Meskipun banyak rekomendasi menetapkan target 10.000 langkah per hari sebagai angka ideal, penelitian terbaru menunjukkan bahwa berjalan 7.000 langkah sehari saja sudah memberikan manfaat kesehatan. Jumlah langkah ini bahkan terbukti dapat menurunkan risiko berbagai penyakit kronis yang kerap mengancam kesehatan masyarakat modern.

Lalu, penyakit kronis apa saja yang dapat dicegah hanya dengan berjalan 7.000 langkah per hari? Simak ulasan berikut yuk.

Mengapa 7.000 Langkah, Bukan 10.000 Langkah?

Sebenarnya, target 10.000 langkah per hari tidak berasal dari bukti ilmiah, melainkan dari kampanye pemasaran jam tangan asal Jepang pada tahun 1960-an. Sebaliknya, rekomendasi modern berbasis data, seperti yang dipublikasikan oleh The Lancet, menunjukkan bahwa berjalan 7.000 langkah per hari sudah cukup untuk mencapai tingkat aktivitas fisik moderat yang dianjurkan WHO (World Health Organization).

Bagi banyak orang, terutama lansia atau individu dengan kondisi kesehatan tertentu, target 10.000 langkah bisa terasa terlalu berat dan mengganggu konsistensi. Namun, target 7.000 langkah dinilai lebih realistis dan mudah dipertahankan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Apa Kaitan Rutin Jalan Kaki dengan Kadar Gula Darah?

Risiko Penyakit yang Turun Dengan Jalan Kaki 7.000 Langkah Per Hari

Studi menunjukkan hubungan yang signifikan antara jalan kaki 7.000 langkah setiap hari dengan penurunan risiko penyakit. Berikut adalah risiko penyakit yang bisa diturunkan:

Kematian karena semua penyebab

Orang yang rutin berjalan sekitar 7.000 langkah per hari memiliki risiko kematian 47% lebih rendah dibandingkan mereka yang hanya berjalan kaki di bawah 3.000 langkah.

Kanker

Berjalan kaki sebanyak 7.000 langkah setiap hari secara rutin dapat menurunkan risiko kanker hingga 6%. Meskipun angka ini tidak setinggi penurunan risiko pada jenis penyakit lainnya, dampaknya tetap signifikan. Ribuan kasus kanker dapat dicegah hanya dengan mendorong masyarakat untuk lebih aktif berjalan kaki.

Penyakit kardiovaskular

Orang yang rutin berjalan kaki 7.000 langkah setiap hari memiliki risiko 25% lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer. Aktivitas ini membantu menurunkan tekanan darah, memperbaiki sirkulasi, serta mengatur kadar kolesterol dan gula darah.

Baca Juga: Jalan Kaki 30 Menit Apakah Cukup untuk Menjaga Kesehatan?

Demensia

Salah satu temuan paling mengejutkan adalah dampak jalan kaki terhadap kesehatan otak. Orang yang rutin berjalan 7.000 langkah setiap hari memiliki risiko 38% lebih rendah mengalami demensia, termasuk Alzheimer.

Aktivitas fisik teratur meningkatkan aliran darah ke otak, merangsang pertumbuhan sel-sel saraf baru, dan membantu menjaga volume area otak yang berperan dalam memori dan pembelajaran.

Depresi

Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang aktif berjalan kaki memiliki risiko 22% lebih rendah mengalami depresi. Aktivitas fisik harian dapat merangsang pelepasan hormon endorfin, serotonin, dan dopamin yaitu hormon yang berperan dalam meningkatkan suasana hati dan rasa bahagia.

Risiko jatuh

Berjalan kaki secara rutin, terutama bagi lansia, dapat membantu mempertahankan kekuatan otot, keseimbangan, dan koordinasi tubuh. Dengan berjalan 7.000 langkah per hari, risiko jatuh dapat menurun hingga 28%.

Jatuh bukan hanya menyakitkan, tetapi juga berisiko menimbulkan komplikasi serius seperti patah tulang, cedera kepala, atau hilangnya kemandirian.

Diabetes tipe 2

Aktivitas fisik seperti jalan kaki membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efisien dan mengatur kadar gula darah. Mereka yang rutin jalan kaki 7.000 langkah per hari memiliki risiko 14% lebih rendah terkena diabetes tipe 2.

Dengan temuan ini, diharapkan akan ada lebih banyak orang yang aktif berjalan kaki setiap hari demi menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care dapat diunduh melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!