Bisakah HIV Menular Lewat Gigitan Nyamuk?

Bisakah HIV Menular Lewat Gigitan Nyamuk?
Ilustrasi gigitan nyamuk. Credits: Freepik

Bagikan :


Setiap kali musim nyamuk tiba, sebagian orang mulai bertanya-tanya apakah gigitan nyamuk bisa menularkan HIV. Beragam misinformasi yang beredar kerap membuat masyarakat kesulitan membedakan mana yang benar dan mana yang hanya mitos.

Kekhawatiran ini sebenarnya dapat dimengerti, mengingat nyamuk memang dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah dan malaria. Namun, mekanisme penularan HIV sangat berbeda. Jadi, apakah nyamuk benar-benar berperan dalam penularan HIV? Simak penjelasannya.

 

Bisakah HIV Menular Lewat Gigitan Nyamuk?

Jawabannya adalah tidak. Menurut CDC, HIV hanya dapat menyebar melalui cairan tubuh tertentu dari orang yang terinfeksi, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan rektum, dan Air Susu Ibu (ASI).

Agar penularan terjadi, cairan tersebut harus masuk ke tubuh orang lain melalui selaput lendir (misalnya di vagina, mulut, atau anus), melalui luka terbuka, atau langsung ke aliran darah (seperti lewat jarum suntik).

Dengan mekanisme tersebut, jelas bahwa nyamuk tidak dapat menularkan HIV. Cara kerja gigitan nyamuk berbeda sepenuhnya dari transfusi darah atau hubungan seksual, sehingga virus HIV tidak berpindah melalui gigitan nyamuk.

Baca Juga: Facial Vampir dan Risiko Infeksi HIV

 

Mengapa Nyamuk Tidak Bisa Menularkan HIV?

Ada tiga alasan utama mengapa nyamuk tidak bisa menularkan HIV, bahkan jika sebelumnya menggigit pengidap HIV, yaitu:

Nyamuk tidak menyuntikkan darah ke manusia

Saat menggigit, nyamuk hanya menyuntikkan air liurnya, bukan darah dari orang sebelumnya. Air liur ini berfungsi mencegah pembekuan darah agar nyamuk dapat mengisap darah dengan lancar. Dengan demikian, tidak ada perpindahan darah dari satu orang ke orang lainnya.

HIV tidak bisa bertahan hidup di tubuh nyamuk

Virus HIV hanya dapat berkembang biak di dalam sel manusia, khususnya sel kekebalan tubuh (CD4). Nyamuk tidak memiliki sel CD4, sehingga HIV tidak bisa bereplikasi di tubuhnya. Bahkan, virus ini akan hancur ketika dicerna bersama darah dalam sistem pencernaan nyamuk.

Baca Juga: Gejala HIV Yang Biasanya Dialami Wanita

Jumlah darah yang diambil sangat sedikit

Nyamuk hanya mengambil beberapa mikroliter darah, jumlah yang tidak cukup untuk menularkan HIV. Penularan HIV membutuhkan paparan darah dalam jumlah besar dan langsung ke aliran darah, kondisi yang tidak terjadi saat gigitan nyamuk.

Selain itu, jika seseorang sedang menjalani terapi ART (Antiretroviral) dan virusnya tidak terdeteksi, maka HIV tidak dapat ditularkan.

 

Meski bukti ilmiah sudah jelas, mitos tentang penularan HIV lewat nyamuk masih sering beredar. Dampaknya, orang dengan HIV kerap menghadapi stigma seolah-olah keberadaannya membahayakan orang lain. Padahal HIV tidak menyebar melalui udara, pelukan, makanan, atau gigitan serangga.

Jika Anda merasa khawatir tertular HIV, fokuslah pada langkah pencegahan yang sudah terbukti, seperti menggunakan kondom, tidak berbagi jarum suntik, tidak berganti-ganti pasangan seksual, dan melakukan tes HIV bila pernah melakukan aktivitas seksual berisiko.

Memiliki pertanyaan lebih lanjut? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 21 November 2025 | 12:12

Mayo Clinic (2024). HIV/AIDS. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524 

NIH (2025). Understanding How HIV is Transmitted. Available from: https://hivinfo.nih.gov/understanding-hiv/fact-sheets/understanding-hiv-transmission 

CDC (2024). How HIV Spreads. Available from: https://www.cdc.gov/hiv/causes/index.html 

Peter Morales Brown (2024). Can people acquire STIs from mosquito bites?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/can-mosquitoes-carry-stds