IUD (Intrauterine Device) atau KB spiral merupakan salah satu alat kontrasepsi yang populer karena kepraktisannya dan daya tahan yang lama. Selain itu, IUD juga dikenal sangat efektif dalam mencegah kehamilan.

Secara umum, terdapat dua jenis IUD, yaitu IUD tembaga dan IUD hormonal. Meskipun bentuknya hampir sama, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam cara kerja, kandungan, dan efek samping yang mungkin ditimbulkan. Memahami perbedaan ini dapat membantu Anda memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai dengan kebutuhan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan Anda.

IUD Hormonal dan Cara Kerjanya

IUD hormonal adalah alat kontrasepsi kecil berbentuk huruf T yang terbuat dari plastik fleksibel. Pada bagian ujungnya terdapat seutas tali pendek yang berfungsi sebagai penanda posisi serta memudahkan proses pelepasan saat masa pakainya berakhir.

Umumnya, IUD hormonal dapat digunakan selama 3 hingga 7 tahun, tergantung pada jenis dan mereknya.

Alat ini mengandung hormon progestin yang dilepaskan secara perlahan ke dalam rahim setiap hari. Hormon ini bekerja dengan beberapa cara untuk mencegah kehamilan:

• Menebalkan lendir serviks, sehingga menyulitkan sperma mencapai sel telur.
• Menipiskan lapisan endometrium (dinding rahim), sehingga lebih sulit bagi sel telur yang telah dibuahi untuk menempel.
• Pada beberapa pengguna, hormon ini juga dapat menekan proses ovulasi (pelepasan sel telur), sehingga mencegah terjadinya kehamilan.

Baca Juga: Lebih Baik Mana, KB Implan atau IUD?

Kekurangan dan Kelebihan IUD Hormonal

Kekurangan

Penggunaan IUD hormonal dapat menimbulkan beberapa efek samping akibat perubahan hormon dalam tubuh. Beberapa keluhan yang umum dirasakan antara lain:

• Perubahan suasana hati.
• Munculnya jerawat.
• Nyeri pada payudara.
• Perdarahan di luar siklus menstruasi, terutama dalam beberapa bulan pertama setelah pemasangan.

Selain itu, sebagian pengguna juga mengalami menstruasi yang lebih berat atau tidak teratur. Efek samping ini biasanya muncul dalam 3 hingga 6 bulan pertama setelah IUD dipasang dan cenderung membaik seiring waktu.

Kelebihan

Beberapa keunggulan IUD hormonal yang membuatnya menjadi pilihan banyak wanita antara lain:

• Memberikan perlindungan terhadap kehamilan dengan efektivitas hingga 99%.
• Membantu meringankan nyeri haid serta membuat siklus haid menjadi lebih ringan dan durasinya lebih pendek. 
• Aman digunakan oleh ibu menyusui.
• Proses pemasangannya relatif mudah dan tidak memerlukan tindakan pembedahan.
• Dapat dilepas kapan saja jika ingin merencanakan kehamilan atau beralih ke metode kontrasepsi lain.

IUD Tembaga dan Cara Kerjanya

IUD tembaga adalah jenis KB spiral non-hormonal yang terbuat dari plastik kecil berbentuk huruf T dan dilapisi dengan kawat tembaga. Tembaga ini berfungsi sebagai spermisida alami yang membantu mencegah kehamilan tanpa menggunakan hormon.

IUD tembaga dapat memberikan perlindungan hingga 10 tahun dan bisa dilepas kapan saja jika Anda ingin merencanakan kehamilan atau beralih ke metode kontrasepsi lain.

Cara kerja IUD tembaga adalah sebagai berikut:

• Menciptakan lingkungan dalam rahim yang bersifat toksik bagi sperma, sehingga mencegah terjadinya pembuahan.
• Mengubah struktur lendir serviks dan lapisan rahim agar menjadi lingkungan yang kurang ideal untuk pergerakan dan kelangsungan hidup sperma.

Baca Juga: Tanda-Tanda IUD Bergeser yang Perlu Anda Ketahui

Kekurangan dan Kelebihan IUD Tembaga

Kekurangan

Meskipun tidak mengandung hormon, IUD tembaga juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, terutama di bulan-bulan awal setelah pemasangan. Efek yang umum dirasakan meliputi:

• Menstruasi yang lebih berat dan berlangsung lebih lama.
• Nyeri haid yang lebih parah dari biasanya.
• Perdarahan di luar jadwal menstruasi.
• Siklus haid menjadi tidak teratur.

Efek samping ini biasanya berangsur membaik seiring tubuh menyesuaikan diri terhadap keberadaan IUD.

Kelebihan

IUD tembaga juga memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan tepat bagi sebagian wanita, terutama yang tidak cocok dengan kontrasepsi hormonal. Beberapa kelebihannya antara lain:

• Tidak mengandung hormon, sehingga cocok untuk Anda yang sensitif terhadap efek samping kontrasepsi hormonal.
• Dapat dilepas kapan saja jika ingin merencanakan kehamilan atau beralih ke metode kontrasepsi lainnya.
• Sangat efektif dalam mencegah kehamilan, dengan tingkat efektivitas mencapai 99%.
• Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.

Pemilihan jenis IUD sebaiknya tidak dilakukan secara mandiri. Konsultasi dengan dokter sangat penting agar Anda bisa menjalani evaluasi menyeluruh dan mendapatkan rekomendasi kontrasepsi yang paling sesuai dengan kebutuhan, gaya hidup, serta kondisi kesehatan Anda.

Selain itu, pemeriksaan sebelum pemasangan dan kontrol rutin setelahnya juga diperlukan untuk memastikan IUD berfungsi secara optimal dan tidak menimbulkan efek samping yang mengganggu.

Memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai IUD atau alat kontrasepsi lain? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!