Nasi adalah makanan pokok jutaan orang di Asia, termasuk Indonesia. Biasanya, nasi dimasak dalam jumlah banyak sekaligus agar praktis, lalu sisanya disimpan untuk dikonsumsi kembali di lain waktu.
Memanaskan nasi sisa memang terlihat efisien dan membantu mengurangi makanan terbuang. Namun, kebiasaan ini ternyata tidak sepenuhnya aman. Jika tidak dilakukan dengan benar, memanaskan kembali nasi bisa menimbulkan risiko kesehatan yang cukup serius.
Risiko Memanaskan Kembali Nasi Sisa
Salah satu ancaman utama dari kebiasaan memanaskan kembali nasi sisa adalah risiko keracunan makanan akibat bakteri Bacillus cereus. Bakteri ini umum ditemukan pada tanah, debu, tanaman, dan beras mentah.
Bacillus cereus mampu membentuk spora yang tahan panas. Artinya, meskipun beras dimasak pada suhu tinggi, spora ini tetap bertahan hidup. Setelah nasi matang, jika tidak segera dikonsumsi atau disimpan dengan benar, kondisi hangat justru menjadi lingkungan ideal bagi spora untuk berkembang menjadi bakteri aktif.
Baca Juga: Seperti Apa Bahaya Keracunan Ikan Buntal?
Di iklim tropis seperti Indonesia yang panas dan lembap, pertumbuhan Bacillus cereus bisa terjadi lebih cepat, terutama bila nasi dibiarkan pada suhu ruang lebih dari 2 jam.
Bakteri ini menghasilkan dua jenis racun berbahaya:
- Racun emetik, yang terbentuk saat nasi disimpan dalam keadaan hangat terlalu lama, menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan kram perut.
- Enterotoksin, yang terbentuk di dalam usus setelah seseorang mengonsumsi nasi yang sudah terkontaminasi, dapat menyebabkan diare.
Yang perlu diwaspadai, memanaskan kembali nasi tidak mampu sepenuhnya menghilangkan racun yang sudah terbentuk. Walaupun pemanasan bisa membunuh bakteri aktif, racun emetik tetap bertahan karena stabil terhadap panas, bahkan ketika nasi dipanaskan ulang dengan air mendidih.
Cara Menyimpan dan Memanaskan Nasi dengan Aman
Untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya, sangat penting untuk mengikuti aturan menyimpan dan memanaskan kembali nasi, yaitu:
Jangan membiarkan nasi terlalu lama di suhu ruang
Nasi yang tidak langsung dikonsumsi sebaiknya segera didinginkan dalam waktu 1–2 jam setelah dimasak. Jika dibiarkan lebih lama dari itu, terutama pada suhu ruang, risiko pertumbuhan bakteri dan kontaminasi akan meningkat secara signifikan.
Segera menyimpan di kulkas
Simpan nasi dalam wadah tertutup rapat lalu letakkan di dalam kulkas. Proses pendinginan ini membantu mencegah spora Bacillus cereus berkembang menjadi bakteri aktif yang berbahaya bagi kesehatan.
Baca Juga: Tanda-Tanda bila Hati Mengalami Keracunan (Hepatitis Toksik)
Hindari menyimpan nasi terlalu lama
Nasi sisa sebaiknya dikonsumsi dalam waktu 1–2 hari. Meskipun disimpan di dalam kulkas, semakin lama nasi dibiarkan, semakin besar pula risiko terkontaminasi bakteri.
Pemanasan harus merata dan sempurna
Saat memanaskan kembali nasi, pastikan seluruh bagiannya panas secara merata. Nasi bisa dipanaskan menggunakan microwave, panci, atau steamer, lalu aduk sesekali agar tidak ada bagian yang masih dingin. Namun perlu diingat, proses pemanasan hanya membunuh bakteri aktif, bukan menghilangkan racun yang sudah terbentuk sebelumnya.
Jangan memanaskan nasi berulang kali
Hindari memanaskan nasi berulang kali. Setiap kali nasi dipanaskan lalu dibiarkan mendingin kembali, risiko pertumbuhan bakteri baru akan semakin meningkat. Sebaiknya konsumsi nasi segera setelah dipanaskan, dan buang sisa yang tidak habis.
Memahami cara aman menyimpan dan memanaskan nasi sisa dapat membantu mengurangi risiko keracunan makanan. Namun, jika Anda mengalami gejala seperti mual, muntah, atau diare setelah mengonsumsi nasi sisa, segera konsultasikan ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Stephanie Brown (2025). The #1 Hidden Danger of Reheating Leftover Rice. Available from: https://www.verywellhealth.com/reheating-rice-risk-11798218
Keith R. Schneider, et all. Preventing Foodborne Illness: Bacillus cereus. Available from: https://www.nifa.usda.gov/sites/default/files/resource/Preventing-Foodborne-Illness-Bacillus-cereus.pdf
Cleveland Clinic (2022). Bacillus Cereus. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23581-bacillus-cereus
Rachel H. McDowell, et all (2023). Bacillus Cereus. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459121/