Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang cukup umum pada bayi laki-laki, di mana lubang saluran urine tidak berada di ujung penis seperti seharusnya. Kondisi ini dapat memengaruhi cara bayi buang air kecil. Jika tidak ditangani dengan tepat, hipospadia berisiko menimbulkan gangguan pada fungsi seksual dan kesuburan di kemudian hari.

Yuk ketahui lebih lanjut mengenai hipospadia, dan apa yang perlu dilakukan bila mengalaminya.

Apa itu Hipospadia?

Hipospadia adalah kelainan bawaan pada bayi laki-laki, di mana lubang uretra (saluran kencing) tidak terletak di ujung penis seperti seharusnya, melainkan berada di bagian bawah penis.

Uretra berfungsi membawa urine dari kandung kemih keluar dari tubuh. Pada kondisi normal, lubang uretra terletak di ujung kepala penis. Namun, pada bayi dengan hipospadia, lubang ini bisa muncul di berbagai lokasi di sepanjang sisi bawah penis — mulai dari dekat ujung penis, di tengah batang penis, hingga mendekati perineum, yaitu area antara skrotum dan anus.

Penyebab pasti hipospadia belum sepenuhnya diketahui. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat gangguan pembentukan penis saat masa perkembangan janin di dalam kandungan. Dalam perkembangan normal, uretra seharusnya menutup dan memanjang hingga ke ujung penis. Bila proses ini terganggu, hipospadia bisa terjadi.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipospadia antara lain kehamilan di usia lanjut, obesitas saat hamil, serta paparan bahan kimia tertentu selama kehamilan.

Baca Juga: Ciri-Ciri Penis yang Normal dan Sehat

Jenis-Jenis Hipospadia

Hipospadia memiliki beberapa jenis yang diklasifikasikan berdasarkan letak lubang uretra. Masing-masing jenis menunjukkan tingkat keparahan yang berbeda, antara lain:

1. Hipospadia glandular
   Merupakan jenis hipospadia paling ringan, di mana lubang uretra terletak di kepala penis, tetapi tidak tepat di ujungnya.

2. Hipospadia koronal
   Pada jenis ini, lubang uretra berada di tepi korona glandis, yaitu bagian yang menyerupai mahkota di pangkal kepala penis.

3. Hipospadia subkoronal
   Lubang uretra terletak sedikit di bawah korona, tetapi masih cukup dekat dengan kepala penis.

4. Hipospadia midshaft
   Lubang uretra terletak di bagian tengah batang penis. Jenis ini tergolong lebih berat dibandingkan tipe-tipe sebelumnya.

5. Hipospadia penoskrotal
   Lubang uretra berada di area pertemuan antara penis dan skrotum, menandakan bentuk hipospadia yang lebih serius.

6. Hipospadia perineal
   Merupakan bentuk hipospadia paling berat, di mana lubang uretra berada di area perineum, yaitu antara skrotum (kantong buah zakar) dan anus.

Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda dan Penyebab Mikropenis

Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

Kabar baiknya, hipospadia dapat diatasi secara efektif melalui tindakan operasi. Operasi koreksi biasanya dilakukan saat bayi berusia antara 6 hingga 18 bulan.

Tujuan dari operasi ini adalah untuk memindahkan lubang uretra ke posisi yang seharusnya, memperbaiki kelengkungan penis (jika ada), serta membentuk penampilan penis yang lebih normal.

Dengan penanganan yang tepat, sebagian besar anak yang menjalani operasi dapat buang air kecil dengan normal dan memiliki fungsi reproduksi yang baik saat dewasa.

Penanganan hipospadia sejak dini melalui prosedur medis yang tepat dapat membantu anak tumbuh sehat. Jika anak menunjukkan tanda-tanda hipospadia, segera konsultasikan ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang dapat diunduh melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!