Dalam dunia medis, mata minus dikenal sebagai miopia. Kondisi ini bukan sekadar gangguan penglihatan biasa, karena dapat memengaruhi berbagai aktivitas sehari-hari, terutama saat melihat objek yang jauh.

Anak sekolah mungkin kesulitan membaca tulisan di papan, pengendara bisa terganggu saat melihat rambu lalu lintas, hingga pekerja mengalami penurunan produktivitas. Lalu, apakah mata minus bisa dicegah? Simak penjelasannya berikut ini.

Apa itu Mata Minus?

Mata minus atau miopia adalah gangguan penglihatan yang membuat seseorang sulit melihat objek jauh dengan jelas, sementara penglihatan dekat umumnya tetap baik. Kondisi ini terjadi ketika bentuk bola mata lebih panjang dari normal atau kornea terlalu melengkung, sehingga cahaya yang masuk tidak jatuh tepat di retina, melainkan di depannya.

Akibatnya, objek yang jauh tampak buram, misalnya tulisan di papan tulis, rambu lalu lintas, layar televisi, hingga wajah orang yang berada pada jarak tertentu.

Miopia dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Faktor risikonya antara lain genetik, kebiasaan membaca atau bermain ponsel terlalu dekat, serta minimnya aktivitas di luar ruangan.

Baca Juga: Inilah Penyebab dan Faktor Risiko Mata Minus (Miopi)

Cara Mencegah Mata Minus

Meski faktor genetik berperan dalam terjadinya mata minus, kondisi ini tetap bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana. Beberapa upaya yang direkomendasikan antara lain:

Bermain di luar ruangan lebih lama

Langkah pencegahan yang sederhana, murah, sekaligus sangat efektif adalah mengajak anak-anak lebih sering beraktivitas di luar ruangan. Idealnya, anak usia sekolah dianjurkan untuk menghabiskan setidaknya 2 jam per hari di bawah sinar matahari alami.

Paparan sinar matahari ini dapat merangsang pelepasan dopamin di retina, yang berperan dalam mengatur pertumbuhan bola mata agar tidak memanjang berlebihan.

Terapkan aturan 20-20-20

Bagi anak maupun orang dewasa muda yang sering membaca, menulis, atau menggunakan gadget, aturan 20-20-20 sangat penting untuk menjaga kesehatan mata.

Caranya sederhana: setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek berjarak sekitar 20 kaki (±6 meter) selama 20 detik. Kebiasaan ini memberi kesempatan otot mata beristirahat, sehingga mengurangi ketegangan akibat fokus jarak dekat dan mencegah kelelahan mata.

Baca Juga: Sama-Sama Penglihatan Kabur, Ini Beda Mata Minus dan Mata Silinder

Kontrol penggunaan gadget dan jarak baca

Batasi waktu penggunaan layar harian sesuai usia anak. Pastikan mereka membaca atau menggunakan gadget dengan jarak minimal 30–40 cm dari mata. Posisi membaca terlalu dekat membuat mata bekerja lebih keras, yang dalam jangka panjang dapat memicu perubahan bentuk mata dan meningkatkan risiko mata minus.

Pemeriksaan mata rutin sejak dini

Banyak orang tua baru membawa anak ke dokter mata ketika si kecil sudah mengeluh kesulitan melihat tulisan di papan tulis. Padahal, miopia sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.

Pastikan anak menjalani pemeriksaan mata secara rutin, yaitu pertama pada usia 6–12 bulan, kedua saat berusia 3 tahun, dan selanjutnya setiap 1–2 tahun sepanjang masa sekolah. Dengan deteksi gejala mata minus sedini mungkin, Anda bisa membantu mencegah minus bertambah tinggi.

Menjaga kesehatan mata sejak dini melalui pemeriksaan rutin, membatasi waktu layar, serta kebiasaan membaca yang benar dapat membantu mencegah perkembangan mata minus. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mata jika Anda atau anak mengalami masalah penglihatan. 

Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!