Obat antipiretik adalah jenis obat yang umum digunakan untuk menurunkan demam dan membuat tubuh terasa lebih nyaman. Meskipun tergolong aman dan banyak dijual bebas, penggunaannya tetap perlu hati-hati. Jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak sesuai petunjuk, obat antipiretik dapat menimbulkan efek samping yang merugikan tubuh.
Mengenali efek samping serta cara penggunaan yang tepat sangat penting agar Anda terhindar dari risiko gangguan kesehatan yang lebih serius.
Apa itu Obat Antipiretik?
Obat antipiretik adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan demam dan menstabilkan suhu tubuh yang meningkat akibat infeksi, peradangan, atau kondisi medis lainnya. Secara sederhana, obat ini membantu tubuh merasa lebih nyaman saat demam.
Antipiretik bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin di otak, yaitu senyawa yang memicu peningkatan suhu tubuh sebagai respons terhadap infeksi. Ketika kadar prostaglandin menurun, suhu tubuh pun perlahan kembali normal.
Beberapa contoh obat antipiretik yang umum digunakan antara lain paracetamol, ibuprofen, dan aspirin. Paracetamol merupakan pilihan paling populer karena dianggap aman untuk anak-anak maupun orang dewasa jika digunakan sesuai dosis.
Sementara itu, ibuprofen dan aspirin termasuk dalam golongan NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) yang tidak hanya menurunkan demam, tetapi juga memiliki efek anti-inflamasi untuk meredakan peradangan.
Baca Juga: Panduan Memberikan Paracetamol untuk Menghindari Gagal Ginjal pada Anak
Risiko dan Efek Samping Mengonsumsi Obat Antipiretik
Ada beberapa risiko dan efek samping yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi obat antipiretik, antara lain:
Risiko overdosis
Salah satu risiko terbesar penggunaan obat antipiretik adalah overdosis, terutama pada paracetamol. Hati berperan dalam memetabolisme paracetamol, namun memiliki kapasitas terbatas. Jika dikonsumsi melebihi dosis maksimal harian, paracetamol dapat menyebabkan kerusakan hati akut hingga gagal hati, yang berpotensi berakibat fatal.
Sementara itu, penggunaan ibuprofen dan aspirin dalam dosis tinggi atau jangka panjang dapat mengiritasi lapisan lambung, sehingga meningkatkan risiko gastritis, tukak lambung, atau bahkan perdarahan saluran cerna.
Selain itu, aspirin tidak dianjurkan untuk anak-anak yang sedang mengalami infeksi virus seperti cacar air atau flu, karena dapat memicu sindrom Reye, yaitu kondisi langka namun serius yang dapat merusak hati dan otak.
Baca Juga: Beda Paracetamol dan Ibuprofen Yang Wajib Diketahui
Interaksi obat
Obat antipiretik juga dapat berinteraksi dengan obat lain, sehingga penggunaannya perlu dilakukan dengan hati-hati.
Sebagai contoh, paracetamol dapat memperkuat efek antikoagulan seperti warfarin, yang berpotensi meningkatkan risiko perdarahan.
Sementara itu, ibuprofen dapat menurunkan efektivitas obat tekanan darah dan diuretik, serta memperburuk fungsi ginjal, terutama pada penderita gangguan ginjal kronis.
Selain itu, penderita asma sebaiknya berhati-hati menggunakan obat dari golongan NSAID seperti ibuprofen dan aspirin, karena pada sebagian orang obat ini dapat memicu serangan asma berat.
Risiko pada anak-anak dan ibu hamil
Penggunaan obat antipiretik pada anak-anak dan ibu hamil perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Pada anak-anak, paracetamol umumnya dianggap aman, tetapi dosisnya harus selalu disesuaikan dengan berat badan. Ibuprofen juga dapat digunakan untuk anak usia di atas 6 bulan, namun sebaiknya dihindari bila anak mengalami dehidrasi atau memiliki gangguan ginjal.
Sementara itu, aspirin tidak disarankan sama sekali untuk anak-anak karena berisiko menyebabkan sindrom Reye, kondisi serius yang dapat menyerang hati dan otak.
Bagi ibu hamil, paracetamol masih menjadi pilihan utama karena dinilai relatif aman jika digunakan sesuai dosis. Namun, penggunaan jangka panjang atau dalam dosis tinggi diduga dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf pada janin, meskipun bukti ilmiahnya masih terus diteliti.
Sebaliknya, ibuprofen dan aspirin sebaiknya dihindari, terutama pada trimester ketiga kehamilan, karena dapat memengaruhi perkembangan janin dan meningkatkan risiko komplikasi saat persalinan.
Menggunakan obat antipiretik sebaiknya dilakukan sesuai dosis dan petunjuk dokter agar efektif menurunkan demam tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya. Jika ragu dengan dosis obat antipiretik yang dikonsumsi, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter atau manfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Drugs.com (2025). Ibuprofen Side Effects. Available from: https://www.drugs.com/sfx/ibuprofen-side-effects.html
Medline Plus (2023). Acetaminophen. Available from: https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a681004.html
Drugs.com (2025). Paracetamol. Available from: https://www.drugs.com/paracetamol.html
NHS Inform (2025). Ibuprofen. Available from: https://www.nhsinform.scot/tests-and-treatments/medicines-and-medical-aids/types-of-medicine/ibuprofen/
Mayo Clinic (2024). Reye's syndrome. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/reyes-syndrome/symptoms-causes/syc-20377255