Istilah faringitis sebenarnya lebih umum dikenal sebagai sakit tenggorokan. Ini terjadi karena adanya peradangan pada faring, bagian tenggorokan di belakang mulut dan rongga hidung tepatnya di atas esofagus dan trakea.

Orang yang aktif merokok dan menggunakan vaping (rokok elektrik) lebih berisiko mengalami faringitis.

Penyebab Utama Faringitis

Penyebab utama faringitis adalah infeksi virus atau bakteri. Virus seperti pilek, flu, dan Covid-19 menjadi penyebab paling umum sakit tenggorokan. Infeksi bakteri terutama Streptococcus pyogenes juga dapat menyebabkan sakit tenggorokan.

Selain itu, faringitis juga mungkin disebabkan faktor lain seperti sariawan, alergi serta iritasi dari zat-zat tertentu.

Bagaimana Vaping Menyebabkan Faringitis

Sakit tenggorokan (faringitis) akibat vaping adalah hal yang umum terjadi pada sebagian orang. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kandungan yang ada di dalam cairan vaping itu sendiri.

Alat vaping mengubah cairan menjadi uap menggunakan panas yang dihasilkan oleh baterai. Zat-zat seperti nikotin, perasa dan bahan kimia di dalam cairan kemudian akan terhirup sebagai uap oleh tenggorokan dan paru-paru. Ini dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan.

Cairan vaping mengandung berbagai zat termasuk propilen glikol, nikotin, perasa makanan, diacetyl, logam berat dan bahan kimia yang berisiko menyebabkan kanker. Paparan terhadap zat-zat tersebut secara terus-menerus dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan meningkatkan risiko penyakit tertentu.

Baca Juga: Bukan Solusi Berhenti Merokok, Vaping Juga Dapat Menyebabkan Kecanduan

Berbahayakah Faringitis Karena Vaping?

Paparan terus-menerus terhadap zat-zat yang terkandung di dalam cairan vaping dapat menyebabkan peradangan pada faring. Peradangan yang tidak diobati dan dibiarkan dapat berkembang menjadi abses yang terbentuk di dekat amandel di belakang tenggorokan.

Penggunaan vaping juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh serta meningkatkan risiko infeksi. Kombinasi dari iritasi dan penurunan kekebalan tubuh dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi pernapasan yang lebih berat.

Selain sakit tenggorokan, vaping juga memiliki risiko kesehatan lain termasuk kerusakan paru-paru, penyakit paru-paru seperti EVALI, risiko penyakit jantung, ketergantungan nikotin, asma, serta kanker. Kerusakan pada paru-paru akibat vaping mungkin bisa diobati, namun jaringan parut yang terbentuk pada paru-paru mungkin bersifat permanen dan tidak bisa hilang. Ini dapat meningkatkan risiko iritasi yang lebih sering serta masalah pernapasan lain yang kronis dan sulit membaik.

Baca Juga: Ketahui Gejala EVALI, Penyakit Akibat Vape (Rokok Elektronik)

Jadi apabila saat ini Anda sedang menggunakan vaping ada baiknya untuk mempertimbangkan berhenti menggunakannya. Menghentikan kebiasaan vaping dapat membantu mengurangi risiko faringitis dan juga masalah kesehatan yang terkait. Mencari dukungan dari teman, keluarga, dokter, atau konselor adalah langkah yang sangat baik untuk membantu Anda dalam proses berhenti vaping. Mereka dapat memberikan dukungan moral, saran praktis, dan, bahkan bantuan medis jika diperlukan.

Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai risiko vaping dan cara berhenti menggunakan vaping? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan menggunakan aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!