• Beranda
  • penyakit
  • Apa Itu Atresia Ani pada Bayi Baru Lahir? Kenali Gejala dan Pengobatannya

Apa Itu Atresia Ani pada Bayi Baru Lahir? Kenali Gejala dan Pengobatannya

Apa Itu Atresia Ani pada Bayi Baru Lahir? Kenali Gejala dan Pengobatannya
Ilustrasi bayi baru lahir. Credit: Freepik

Bagikan :


Atresia ani adalah kelainan bawaan lahir pada bayi, di mana anus tidak terbentuk dengan sempurna. Kondisi ini sudah terjadi sejak masa kehamilan dan memerlukan penanganan segera agar bayi dapat membuang kotoran dengan lancar. Artikel berikut membahas apa itu atresia ani dan bagaimana penanganannya.

 

Apa Itu Atresia Ani?

Atresia ani, atau disebut juga anus imperforata, adalah kelainan bawaan sejak lahir di mana anus tidak terbentuk dengan sempurna, atau bahkan tidak ada sama sekali.

Kondisi ini menyebabkan gangguan pada lubang anus, rektum, dan saraf yang berperan dalam mengenali keinginan buang air besar, serta otot sfingter ani yang mengontrol pengeluaran feses. Akibatnya, bayi dengan atresia ani tidak dapat buang air besar secara normal dan memerlukan penanganan medis sesegera mungkin.

Atresia ani dapat muncul dalam beberapa bentuk, tergantung pada bagaimana perkembangan rektum dan anus terganggu. Beberapa bentuk yang mungkin terjadi antara lain:

  • Rektum berakhir di kantong buntu
    Rektum tidak terhubung dengan usus besar, sehingga tidak ada jalur bagi feses untuk keluar dari tubuh.

  • Rektum terhubung ke organ lain
    Lubang rektum dapat terbuka ke struktur lain seperti uretra, kandung kemih, atau pangkal penis pada bayi laki-laki, serta vagina pada bayi perempuan.

  • Penyempitan atau tidak adanya anus (atresia total)
    Dalam beberapa kasus, anus mengalami penyempitan (stenosis) atau bahkan sama sekali tidak terbentuk.

Baca Juga: Bukan Selalu Karena Wasir, Ini Penyebab Adanya Darah di Tinja

 

Penyebab Atresia Ani

Penyebab pasti atresia ani pada bayi belum diketahui secara jelas. Namun, para ahli menduga kondisi ini disebabkan oleh kelainan genetik yang terjadi sejak masa awal kehamilan.

Atresia ani umumnya mulai berkembang saat janin berusia 5 hingga 7 minggu dalam kandungan, ketika sistem pencernaan mulai terbentuk. Selain faktor genetik, perubahan atau mutasi gen yang berkaitan dengan paparan lingkungan juga diduga berperan dalam munculnya kelainan ini.

Bayi dengan atresia ani juga sering mengalami cacat bawaan lain, seperti kelainan pada sistem kemih, tulang belakang, atau jantung.

 

Tanda-Tanda Bayi Mengalami Atresia Ani

Atresia ani biasanya dapat dikenali segera setelah bayi dilahirkan. Saat proses pemeriksaan awal, dokter akan memastikan apakah lubang anus terbuka dan berada di posisi yang seharusnya. Bayi yang sehat umumnya akan mengeluarkan feses pertamanya dalam waktu 24–48 jam setelah lahir. Jika hal ini tidak terjadi, maka bisa menjadi tanda adanya kelainan seperti atresia ani.

Beberapa tanda yang dapat menunjukkan atresia ani antara lain:

  • Pada bayi perempuan, lubang anus tampak sangat dekat dengan lubang vagina
  • Tidak adanya feses pertama dalam 24–48 jam setelah lahir
  • Lubang anus tidak terlihat atau berada di posisi yang tidak normal
  • Feses keluar melalui vagina, pangkal penis, skrotum, atau uretra
  • Perut bayi tampak membengkak

Baca Juga: Yuk, Intip Kondisi Kesehatan Bayi Lewat Warna Tinja!

 

Penanganan Atresia Ani

Penanganan atresia ani dilakukan melalui operasi untuk membuat lubang anus baru, agar feses dapat dikeluarkan dengan normal. Jenis dan tahapan operasi yang dilakukan bergantung pada posisi akhir usus, apakah berada di bagian atas atau bawah panggul.

Jika usus berakhir di bagian atas panggul, penanganan biasanya dilakukan dalam tiga tahap operasi berikut:

  1. Operasi kolostomi
    Dokter akan membuat dua lubang kecil di perut bayi. Usus bagian atas disambungkan ke salah satu lubang untuk mengeluarkan feses ke kantong stoma khusus di luar tubuh, sementara lubang lainnya disambungkan ke usus bagian bawah.

  2. Operasi anoplasti
    Setelah kondisi bayi stabil, rektum akan ditarik ke bawah dan disambungkan ke lubang anus baru yang dibuat di posisi yang seharusnya.

  3. Penutupan kolostomi
    Beberapa bulan setelah operasi anoplasti, saat luka anus baru telah sembuh, kolostomi akan ditutup dan fungsi buang air besar melalui anus yang baru akan dimulai.

 

Atresia ani merupakan cacat lahir yang belum diketahui penyebabnya, namun membutuhkan penanganan segera. Apabila dokter mendiagnosis bayi Anda mengalami atresia ani, dokter akan merekomendasikan langkah-langkah penanganan agar bayi dapat buang air besar dengan lancar.

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar atresia ani atau cacat lahir bawaan lainnya sebaiknya konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 31 Juli 2025 | 11:50

Mount Sinai. Imperforate Anus. Available from: https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/imperforate-anus

Children’s Hospital of Philadelphia. Imperforate Anus/Anorectal Malformation. Available from: https://www.chop.edu/conditions-diseases/imperforate-anus-anorectal-malformation

Medline Plus. Imperforate Anus. Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/001147.htm

Medline Plus. Imperforate Anus Repair. Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/002926.htm#

UCSF Benioff Children’s Hospital. Available from: https://www.ucsfbenioffchildrens.org/conditions/imperforate-anus

Nationwide Children’s. Anorectal Malformations or Imperforate Anus. Available from: https://www.nationwidechildrens.org/conditions/anorectal-malformations-or-imperforate-anus