Kwashiorkor dan marasmus adalah dua bentuk utama malnutrisi berat yang terjadi akibat kekurangan protein. Meski sama-sama disebabkan oleh defisiensi nutrisi, keduanya berbeda dalam penyebab, kelompok usia yang paling sering terkena, serta tanda-tanda fisiknya.
Memahami perbedaan ini tidak hanya penting bagi tenaga kesehatan, tetapi juga bagi masyarakat agar dapat mengenali gejalanya lebih awal, mendapatkan penanganan yang tepat, dan melakukan pencegahan sejak dini.
Apa itu Kwashiorkor?
Kwashiorkor adalah bentuk malnutrisi yang terutama terjadi karena kekurangan protein berat, meskipun kebutuhan kalori dari karbohidrat mungkin masih terpenuhi. Kondisi ini paling sering dialami anak usia 3–5 tahun, terutama setelah berhenti menyusu dan mulai mengonsumsi makanan keluarga.
Ciri yang paling khas adalah pembengkakan akibat penumpukan cairan di jaringan tubuh, terutama di perut, wajah, tangan, dan kaki. Perut yang tampak membuncit sering membuat anak terlihat seolah gemuk dan sehat, padahal itu tanda kekurangan gizi.
Selain pembengkakan, kwashiorkor juga dapat menimbulkan beberapa gejala lain, seperti:
- Rambut kusam, mudah patah, atau berubah warna menjadi kemerahan.
- Kulit kering, bersisik, atau muncul lesi di area lipatan.
- Penumpukan lemak di hati.
- Sistem imun melemah sehingga lebih mudah terkena infeksi.
- Pertumbuhan terhambat.
Kwashiorkor umumnya terjadi di wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, sanitasi buruk, atau angka infeksi yang tinggi.
Baca Juga: Orang Dewasa Juga Bisa Kurang Gizi, Ini Tanda-Tandanya
Apa itu Marasmus?
Berbeda dengan kwashiorkor, marasmus terjadi karena tubuh kekurangan seluruh sumber kalori, mulai dari protein, lemak, hingga karbohidrat. Kondisi ini merupakan bentuk kelaparan sesungguhnya.
Marasmus paling sering dialami anak di bawah usia 5 tahun, terutama yang tidak mendapatkan ASI eksklusif atau disapih terlalu cepat tanpa makanan pendamping yang cukup bergizi.
Anak dengan marasmus terlihat sangat kurus dan kering. Hampir tidak ada lemak di tubuh, otot menyusut, dan tulang tampak menonjol. Kulitnya keriput seperti orang tua, sementara pipinya tampak cekung akibat hilangnya jaringan lunak.
Gejala lain yang dapat muncul meliputi:
- Penurunan berat badan yang sangat berat.
- Penyusutan otot dan lemak tubuh.
- Mudah lelah dan kehilangan energi.
- Anemia serta kekurangan berbagai mikronutrien.
Marasmus menyebabkan tubuh kehabisan sumber energi sehingga mulai memecah otot dan cadangan lemak untuk bertahan hidup. Proses ini dapat mengganggu fungsi organ vital dan menjadi kondisi yang sangat berbahaya jika tidak segera ditangani.
Baca Juga: Waspada Gejala dan Akibat Gizi Buruk Pada Anak
Penanganan Kwashiorkor dan Marasmus
Baik kwashiorkor maupun marasmus membutuhkan penanganan medis bertahap. Fokus utamanya adalah menstabilkan kondisi anak, mengembalikan asupan protein dan kalori secara perlahan, memberikan suplementasi vitamin dan mineral, serta melakukan pemantauan kesehatan yang ketat.
Keduanya tidak dapat ditangani dengan sekadar meningkatkan porsi makan secara tiba-tiba. Tubuh yang sangat lemah justru memerlukan nutrisi sedikit demi sedikit, agar proses pemulihan berjalan aman dan optimal.
Memahami perbedaan kwashiorkor dan marasmus membantu orang tua mengenali tanda-tandanya sejak dini, sehingga anak dapat segera mendapat perawatan yang tepat dan terhindar dari komplikasi yang mengancam jiwa.
Jika Anda menemukan tanda-tanda kekurangan gizi pada anak, segera konsultasikan ke dokter atau manfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Cleveland Clinic (2022). Kwashiorkor. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23099-kwashiorkor
Cleveland Clinic (2025). Proteins. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/body/proteins
WebMD (2025). What Is Marasmus?. Available from: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-marasmus
Foram Mehta (2023). Marasmus: A type of malnutrition. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/313185