Seiring meningkatnya kasus chikungunya di berbagai daerah, banyak mitos berkembang di masyarakat yang bisa menyesatkan dan menghambat upaya pencegahan maupun pengobatan yang tepat.
Apa saja mitos-mitos tersebut dan bagaimana fakta sebenarnya? Simak ulasannya dalam artikel berikut.
Mitos dan Fakta Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Meskipun tidak mematikan, chikungunya dapat menimbulkan gejala yang sangat mengganggu, terutama nyeri sendi yang hebat dan berkepanjangan.
Mitos 1: Chikungunya Sama dengan Demam Berdarah
Banyak orang mengira chikungunya dan demam berdarah adalah penyakit yang sama karena keduanya ditularkan oleh jenis nyamuk yang sama. Namun, kedua penyakit ini disebabkan oleh virus berbeda dengan karakteristik yang berbeda pula.
Chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV), sedangkan demam berdarah disebabkan oleh virus dengue. Karena gejalanya mirip, diagnosis yang akurat hanya dapat diperoleh melalui tes darah di laboratorium.
Mitos 2: Chikungunya Bisa Menular Langsung dari Orang ke Orang
Chikungunya tidak menular melalui kontak langsung antar manusia. Penularannya hanya terjadi melalui gigitan nyamuk yang sebelumnya menggigit penderita chikungunya. Artinya, Anda tidak akan tertular chikungunya hanya dengan berada di dekat penderita, memegang barangnya, atau merawatnya.
Mitos 3: Chikungunya Hanya Menyerang Orang Tua atau Lansia
Chikungunya tidak hanya menyerang orang tua atau lansia, tetapi dapat menyerang semua usia, termasuk bayi, anak-anak, dan dewasa. Namun, lansia dan orang dengan penyakit bawaan cenderung mengalami gejala yang lebih berat.
Baca Juga: Waspada Tanda dan Gejala Chikungunya
Mitos 4: Nyeri Sendi Akibat Chikungunya Akan Sembuh Dalam Beberapa Hari
Salah satu kesalahpahaman umum tentang chikungunya adalah anggapan bahwa nyeri sendi akan hilang dengan cepat. Padahal, nyeri sendi akibat chikungunya bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Pada beberapa orang, gejala ini dapat menjadi kronis dan menyerupai rheumatoid arthritis.
Mitos 5: Tidak Ada Obat untuk Chikungunya, Lebih Baik Mengandalkan Obat Tradisional
Memang belum ada vaksin atau obat antivirus khusus untuk chikungunya. Namun, pengobatan yang tersedia dapat membantu meredakan gejala secara efektif.
Obat tradisional atau herbal boleh digunakan sebagai pelengkap, tetapi tidak boleh menggantikan perawatan medis yang dianjurkan dokter, seperti istirahat cukup, konsumsi cairan yang cukup, penggunaan obat pereda demam dan nyeri, serta menghindari obat NSAID (Nonsterodial Anti-Inflammatory Drugs).
Baca Juga: Pengobatan dan Pencegahan Chikungunya
Mitos 6: Antibiotik Dibutuhkan untuk Mengatasi Chikungunya
Faktanya, antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi chikungunya karena penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV). Antibiotik hanya efektif melawan infeksi bakteri, namun tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus. Mengonsumsi antibiotik untuk penyakit yang disebabkan virus tidak memberikan manfaat dalam membunuh penyebab penyakit.
Oleh karena itu, memahami mitos dan fakta tentang chikungunya sangat penting. Meski bukan penyakit yang mematikan, dengan pengetahuan yang tepat, penyebaran chikungunya dapat dikendalikan.
Jika memiliki pertanyaan lain terkait chikungunya, Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Cleveland Clinic (2024). Chikungunya. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/25083-chikungunya
WHO (2025). Chikungunya. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/chikungunya
Health Direct (2025). Chikungunya virus. Available from: https://www.healthdirect.gov.au/chikungunya-virus
Cleveland Clinic (2022). Dengue Fever. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17753-dengue-fever
Cleveland Clinic (2023). Antibiotics. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/16386-antibiotics