Renang dikenal sebagai olahraga berdampak rendah yang bermanfaat untuk memperkuat jantung dan meningkatkan sirkulasi darah. Namun, bagi penderita penyakit jantung yang menggunakan alat pacu jantung (pacemaker), aktivitas ini perlu dilakukan dengan kehati-hatian khusus.
Bolehkah Pengguna Alat Pacu Jantung (Pacemaker) Berenang?
Alat pacu jantung atau pacemaker merupakan perangkat kecil bertenaga listrik yang berfungsi membantu jantung berdetak dengan ritme yang teratur, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh tetap optimal.
Dokter umumnya merekomendasikan penggunaan alat ini bagi pasien dengan gagal jantung, gangguan konduksi listrik jantung, takikardia (denyut jantung terlalu cepat), atau bradikardia (denyut jantung terlalu lambat).
Pemasangan pacemaker dilakukan dengan cara menanamkan alat di bawah kulit, tepat di bawah tulang selangka. Dari alat tersebut, terdapat kabel-kabel tipis (elektroda) yang terhubung langsung ke jantung. Setelah terpasang, pacemaker akan mengirimkan impuls listrik kecil yang membantu jantung berkontraksi secara teratur dan efektif.
Baca Juga: Bolehkah Berenang Setelah Makan?
Setelah pemasangan alat pacu jantung, pasien disarankan menghindari aktivitas berat selama 2–3 minggu agar area operasi dapat pulih dengan baik. Aktivitas berat mencakup semua gerakan yang meningkatkan detak jantung dan melibatkan banyak otot tubuh, seperti:
- Berlari
- Jogging
- Mengangkat beban lebih dari 4,5 kg
- Memutar tubuh secara berlebihan
- Membungkuk terlalu sering
Bagi yang ingin kembali berenang, sebaiknya tunda setidaknya 1 bulan setelah pemasangan pacemaker untuk menghindari risiko infeksi pada area sayatan.
Prosedur pemasangan alat pacu jantung melibatkan sayatan di dada, sehingga penting memastikan luka operasi benar-benar kering dan sembuh sepenuhnya sebelum kembali ke kolam renang. Namun, mandi biasanya sudah diperbolehkan 4–5 hari setelah operasi, asalkan luka tetap dijaga agar tidak terendam air terlalu lama.
Setelah mendapat izin dari dokter untuk berenang kembali, hindari gaya kupu-kupu (butterfly stroke). Gaya ini melibatkan gerakan intens pada bahu dan dada yang dapat menyebabkan jepitan klavikula, yaitu terjepitnya kabel pacemaker di antara tulang selangka dan tulang rusuk. Kondisi ini bisa mengganggu fungsi alat pacu jantung dan menurunkan efektivitasnya.
Baca Juga: Kapan Tepatnya Perlu Menggunakan Alat Pacu Jantung?
Tips Olahraga bagi Pengguna Alat Pacu Jantung
Pengguna alat pacu jantung sebaiknya menunda aktivitas berat atau olahraga intens hingga luka operasi benar-benar pulih. Selama masa pemulihan, aktivitas ringan tetap diperbolehkan untuk menjaga kebugaran tubuh, seperti berjalan kaki, berkebun, yoga, atau pilates.
Bagi Anda yang ingin memulai olahraga, berikut ini beberapa tips yang bisa diterapkan:
Ketahui intensitas olahraga
Sebelum mulai berolahraga, dokter biasanya akan menyarankan tes treadmill untuk melihat seberapa kuat dan aman jantung bekerja saat beraktivitas.
Dari hasil tes tersebut, dokter dapat mengetahui batas aman Anda saat berolahraga. Jika selama tes muncul gejala seperti sesak, pusing, atau tekanan darah tidak naik dengan normal, berarti Anda sebaiknya berolahraga dengan intensitas lebih ringan dari batas tersebut.
Hindari olahraga berat
Alat pacu jantung memerlukan waktu sekitar empat hingga enam minggu untuk berfungsi dengan baik di dalam tubuh. Selama masa pemulihan ini, hindari menggerakkan lengan secara berlebihan di sisi tempat alat pacu jantung dipasang.
Aktivitas seperti latihan beban, olahraga kardio intens, atau gerakan yang banyak melibatkan lengan sebaiknya ditunda terlebih dahulu agar tidak mengganggu proses penyembuhan. Setelah kondisi pulih sepenuhnya, latihan kardio ringan hingga sedang umumnya aman dilakukan, asalkan tetap berada di bawah batas intensitas yang memicu detak jantung tidak teratur atau munculnya gejala tertentu.
Gunakan monitor detak jantung
Saat berolahraga, sebaiknya gunakan smartwatch atau fitness tracker yang dapat memantau detak jantung secara real time. Alat ini membantu Anda mengetahui kapan harus beristirahat sebelum detak jantung meningkat terlalu tinggi.
Mulai dari intensitas rendah
Untuk memulai rutinitas olahraga, lakukan latihan dengan intensitas ringan selama 20–30 menit setiap hari, lalu tingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan tubuh. Hentikan olahraga segera jika muncul gejala seperti pusing, mata berkunang, ingin pingsan, demam, atau menggigil. Jika keluhan berlanjut, segera periksakan diri ke dokter.
Apabila memiliki pertanyaan seputar alat pacu jantung atau masalah kesehatan, Anda bisa menggunakan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang dapat diunduh melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Millard, E. (2025). Can You Swim With a Pacemaker? What to Know. Available from: https://www.everydayhealth.com/workouts-activities/can-a-person-with-a-pacemaker-go-swimming/
Ayuda, T. (2025). How to Exercise Safely With a Pacemaker. Available from: https://www.everydayhealth.com/recovery-safety/exercises-with-a-pacemaker/
Nall, R. (2025). Pacemaker Surgery Recovery: Learn the Do’s and Don’ts. Available from: https://www.healthline.com/health/arrhythmia/restrictions-after-pacemaker-surgery
Mayo Cinic. Pacemaker. Available from: https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/pacemaker/about/pac-20384689