Bruxism atau kebiasaan menggeretakkan gigi, dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Pada sebagian anak, kebiasaan ini bisa hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Namun, pada orang dewasa, bruxism sering kali bertahan dan bahkan bisa menimbulkan keluhan tertentu.

Artikel berikut membahas penyebab serta cara menghentikan kebiasaan bruxism agar tidak menimbulkan masalah pada gigi dan rahang.

Penyebab Bruxism

Bruxism adalah kondisi ketika seseorang menggeretakkan atau mengatupkan gigi secara tidak sadar, baik saat terjaga maupun ketika tidur. Pada bruxism saat tidur, penderitanya biasanya tidak menyadari kebiasaan ini hingga diberitahu oleh orang lain yang mendengar suara gigi bergesekan di malam hari.

Penyebab pasti seseorang menggeretakkan gigi belum diketahui dengan jelas. Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan berbagai faktor, antara lain:

• Stres dan kecemasan
• Gangguan tidur
• Hiperaktivitas
• Ketidaksejajaran gigi
• Penggunaan obat-obatan tertentu
• Kebiasaan merokok
• Konsumsi alkohol atau zat adiktif

Baca Juga: Mengenal Bruxism, Kebiasaan Menggeretakkan Gigi pada Anak-Anak dan Dewasa

Cara Mengatasi Kebiasaan Menggeretakkan Gigi (Bruxism)

Menyadari ketika melakukan bruxism

Bruxism tidak selalu terjadi saat tidur. Kebiasaan menggeretakkan gigi juga bisa muncul di siang hari, terutama ketika seseorang sedang fokus, tegang, atau sibuk dengan aktivitas tertentu.

Jika menyadari sedang menggeretakkan gigi, cobalah untuk merilekskan rahang dan memberi jarak antar gigi. Lakukan aktivitas pengalih perhatian seperti membaca, menulis, atau mencoret-coret kertas agar ketegangan berkurang.

Menerapkan rutinitas tidur yang sehat

Kamar tidur yang tenang dan bebas dari perangkat elektronik dapat membantu tubuh lebih rileks, sehingga menurunkan kecemasan yang menjadi salah satu penyebab bruxism.

Gunakan lampu redup menjelang tidur, pastikan tempat tidur bersih, dan hindari barang-barang yang mengganggu posisi tidur. Menambahkan rutinitas sederhana seperti minum teh herbal sebelum tidur juga dapat membantu Anda tidur lebih nyenyak.

Latihan relaksasi

Mengelola stres dapat membantu meredakan bruxism yang dipicu oleh stres dan kecemasan. Beberapa teknik relaksasi yang bisa dicoba antara lain:

• Yoga
• Latihan pernapasan
• Pijat pada area kepala dan leher
• Kompres hangat di rahang, wajah, atau leher
• Latihan taichi
• Meditasi

Menggunakan alat oklusal

Pemakaian alat oklusal, yaitu alat bantu yang dipasang di gigi, dapat membantu mengurangi kebiasaan bruxism. Alat ini berfungsi melindungi permukaan gigi, memperbaiki gigitan, serta mencegah gesekan berulang yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.

Baca Juga: Apakah Gigi Bungsu Harus Dicabut?

Akupunktur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknik akupunktur dan latihan relaksasi dapat membantu meredakan bruxism. Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan manfaat dan efektivitas akupunktur dalam menangani kondisi ini.

Botox

Pada beberapa kasus, bruxism dapat memerlukan suntikan Botox (toksin botulinum) untuk membantu merelaksasi otot rahang, meredakan nyeri, dan mengurangi kekakuan otot. Terapi ini juga bisa menurunkan frekuensi kebiasaan mengatup atau menggeretakkan gigi secara tidak sadar. Namun, penanganan dengan Botox umumnya lebih mahal dibandingkan metode pengobatan lainnya.

Bruxism merupakan kebiasaan yang dapat berkembang sejak usia anak-anak. Jika Anda mengalami bruxism saat dewasa dan merasa terganggu dengan kebiasaan tersebut sebaiknya periksakan ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store. 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!