Berbahayakah Limfadenopati pada Anak-Anak?

Berbahayakah Limfadenopati pada Anak-Anak?
Ilustrasi pemeriksaan anak sakit. Credit: Freepik

Bagikan :


Limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening cukup sering terjadi pada anak-anak dan umumnya bukan kondisi berbahaya. Kondisi ini biasanya muncul sebagai respons alami tubuh saat melawan infeksi, seperti flu, radang tenggorokan, atau infeksi telinga. Namun, pada beberapa kasus tertentu, pembesaran kelenjar getah bening bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

 

Apa Itu Limfadenopati?

Limfadenopati adalah kondisi ketika kelenjar getah bening membengkak. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja melawan infeksi bakteri atau virus.

Tubuh manusia memiliki sekitar 400–800 kelenjar getah bening yang tersebar di berbagai bagian tubuh, seperti leher, ketiak, dada, perut, dan selangkangan. Meskipun disebut “kelenjar”, kelenjar getah bening sebenarnya merupakan bagian dari sistem limfatik yang berperan penting dalam melawan infeksi.

Pada anak-anak, ukuran kelenjar getah bening biasanya sekitar 1–2 cm dan terkadang bisa diraba dengan mudah. Seiring bertambahnya usia, terutama saat anak menginjak usia 8–12 tahun, kelenjar ini akan mengecil dan menjadi tidak terasa lagi.

Baca Juga: Gejala Pembengkakan Kelenjar Getah Bening (Limfadenopati) dan Penanganannya

 

Tanda-Tanda Limfadenopati pada Anak-Anak

Pembesaran kelenjar getah bening paling sering terjadi di area leher. Pada anak-anak, limfadenopati umumnya ditandai oleh beberapa perubahan berikut:

  • Perubahan ukuran dan bentuk: Kelenjar getah bening tampak membesar, biasanya berukuran sekitar 1–2 cm.

  • Nyeri atau nyeri tekan: Rasa sakit saat disentuh menjadi tanda umum adanya peradangan.

  • Perubahan konsistensi: Kelenjar bisa terasa lebih keras atau kenyal saat diraba.

  • Matting: Beberapa kelenjar terasa saling menempel satu sama lain.

  • Pembengkakan di beberapa area: Jika pembengkakan terjadi di dua atau lebih area yang tidak berdekatan, seperti leher dan selangkangan, hal ini menandakan adanya peradangan sistemik di dalam tubuh.

Selain itu, limfadenopati sering disertai gejala infeksi lain seperti:

  • Demam
  • Sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau batuk
  • Nafsu makan menurun
  • Nyeri otot dan sendi
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan
  • Ruam kulit

Karena gejalanya bisa mirip dengan penyakit lain, sebaiknya anak dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut agar penyebab pastinya dapat diketahui dan mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Penyebab Limfadenopati pada Anak-Anak

Sistem limfatik berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Saat terjadi infeksi, kelenjar getah bening akan menampung sel dan cairan yang membantu tubuh melawan kuman penyebab penyakit. Proses ini membuat kelenjar getah bening membesar sebagai tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja.

Pembesaran kelenjar getah bening biasanya terjadi di area yang dekat dengan sumber infeksi. Misalnya, ketika anak mengalami radang tenggorokan, pembengkakan umumnya muncul di kelenjar getah bening sekitar leher.

Beberapa penyebab umum limfadenopati pada anak antara lain:

  • Infeksi virus atau bakteri.
  • Infeksi kelenjar getah bening itu sendiri, yang dapat melibatkan satu atau beberapa kelenjar sekaligus.
  • Kanker, meskipun jarang, biasanya disertai gejala lain yang berlangsung lama.
  • Reaksi terhadap obat-obatan tertentu, seperti antibiotik atau obat antikejang.
  • Penyakit autoimun, seperti artritis juvenil atau gangguan sendi lainnya yang memicu peradangan sistemik.

Baca Juga: Perbedaan Limfadenopati dengan Limfadenitis

 

Penanganan Limfadenopati pada Anak-Anak

Penanganan limfadenopati tergantung pada penyebab utamanya. Dalam banyak kasus, pembengkakan kelenjar getah bening akan membaik dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan khusus. Jika anak merasa nyeri, orang tua dapat memberikan obat pereda nyeri sesuai anjuran dokter dan kompres hangat untuk membantu meredakan ketidaknyamanan.

Jika penyebabnya adalah infeksi, dokter mungkin akan memberikan perawatan berikut:

  • Antibiotik, bila pembengkakan disebabkan oleh infeksi bakteri seperti radang tenggorokan, infeksi telinga, atau infeksi kulit.
  • Antibiotik dan tindakan drainase, jika infeksi terjadi langsung pada kelenjar getah bening atau sekelompok kecil kelenjar.
  • Pemeriksaan lanjutan setelah 3–4 minggu untuk memastikan pembengkakan sudah mengecil.
  • Pengobatan atau prosedur tambahan, jika pembengkakan disebabkan oleh penyakit lain seperti gangguan autoimun atau kelainan darah.

 

Secara umum, limfadenopati pada anak-anak biasanya tidak berbahaya. Namun, karena pembesaran kelenjar getah bening bisa disebabkan oleh berbagai jenis infeksi atau kondisi medis lainnya, penting bagi orang tua untuk memeriksakan anak ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.

Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 15 Oktober 2025 | 11:56

Cleveland Clinic. Swollen Lymph Nodes. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/15219-swollen-lymph-nodes

Benning, T. (2025). Swollen lymph nodes: When to watch and when to worry. Available from:  https://communityhealth.mayoclinic.org/featured-stories/swollen-lymph-nodes

Douketis, J. (2024). Lymphadeenopathy. Available from: https://www.msdmanuals.com/professional/cardiovascular-disorders/lymphatic-disorders/lymphadenopathy