Menstrual cup merupakan alternatif alat kebersihan wanita yang praktis, ekonomis, dan ramah lingkungan. Berbentuk seperti cangkir kecil, alat ini berfungsi menampung darah menstruasi di dalam vagina tanpa perlu khawatir terjadi kebocoran.
Menstrual cup umumnya terbuat dari bahan silikon atau lateks yang fleksibel dan aman, sehingga mudah dimasukkan ke dalam vagina. Selain lebih ramah lingkungan karena dapat digunakan berulang kali, menstrual cup juga dinilai lebih nyaman, hemat biaya dalam jangka panjang, dan bisa digunakan hingga 10–12 jam tanpa perlu diganti.
Risiko dan Efek Samping Menggunakan Menstrual Cup
Meskipun penggunaan menstrual cup umumnya aman, tetap ada beberapa risiko dan efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain:
Risiko infeksi
Salah satu risiko utama dalam penggunaan menstrual cup adalah infeksi, terutama jika alat ini tidak dibersihkan dengan benar. Darah menstruasi dapat menjadi media yang mendukung pertumbuhan bakteri, termasuk Staphylococcus aureus, bakteri yang berpotensi menyebabkan toxic shock syndrome (TSS), kondisi serius yang jarang terjadi namun bisa berakibat fatal.
Untuk meminimalkan risiko infeksi, penting untuk menjaga kebersihan menstrual cup dengan langkah-langkah berikut:
- Cuci tangan sebelum dan sesudah memasang atau melepas menstrual cup.
- Bersihkan menstrual cup secara berkala selama masa haid, sesuai petunjuk penggunaan.
- Sterilkan menstrual cup dengan cara merebusnya dalam air mendidih sebelum dan setelah masa menstruasi.
Baca Juga: Cara Membersihkan Menstrual Cup, Haruskah Disteril?
Kesulitan memasang atau melepas
Bagi pemula, penggunaan menstrual cup bisa terasa menantang. Beberapa orang mengalami kesulitan saat memasukkan atau melepas cup, terutama jika belum terbiasa dengan anatomi tubuhnya sendiri.
Kesalahan dalam pemasangan dapat menyebabkan menstrual cup tidak terpasang dengan benar, yang berisiko menimbulkan kebocoran atau rasa tidak nyaman selama digunakan.
Risiko bocor atau tumpah
Meskipun menstrual cup dirancang untuk menampung darah menstruasi dengan aman, kebocoran tetap bisa terjadi. Hal ini umumnya disebabkan oleh pemasangan yang kurang tepat atau cup yang sudah penuh.
Selain memastikan posisi cup terpasang dengan benar, penting juga untuk mengosongkan menstrual cup secara berkala, terutama jika memiliki aliran menstruasi yang deras, agar tidak terjadi kebocoran.
Toxic Shock Syndrome (TSS)
Meskipun sangat jarang terjadi, penggunaan menstrual cup berisiko menyebabkan toxic shock syndrome (TSS). TSS adalah kondisi serius yang disebabkan oleh racun dari bakteri Staphylococcus aureus. Gejalanya dapat mencakup demam tinggi, muntah, diare, sakit kepala hebat, ruam kulit mirip sunburn, serta tekanan darah yang menurun drastis.
Berbeda dengan tampon yang menyerap darah, menstrual cup justru menampung darah, sehingga risiko TSS cenderung lebih rendah. Meski begitu, penting untuk tetap waspada dan tidak membiarkan menstrual cup berada terlalu lama di dalam tubuh tanpa dibersihkan, guna mencegah pertumbuhan bakteri.
Baca Juga: 5 Kelebihan Menggunakan Menstrual Cup Dibanding Pembalut Biasa
Iritasi dan reaksi alergi
Beberapa orang mungkin mengalami iritasi atau reaksi alergi terhadap bahan menstrual cup. Umumnya, menstrual cup terbuat dari silikon atau lateks. Jika memiliki alergi terhadap lateks, disarankan untuk memilih menstrual cup yang terbuat dari silikon guna menghindari reaksi yang tidak diinginkan.
Gejala alergi dapat berupa gatal, kemerahan, pembengkakan, atau bahkan keluarnya cairan tidak normal dari vagina. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan ke dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Interaksi dengan alat kontrasepsi
Penggunaan menstrual cup dapat memengaruhi posisi alat kontrasepsi seperti diafragma atau IUD jika tidak dipasang dengan hati-hati. Tarikan saat melepas cup atau tekanan di area vagina dapat menggeser posisi alat tersebut.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan menstrual cup bersamaan dengan alat kontrasepsi tertentu.
Menstrual cup bisa menjadi alternatif yang nyaman dan ramah lingkungan selama digunakan dengan benar. Jika Anda memiliki riwayat alergi, menggunakan alat kontrasepsi, atau merasa ragu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang dapat diunduh melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
- dr Nadia Opmalina
Rachel Nall, MSN, CRNA (2022). Are Menstrual Cups Dangerous? Here’s What You Need to Know. Available from: https://www.healthline.com/health/menstrual-cup-dangers
Zawn Villines (2020). Are there dangers to using menstrual cups?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/menstrual-cup-dangers
Cleveland Clinic (2022). Are Menstrual Cups Right for You?. Available from: https://health.clevelandclinic.org/tired-of-tampons-here-are-pros-and-cons-of-menstrual-cups
Cleveland Clinic (2022). Toxic Shock Syndrome. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15437-toxic-shock-syndrome
Cleveland Clinic (2024). Latex Allergy. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8623-latex-allergy