Penyebab Air Ketuban Terlalu Sedikit (Oligohidramnion)

Penyebab Air Ketuban Terlalu Sedikit (Oligohidramnion)
Ilustrasi ibu hamil. Credits: Freepik

Bagikan :


Oligohidramnion atau kondisi ketika air ketuban terlalu sedikit umumnya bukan hal yang normal. Menjelang akhir kehamilan, penurunan jumlah air ketuban memang dapat terjadi secara alami sebagai bagian dari persiapan tubuh menuju persalinan.

Namun, jika jumlah air ketuban berkurang terlalu banyak pada usia kehamilan tertentu, hal ini dapat menghambat pasokan oksigen bagi janin dan meningkatkan risiko komplikasi.

Mengetahui penyebab oligohidramnion sangat penting agar ibu hamil dan dokter dapat mengambil langkah pencegahan serta penanganan yang tepat.

 

Penyebab Air Ketuban Terlalu Sedikit

Sebagian besar kasus oligohidramnion atau air ketuban yang terlalu sedikit memang tidak diketahui penyebab pastinya. Namun, para ahli menemukan beberapa faktor risiko yang dapat berperan dalam menurunnya volume cairan ketuban, antara lain:

Kehamilan melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir)

Pada kehamilan yang berlangsung lebih dari 40 minggu, penurunan volume air ketuban merupakan hal yang wajar terjadi secara alami. Namun, meskipun termasuk proses normal menjelang persalinan, kondisi ini tetap perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko kompresi tali pusat dan menyulitkan proses persalinan.

Ketuban pecah dini

Sebagian kasus oligohidramnion pada trimester kedua dan ketiga terjadi akibat pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya. Kondisi ini menyebabkan cairan ketuban keluar, baik secara perlahan maupun tiba-tiba, sehingga volume cairan di dalam rahim menurun secara signifikan.

Baca Juga: Ketahui Gangguan pada Air Ketuban dan Bahayanya Bagi Ibu dan Bayi

Solusio plasenta

Oligohidramnion juga dapat terjadi apabila plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum persalinan atau yang disebut dengan solusio plasenta. Kondisi ini menghambat aliran darah dan nutrisi menuju janin, yang pada akhirnya turut mengurangi produksi serta volume cairan ketuban.

Kelainan bawaan pada janin

Kelainan pada ginjal atau saluran kemih janin dapat mengganggu produksi urine. Karena sebagian besar air ketuban berasal dari urine janin, produksi urine yang berkurang akan menyebabkan penurunan volume air ketuban di dalam rahim.

Sindrom transfusi janin ganda

Pada kehamilan kembar monokorionik (satu plasenta), aliran darah dan nutrisi dari plasenta dapat terbagi tidak merata antara kedua janin. Akibatnya, salah satu janin mungkin menerima lebih sedikit suplai darah, yang menyebabkan penurunan produksi urine dan berakibat menurunnya volume air ketuban.

Baca Juga: Berbahayakah Jika Ibu Hamil Mengalami Air Ketuban Berlebih?

Kondisi kesehatan ibu

Penyakit kronis yang diderita ibu juga dapat meningkatkan risiko terjadinya oligohidramnion. Misalnya, diabetes gestasional dapat memengaruhi fungsi plasenta, sedangkan hipertensi kronis dapat mengurangi aliran darah ke plasenta. Kedua kondisi ini berpotensi menurunkan produksi dan volume air ketuban.

Penggunaan obat tertentu

Beberapa jenis obat, seperti ACE inhibitor (untuk mengobati tekanan darah tinggi) dan NSAID (untuk meredakan nyeri, menurunkan demam, dan mengurangi peradangan), diketahui dapat menurunkan produksi urine janin jika digunakan dalam dosis tinggi atau jangka panjang selama kehamilan.

Karena itu, penggunaan obat apa pun, terutama saat sedang hamil sebaiknya selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk mencegah risiko terhadap janin.

 

Air ketuban yang terlalu sedikit sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas. Karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan rutin sesuai jadwal yang ditetapkan oleh dokter.

Melalui pemeriksaan USG berkala, dokter dapat memantau jumlah air ketuban sekaligus mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pada pertumbuhan atau perkembangan janin sejak dini.

Jika memiliki pertanyaan lain terkait dengan air ketuban, sebaiknya konsultasikan ke dokter melalui layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 11 November 2025 | 11:32

Mayo Clinic (2025). What are the treatment options for low amniotic fluid during pregnancy?. Available from: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/low-amniotic-fluid/faq-20057964 

Cleveland Clinic (2025). Oligohydramnios. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22179-oligohydramnios 

Cleveland Clinic (2024). Amniotic Fluid. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/body/23310-amniotic-fluid 

Matt McMillen and Alyssa Anderson (2025). What Is Oligohydramnios?. Available from: https://www.webmd.com/baby/what-is-oligohydramnios