• Beranda
  • self-help
  • Bagaimana Asfiksia (Kekurangan Oksigen) Menyebabkan Kematian?

Bagaimana Asfiksia (Kekurangan Oksigen) Menyebabkan Kematian?

Bagaimana Asfiksia (Kekurangan Oksigen) Menyebabkan Kematian?
Ilustrasi bantuan oksigen pada pasien asfiksia. Credit: Freepik

Bagikan :


Asfiksia adalah kondisi dimana tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti tenggelam, reaksi alergi berat, atau adanya benda asing yang menyumbat saluran pernapasan. Jika tidak segera ditangani dengan tepat, asfiksia dapat berakibat fatal.

Artikel berikut akan membahas pengertian asfiksia, penyebabnya, serta cara pencegahannya.

 

Apa Itu Asfiksia?

Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Jika tidak segera ditangani, asfiksia dapat menyebabkan kehilangan kesadaran (pingsan) hingga kematian. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah mati lemas.

Berdasarkan penyebabnya, asfiksia dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

  • Asfiksia mekanis: Terjadi ketika tubuh kesulitan bernapas akibat adanya benda atau kekuatan fisik yang menghambat masuknya udara. Kondisi ini juga mencakup posisi tubuh tertentu yang menyebabkan saluran napas tertekan dan sulit bernapas.

  • Asfiksia traumatis: Merupakan bentuk asfiksia mekanis yang terjadi akibat tekanan atau benturan kuat dan tiba-tiba pada rongga dada. Tekanan ini dapat mengganggu aliran oksigen.

  • Asfiksia kompresif: Jenis asfiksia mekanis yang terjadi akibat tekanan eksternal yang kuat dan berlangsung lama pada dada atau perut, sehingga menghambat pernapasan dan suplai oksigen ke tubuh.

  • Asfiksia perinatal: Terjadi ketika bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup sebelum, selama, atau segera setelah proses persalinan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen dalam darah ibu, tekanan darah rendah pada ibu, abrupsio plasenta, atau gangguan fungsi plasenta.

Baca Juga: Ciri Saturasi Oksigen Rendah pada Pasien Isolasi Mandiri COVID-19 yang Perlu Diketahui

 

Bagaimana Asfiksia dapat Menyebabkan Kematian?

Asfiksia merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan medis segera. Kekurangan oksigen yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan jaringan dan organ kekurangan suplai oksigen, sehingga menimbulkan kehilangan kesadaran, kerusakan otak, hingga kematian.

Ketika saluran napas tersumbat oleh benda asing atau terpapar gas berbahaya, tubuh akan kekurangan oksigen dan mengalami penumpukan karbon dioksida. Kadar karbon dioksida yang meningkat dalam darah memicu tubuh untuk bernapas lebih cepat guna memenuhi kebutuhan oksigen.

Jika oksigen tetap tidak terpenuhi, sel-sel tubuh akan beralih ke metabolisme anaerobik, yaitu proses menghasilkan energi tanpa oksigen. Proses ini menimbulkan penumpukan asam laktat yang menyebabkan asidosis metabolik—kondisi di mana keseimbangan asam-basa tubuh terganggu. Akibatnya, otak dan organ vital lainnya secara perlahan akan kehilangan kemampuan untuk berfungsi dengan baik.

Kombinasi antara kerusakan otak, kekurangan oksigen, dan kegagalan organ dapat berujung pada henti napas, diikuti oleh henti jantung, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga: Sama-Sama Ditandai Sesak Napas, Ini Perbedaan Asma dan Bronkitis

 

Penanganan Asfiksia

Penanganan asfiksia bergantung pada penyebab kesulitan bernapas yang dialami. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Resusitasi jantung paru (RJP): Dilakukan dengan memberikan kompresi dada untuk menjaga aliran darah ke organ vital hingga detak jantung kembali normal.

  • Manuver Heimlich: Dilakukan dengan memberikan tekanan pada perut untuk membantu mengeluarkan benda asing yang menyumbat saluran napas akibat tersedak.

  • Pemberian obat-obatan: Diberikan untuk menangani penyebab tertentu, seperti asfiksia akibat serangan asma atau reaksi alergi berat.

  • Resusitasi mulut ke mulut: Dapat dilakukan pada korban tenggelam atau henti napas untuk membantu memasukkan udara ke paru-paru hingga pernapasan pulih.

  • Terapi oksigen: Menggunakan masker oksigen atau ventilator untuk membantu menyalurkan oksigen ke dalam tubuh.

 

Bisakah Asfiksia Dicegah?

Langkah terbaik untuk mencegah asfiksia adalah dengan tetap waspada dan siap siaga terhadap kondisi yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

  • Waspadai kondisi dan lokasi saat berenang. Hindari berenang ketika cuaca buruk, dan pastikan area renang memiliki arus yang tenang serta kedalaman yang aman.
  • Jauhkan bayi dan anak kecil dari kolam atau wadah berisi air tanpa pengawasan orang dewasa.
  • Hindari paparan gas beracun atau berada di area dengan ventilasi buruk.
  • Hindari makanan yang dapat memicu reaksi alergi.
  • Selalu bawa inhaler bagi pengidap asma.
  • Kunyah dan telan makanan dengan perlahan untuk mencegah tersedak.
  • Hindari memasukkan benda asing ke dalam mulut, terutama pada anak kecil.

 

Asfiksia merupakan kondisi yang berbahaya dan butuh penanganan segera. Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan, Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 29 Oktober 2025 | 13:42

Cleveland Clinic. Asphhyxiation. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24725-asphyxiation

Ellis, R., Gipal, A. (2023).Asphyxia: Types, Causes. Symptoms. Available from: https://www.webmd.com/first-aid/asphyxia-overview

Nunez, K. (2021). What Is Asphyxiation. Available from: https://www.healthline.com/health/asphyxiation