Demam umumnya merupakan respons alami tubuh saat terjadi infeksi atau peradangan di dalam tubuh. Demam dengan suhu antara 37,8 hingga 39 derajat celcius tidak berbahaya pada orang dewasa dan anak-anak yang sehat. Anda bisa mengatasinya dengan perawatan di rumah, seperti istirahat yang cukup, hidrasi yang cukup, dan minum obat penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen.

Namun, terkadang demam perlu diwaspadai kehadirannya. Khususnya jika suhu tubuh lebih tinggi dari 38,9 derajat celsius, atau dialami setelah operasi.

Penyebab Demam Setelah Operasi

Demam pascaoperasi merupakan salah satu komplikasi yang sering kali dijumpai setelah menjalani operasi. Berikut beberapa penyebab demam setelah operasi, di antaranya:

Respons peradangan normal

Setelah operasi, tubuh mungkin mengalami respons inflamasi (peradangan) sebagai bagian dari proses penyembuhan. Ini merupakan pertahanan alami tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak.

Proses inflamasi ini terkadang menyebabkan demam ringan. Namun, biasanya tidak berlangsung lama dan akan mereda dengan sendirinya.

Efek anestesi

Anestesi atau pembiusan yang diberikan selama operasi bisa memengaruhi suhu tubuh. Anestesi dapat mengganggu cara tubuh mengatur suhu, yang bisa menyebabkan hipotermia selama operasi.

Setelah operasi, tubuh sering kali berusaha mengembalikan suhu tubuh ke tingkat normal, yang dapat menyebabkan demam. Meskipun demam pascaoperasi akibat anestesi jarang terjadi, namun biasanya demam ini dapat muncul dalam 24 jam pertama setelah operasi.

Baca Juga: Jenis Olahraga yang Aman Dilakukan Setelah Operasi Caesar (Operasi SC)

Infeksi luka operasi

Infeksi adalah salah satu penyebab paling serius dari demam setelah operasi. Jika area luka operasi terinfeksi, tubuh akan merespons dengan meningkatkan suhu untuk melawan infeksi.

Tanda-tanda infeksi pada luka meliputi, keluarnya nanah dari bekas luka, nyeri di bekas luka, kemerahan, pembengkakan, dan keluarnya cairan berbau tidak sedap dari luka.

Pneumonia

Pneumonia setelah menjalani operasi besar merupakan komplikasi serius yang mungkin terjadi setelah operasi di area dada atau perut. Kondisi ini dapat berkembang ketika paru-paru tidak berfungsi secara optimal, sehingga menyebabkan penumpukan cairan atau lendir yang dapat memicu infeksi.

Pneumonia pascaoperasi biasanya ditandai dengan demam yang tidak kunjung turun, batuk terus-menerus, sesak napas, dan nyeri dada.

Deep Vein Thrombosis (DVT)

Deep Vein Thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam dapat menyebabkan demam setelah operasi, terutama pada operasi besar. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan aliran darah melambat di pembuluh darah dalam, yang meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah.

Selama operasi, pembuluh darah juga bisa mengalami cedera yang menyebabkan respons pembekuan darah. Pembuluh darah yang rusak akibat cedera atau operasi lebih rentan terhadap pembentukan bekuan.

Selain demam ringan, DVT juga ditandai dengan pembengkakan pada kaki atau tungkai, nyeri, kemerahan, serta rasa hangat di area yang terkena.

Kapan Demam Menjadi Berbahaya?

Demam ringan setelah operasi sering kali tidak berbahaya. Jika Anda mengalami demam setelah operasi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengamati gejalanya. Untuk demam ringan, cukup istirahat, minum banyak cairan, dan mengonsumsi obat pereda demam yang direkomendasikan oleh dokter.

Baca Juga: Manfaat dan Risiko Prostatektomi, Operasi Prostat

Namun, bila Anda mengalami beberapa tanda bahaya demam berikut maka perlu segera menginformasikan pada dokter:

• Demam tinggi di atas 38,5 derajat celcius
• Adanya gejala infeksi luka
• Nyeri dada dan sesak napas
• Pembengkakan dan nyeri kaki

Memiliki pertanyaan lain terkait dengan demam khususnya pascaoperasi? Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!