Diet ketogenik, atau lebih dikenal sebagai diet keto, telah menjadi salah satu pola makan paling populer dalam beberapa tahun terakhir. Pola makan ini diklaim dapat menurunkan berat badan dengan cepat, meningkatkan energi, serta memberikan manfaat bagi penderita epilepsi dan diabetes tipe 2. Tidak heran jika banyak orang tertarik mencobanya.
Diet keto menekankan konsumsi karbohidrat yang sangat rendah, lemak tinggi, dan protein dalam jumlah sedang. Namun, sebelum menjalaninya, penting untuk memahami berbagai risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan.
Apa itu Diet Keto?
Diet keto dirancang untuk membuat tubuh memasuki kondisi ketosis, yaitu keadaan ketika tubuh kekurangan glukosa dari karbohidrat sebagai sumber energi utama. Dalam kondisi ini, tubuh mulai membakar lemak dan mengubahnya menjadi keton sebagai sumber energi alternatif.
Untuk mencapai kondisi ketosis, asupan karbohidrat harus dibatasi hingga 20–50 gram per hari, dengan komposisi pola makan sekitar 70–80% lemak dan 10–20% protein.
Meskipun diet keto terbukti efektif menurunkan berat badan dalam jangka pendek, pola makan ekstrem ini bukan tanpa risiko. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa diet keto dapat menimbulkan dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan, terutama jika dijalankan tanpa pengawasan medis.
Baca Juga: Apa Itu Diet MIND, Pola Makan Sehat untuk Mencegah Demensia?
Risiko Kesehatan di Balik Diet Keto
Keto flu
Banyak orang yang baru memulai diet keto mengalami gejala efek samping awal yang disebut keto flu. Gejala ini muncul saat tubuh sedang beradaptasi dengan perubahan metabolisme.
Gejala yang dirasakan meliputi:
- Lelah dan lemas
- Sakit kepala
- Mual
- Mudah marah atau tersinggung
- Sulit berkonsentrasi
- Gangguan tidur
- Sembelit
- Kurangnya serat dan masalah pencernaan
Dengan membatasi karbohidrat, sumber makanan kaya serat seperti nasi, roti, buah-buahan, dan berbagai jenis sayuran menjadi terbatas. Akibatnya, asupan serat menurun drastis. Penurunan asupan serat ini dapat menyebabkan sembelit kronis, gangguan mikrobioma usus, serta peningkatan risiko penyakit usus.
Masalah ginjal dan batu ginjal
Asupan protein dan lemak yang tinggi, terutama dari sumber hewani, dapat meningkatkan beban kerja ginjal. Jika tidak diimbangi dengan asupan cairan dan nutrisi yang cukup, risiko pembentukan batu ginjal dapat meningkat akibat penumpukan kalsium dalam urine, tingkat keasaman urine yang lebih tinggi, serta kondisi dehidrasi.
Baca Juga: Pola Makan Fasting Mimicking Diet (FMD) Bisa Bikin Awet Muda
Meningkatnya risiko kolesterol tinggi dan penyakit jantung
Meskipun beberapa orang melaporkan peningkatan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), banyak juga yang mengalami peningkatan kolesterol LDL (kolesterol jahat) selama menjalani diet keto.
Kadar LDL yang tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak jenuh, seperti yang sering terjadi pada diet keto, dapat merusak kesehatan pembuluh darah dan meningkatkan peradangan kronis.
Kekurangan nutrisi dan penurunan massa otot
Meskipun diet keto menganjurkan konsumsi protein dalam jumlah sedang, kekurangan karbohidrat dapat mendorong tubuh memecah jaringan otot sebagai sumber energi, terutama jika asupan protein tidak mencukupi. Pembatasan asupan makanan nabati dapat menyebabkan kekurangan berbagai nutrisi penting, seperti vitamin C, vitamin K, folat, kalium, dan magnesium.
Risiko yo-yo
Diet keto tergolong ketat dan sulit dipertahankan dalam jangka panjang. Banyak orang memang berhasil menurunkan berat badan dengan cepat, namun berat badan sering kembali naik setelah kembali ke pola makan normal. Fluktuasi berat badan seperti ini justru dapat meningkatkan risiko obesitas, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme.
Meski diet keto efektif untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat, sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu sebelum mencobanya. Untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda, manfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store untuk berkonsultasi langsung dengan dokter.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Harvard Medical School (2024). Should you try the keto diet?. Available from: https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/should-you-try-the-keto-diet
Rudy Mawer, MSc, CISSN (2023). The Ketogenic Diet: A Detailed Beginner’s Guide to Keto. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/ketogenic-diet-101
Health Direct (2023). Ketogenic diet. Available from: https://www.healthdirect.gov.au/ketogenic-diet
Lizzie Streit, MS, RDN, LD (2020). 7 Keto Risks to Keep in Mind. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/dangers-of-keto-diet
Cleveland Clinic (2022). Ketosis. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24003-ketosis