Keracunan makanan umumnya dipandang sebagai masalah kesehatan ringan yang bisa pulih dengan sendirinya. Gejala yang paling sering muncul meliputi mual, muntah, diare, dan sakit perut.

Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa pada kondisi tertentu, keracunan makanan dapat menimbulkan komplikasi serius seperti kejang. Lalu, bagaimana keracunan makanan bisa memicu terjadinya kejang? Simak penjelasannya dalam artikel berikut. 

Mengapa Keracunan Makanan Bisa Menyebabkan Kejang?

Tidak semua kasus keracunan makanan menyebabkan kejang. Inilah sebabnya banyak orang merasa bingung ketika gejala kejang muncul bersamaan dengan keracunan makanan.

Keracunan makanan sendiri dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi virus, infeksi bakteri, jamur beracun, tanaman liar, hingga makanan laut yang terkontaminasi. Racun atau kuman tersebut tidak hanya mengiritasi saluran pencernaan, tetapi juga dapat memengaruhi sistem saraf sehingga menimbulkan gejala serius seperti kejang, kelumpuhan, bahkan gangguan kesadaran.

Salah satu contohnya adalah infeksi Listeria monocytogenes atau listeriosis. Bakteri ini dapat berpindah dari saluran pencernaan ke aliran darah, kemudian menembus pembuluh darah otak dan menginfeksi otak maupun sumsum tulang belakang. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti muntah, diare, leher kaku, kehilangan keseimbangan, hingga kejang.

Baca Juga: Jenis Bakteri yang Paling Sering Menyebabkan Keracunan Makanan

Mengapa Keracunan Makanan Bisa Menyebabkan Kejang?

Kejang akibat keracunan makanan biasanya terjadi melalui dua mekanisme utama, yaitu:

Efek langsung pada sistem saraf

Beberapa racun, misalnya yang terdapat pada jamur beracun atau ikan beracun, bersifat neurotoksik. Racun ini dapat mengganggu sinyal saraf di otak, memicu aktivitas listrik yang tidak terkendali, dan akhirnya menyebabkan kejang.

Infeksi sistemik yang menyebar ke otak

Pada kasus listeriosis, bakteri Listeria dapat menimbulkan peradangan di otak atau selaput otak. Kondisi ini mengganggu fungsi normal otak dan memicu terjadinya kejang.

Selain itu, dehidrasi berat akibat muntah dan diare berkepanjangan juga bisa menimbulkan ketidakseimbangan elektrolit. Gangguan ini dapat mengacaukan impuls listrik di otak dan otot, yang dalam kondisi parah dapat menyebabkan kejang.

Baca Juga: Tanda-Tanda Keracunan Setelah Makan Telur

Tanda Bahaya Keracunan Makanan

Sebagian besar keracunan makanan memerlukan penanganan medis segera. Waspadai tanda-tanda berikut dan segera cari pertolongan ke klinik atau rumah sakit terdekat:

• Diare berdarah.
• Diare tidak membaik setelah lebih dari 3 hari.
• Demam di atas 38,9 °C.
• Muntah terus-menerus hingga tidak bisa menahan cairan.
• Tanda dehidrasi (mulut kering, jarang buang air kecil, pusing saat berdiri).
• Sakit kepala hebat.
• Leher kaku.
• Kebingungan.
• Sensitivitas terhadap cahaya.
• Kejang.

Jika seseorang mengalami kejang setelah mengonsumsi makanan, segera bawa ke unit gawat darurat rumah sakit. Penanganan yang cepat dapat menyelamatkan nyawa sekaligus mencegah komplikasi serius.

Keracunan makanan dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga berat, termasuk kejang yang memerlukan perhatian medis segera. Jika mengalami gejala keracunan makanan, segere konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitu konsultasi pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!