasuk pangkal lidah dan amandel).
Baca Juga: Mengenal Dental Dam, Pelindung Mulut untuk Seks Oral
HPV tipe 16 (HPV-16) merupakan jenis yang paling sering dikaitkan dengan kanker orofaring. Virus ini dapat menginfeksi jaringan getah bening di sekitar orofaring dan, seiring waktu, akan berkembang menjadi kanker.
Perlu dicatat bahwa infeksi HPV tidak langsung berubah menjadi kanker dalam waktu singkat. Virus ini bisa berada dalam keadaan dorman (istirahat) selama bertahun-tahun.
Jika sistem kekebalan melemah dan virus mulai aktif kembali, virus bisa berintegrasi ke dalam DNA sel tubuh, menyebabkan mutasi yang memicu pertumbuhan sel tidak normal hingga akhirnya berkembang menjadi kanker. Inilah sebabnya, kanker orofaring akibat HPV sering ditemukan pada kelompok usia lanjut.
Kebiasaan sering berganti pasangan dalam aktivitas seks oral juga meningkatkan risiko. Penelitian pada tahun 2021 menemukan bahwa orang yang memiliki lima atau lebih pasangan seks oral memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi terkena kanker orofaring dibandingkan mereka yang tidak melakukan seks oral. Semakin sering berganti pasangan, maka risiko terkena kanker tenggorokan atau orofaring juga semakin meningkat.
Baca Juga: Mengurangi Risiko Infeksi Penyakit saat Melakukan Seks Oral
Cara Mencegah Kanker Tenggorokan Akibat HPV
Melakukan seks oral dengan cara yang aman, seperti menggunakan kondom atau dental dam dapat membantu mengurangi risiko penularan HPV. Namun, cara terbaik mencegahnya adalah dengan tidak melakukan seks oral sama sekali.
Karena infeksi HPV dapat berkembang secara perlahan dan seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah pencegahan sejak dini.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker tenggorokan akibat HPV, antara lain:
-
Mendapatkan vaksin HPV
Vaksin HPV sangat dianjurkan, terutama sebelum seseorang terpapar virus. Vaksin ini efektif melindungi dari jenis-jenis HPV yang paling berisiko menyebabkan kanker, termasuk kanker tenggorokan. -
Menghindari konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker tenggorokan. Penelitian menunjukkan bahwa kandungan etanol dalam alkohol dapat memicu perubahan sel yang berbahaya. -
Berhenti merokok atau menggunakan produk tembakau
Rokok mengandung zat kimia beracun yang dapat merusak jaringan tubuh dan menyebabkan mutasi sel, yang pada akhirnya bisa berkembang menjadi kanker. -
Menjaga pola makan dan berat badan ideal
Konsumsi makanan bergizi seimbang dan menjaga berat badan yang sehat turut membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan menurunkan risiko berbagai jenis kanker. -
Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan seksual
Pemeriksaan secara berkala membantu mendeteksi infeksi menular seksual, termasuk HPV, sejak dini sehingga penanganan dapat dilakukan sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Seks oral tidak dapat secara langsung menyebabkan kanker tenggorokan, namun melakukan seks oral tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi HPV dapat meningkatkan risiko terkena kanker tenggorokan. Gejala infeksi HPV atau kanker tenggorokan terkadang tidak terlihat jelas di tahap awal. Sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda.
Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan seksual dan risiko kanker, Anda juga dapat memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang dapat diunduh melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Felman, A. (2024). Does oral sex cause throat cancer?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/261453#
Kassel, G. (2023). You Can’t Get Cancer from Oral Sex — but It May Increase Your Risk. Available from: https://www.healthline.com/health/can-you-get-cancer-from-oral-sex
Sulliivan, K. (2023). Throat Cancers Caused by HPV Are on the Rise, But It’s About More Than Oral Sex. Available from: https://www.everydayhealth.com/oral-head-neck-cancer/throat-cancers-caused-by-hpv-are-on-the-rise-but-its-about-more-than-oral-sex/
Edwards, J. (2023). 6 Steps to Preventing Oral Cancer. Available from: https://www.healthline.com/health/oral-cancer/how-to-prevent-oral-cancer