Kalori mengacu pada unit energi yang diperoleh tubuh dari makanan dan minuman. Contohnya, bila suatu makanan mengandung 300-500 kalori, berarti tubuh akan mendapat energi sebesar itu dari makanan tersebut. Beberapa makanan bisa hanya mengandung sedikit kalori dan makanan lainnya dapat memiliki banyak kalori.

Kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda, tergantung pada jenis kelamin, usia dan tingkat aktivitasnya sehari-hari. Kalori yang dibutuhkan anak-anak berusia 6-12 tahun tidak sama dengan orang dewasa. 

Untuk itu, setiap orang tua harus memperhatikan asupan sehari-hari anak agar apa yang dikonsumsi agar tidak meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kronis lainnya pada anak di kemudian hari.

Kebutuhan Kalori Anak Usia 6-12 Tahun

Anak-anak memiliki ukuran tubuh dan laju pembakaran kalori di tubuh yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan kebutuhan kalori yang dimakan setiap anak bisa tidak sama. Anak berusia 6 tahun tentunya akan memiliki kebutuhan kalori yang berbeda bila dibandingkan anak berusia 13 tahun, dan tingkat aktivitas mereka juga turut memengaruhi kebutuhan kalori.

Menurut para ahli, ada kisaran rekomendasi kebutuhan kalori harian anak berdasarkan usia dan tergantung seberapa aktif mereka, yaitu:

• Usia 6-8 tahun sekitar 1.600 kalori per hari.
• Usia 9-10 tahun sekitar 1.800 kalori per hari.
• Usia 11-13 tahun sekitar 2.200 kalori per hari.

Saat mencapai usia pubertas, anak perempuan membutuhkan kalori lebih banyak dari sebelumnya. Berapapun usia anak, kebutuhan kalori akan bertambah jika aktivitas anak cukup padat dan tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Kalori yang dibutuhkan anak sehari-hari bisa tidak terlalu besar bila anak kurang aktif.

Baca Juga: Berapa Sebenarnya Kalori yang Dibutuhkan Orang Dewasa Setiap Hari?

Waspada Risiko Obesitas pada Anak

Obesitas adalah kondisi medis yang serius di mana indeks massa tubuh berada di atas angka 30. Saat ini obesitas tidak hanya dialami orang dewasa namun juga mulai banyak ditemukan pada usia kanak-kanak.

Obesitas meningkatkan risiko kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi. Anak yang mengalami obesitas juga cenderung lebih mudah depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Mencegah Obesitas pada Anak

Untuk mencegah obesitas pada anak, tentunya anak-anak disarankan mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalori dan aktivitasnya sehari-hari. Hindari memberikan asupan kalori berlebihan pada anak.

Anak-anak mungkin mengonsumsi kalori berlebihan ketika mereka makan camilan dan minum minuman yang manis. Dibarengi dengan aktivitas fisik yang rendah, kalori yang masuk tidak akan dibakar dan menumpuk di dalam tubuh.

Untuk mencegah risiko obesitas pada anak usia 6-12 tahun, inilah yang sebaiknya dilakukan:

• Memberikan contoh pola hidup sehat pada anak sejak dini, seperti makan makanan sehat dan berolahraga teratur.
• Mengurangi asupan camilan kemasan dan makanan siap saji. Ganti camilan dengan potongan buah segar.
• Membuat sorbet buah untuk menggantikan pencuci mulut seperti es krim.
• Menghindari memberi anak hadiah berupa permen atau kue ketika mereka bersikap baik.
• Mengajak anak makan di meja makan tanpa menonton televisi.
• Mengurangi jenis menu makanan olahan seperti sosis, chicken nugget, atau daging asap.
• Memastikan anak mendapatkan cukup tidur sekitar 10-11 jam per hari.
• Mengajak anak tetap aktif bergerak dan berolahraga. Olahraga yang sesuai dilakukan anak usia 6-12 tahun adalah lari, lompat tali (skipping), squat, sit-up dan push-up, jalan kepiting, yoga, bermain bola, berenang, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Berolahraga Bermanfaat bagi Penderita Obesitas, Tetapi Juga Ada Risikonya

Memang tidak mudah untuk menghitung setiap asupan kalori anak-anak setiap harinya. Anda bisa memanfaatkan penghitungan kalori makanan dengan aplikasi penghitung kalori. Agar asupan kalori anak tidak berlebihan, hindari saja camilan dan minuman manis kekinian, dan ajak anak aktif bergerak dan berolahraga.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!