Kista Bartholin merupakan salah satu jenis kista vagina yang terkadang tidak disadari kemunculannya. Selain berukuran kecil, kista ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga sulit dideteksi. Artikel berikut membahas penyebab kista Bartholin dan cara penanganannya.

Apa Itu Kista Bartholin?

Kista Bartholin adalah benjolan yang terbentuk di salah satu sisi bibir vagina, dekat lubang vagina. Kista ini muncul akibat tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin, yaitu kelenjar kecil di kedua sisi vagina yang berfungsi menghasilkan cairan pelumas.

Kista Bartholin biasanya tampak seperti benjolan bulat dan padat di bawah kulit bibir vagina. Jika tidak terinfeksi, kista ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, jika terjadi infeksi, kista bisa menjadi merah, bengkak, terasa nyeri, bahkan bernanah.

Ukurannya bervariasi, mulai dari sekecil kacang polong hingga sebesar bola golf, dan bisa menyebabkan satu sisi bibir vagina tampak lebih besar atau tidak simetris.

Meskipun sering kali tidak berbahaya, kista yang terinfeksi bisa berkembang menjadi abses dan memerlukan penanganan medis.

Baca Juga: Kista Ovarium Membesar, Kapan Perlu Dioperasi?

Gejala Kista Bartholin

Kista Bartholin umumnya terasa padat dan keras saat disentuh. Namun jika berisi cairan, kista bisa terasa lebih lunak. Dalam banyak kasus, kista ini tidak menimbulkan gejala selain iritasi ringan.

Namun, jika kista mengalami infeksi dan berkembang menjadi abses, beberapa gejala yang bisa muncul antara lain:

• Nyeri atau rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual, berjalan, duduk, atau saat membersihkan area genital.
• Pembengkakan dan rasa sakit di sekitar area kista.
• Demam atau menggigil.
• Kemerahan di kulit sekitar kista.
• Keluarnya cairan dari kista.
• Ukuran kista yang membesar.

Penyebab Kista Bartholin

Para ahli meyakini kista Bartholin terbentuk akibat penumpukan cairan yang terjadi ketika saluran kelenjar Bartholin tersumbat. Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh infeksi atau cedera. Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada kelenjar Bartholin antara lain bakteri E. coli, serta bakteri penyebab infeksi menular seksual seperti gonore dan klamidia.

Selain infeksi, kista Bartholin juga bisa muncul akibat cedera, iritasi, atau pertumbuhan kulit berlebih di area vulva vagina.

Baca Juga: Minum Air Es saat Haid Bisa Menyebabkan Kista, Mitos atau Fakta?

Penanganan Kista Bartholin

Kista Bartholin sering kali tidak membutuhkan pengobatan, terutama jika Anda tidak menunjukkan gejala. Penanganan kista Bartholin bergantung pada ukuran kista, tingkat ketidaknyamanan Anda, dan apakah kondisi kista mengalami infeksi yang menyebabkan abses. 

Beberapa perawatan untuk kista Bartholin antara lain:

• Mandi Sitz (Sitz Bath): Berendam dalam bak berisi air hangat dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman di area genital dan perineum. Lakukan sitz bath beberapa kali sehari selama 3-4 hari.

• Drainase: Jika kista berukuran besar atau mengalami infeksi, prosedur drainase mungkin diperlukan untuk mengeluarkan isi kista melalui pembedahan.

• Pemberian Antibiotik: Dokter dapat meresepkan antibiotik jika kista terinfeksi, atau apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi menular seksual.

• Pengangkatan Kelenjar Bartholin: Dalam kasus yang jarang terjadi, jika pengobatan lainnya tidak berhasil, dokter bisa merekomendasikan pembedahan untuk mengangkat kelenjar Bartholin.

Kista Bartholin yang berukuran kecil dan tidak mengalami infeksi umumnya tidak memerlukan penanganan. Jika kista Bartholin menyebabkan ketidaknyaman, sebaiknya periksakan ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store. 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!