Brand/Nama Lain
Albavance F, Bioquin, Eqinon, Farmaquin, Innaquin, Lumiquin, Mediquin, Melanox, Melanox Forte, Melaskin, Melaskin-TF, Melaqiderm, Melaquin, Obagi Nu-Derm Clear, Quinosen, Refaquin, Skinesse HQ, Tricodion, Ufiquin, dan Vitaquin
Cara Kerja
Hydroquinone bekerja dengan cara menghambat enzim tirosinase, yaitu enzim yang berperan dalam proses pembentukan melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit. Dengan menghambat produksi melanin, hydroquinone membantu memudarkan hiperpigmentasi seperti flek hitam, melasma, atau bekas jerawat. Obat ini umumnya digunakan dalam bentuk krim oles dan diaplikasikan langsung pada area kulit yang mengalami penggelapan.
Indikasi
Hydroquinone diindikasikan untuk mengobati berbagai kondisi hiperpigmentasi kulit, seperti melasma, lentigo (bintik penuaan), freckles (bintik-bintik), dan hiperpigmentasi pasca-inflamasi akibat jerawat atau iritasi kulit. Obat ini digunakan untuk mencerahkan area kulit yang mengalami penggelapan akibat produksi melanin berlebih. Hydroquinone biasanya direkomendasikan sebagai terapi topikal jangka pendek dan harus digunakan sesuai anjuran tenaga medis untuk mencegah efek samping dan memastikan efektivitas pengobatan.
Kontraindikasi
Hydroquinone dikontraindikasikan pada individu yang memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap hydroquinone atau komponen lain dalam formulasi obat. Obat ini juga tidak dianjurkan untuk digunakan pada kulit yang mengalami luka terbuka, iritasi berat, atau infeksi aktif.
Penggunaan hydroquinone pada ibu hamil dan menyusui sebaiknya dihindari, kecuali atas saran dan pengawasan dokter karena keamanan penggunaannya pada kelompok ini belum sepenuhnya diketahui. Penggunaan jangka panjang juga tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko efek samping serius seperti ochronosis.
Efek Samping
Efek samping obat hydroquinone yang paling umum meliputi iritasi kulit ringan seperti kemerahan, rasa terbakar, gatal, atau kering pada area yang diolesi. Penggunaan hydroquinone sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter karena pemakaian jangka panjang atau dosis tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit atau efek samping lain seperti ochronosis (penggelapan warna kulit yang permanen).
Reaksi alergi juga bisa muncul, meskipun jarang, yang ditandai dengan ruam hebat, pembengkakan, atau rasa gatal yang parah. Untuk mengurangi risiko efek samping, hydroquinone sebaiknya digunakan sesuai anjuran dokter dan dihindari penggunaannya pada kulit yang rusak atau sensitif.
Sediaan
Hydroquinone tersedia dalam bentuk sediaan topikal, umumnya berupa krim, gel, atau salep dengan konsentrasi yang bervariasi, seperti 2% untuk penggunaan bebas (over-the-counter) dan 4% atau lebih tinggi untuk penggunaan dengan resep dokter. Sediaan ini dibuat untuk diaplikasikan langsung pada area kulit yang mengalami hiperpigmentasi.
Dalam beberapa produk, hydroquinone juga dikombinasikan dengan bahan lain seperti tretinoin atau kortikosteroid untuk meningkatkan efektivitas terapi. Pemilihan bentuk dan konsentrasi sediaan disesuaikan dengan kondisi kulit pasien dan tingkat keparahan hiperpigmentasi.
Dosis
Dosis hydroquinone yang umum digunakan adalah krim topikal dengan konsentrasi 2% hingga 4%, yang dioleskan tipis pada area kulit yang mengalami hiperpigmentasi sebanyak satu hingga dua kali sehari, sesuai anjuran dokter.
Penggunaan dosis harus disesuaikan dengan kondisi kulit dan respons pasien terhadap pengobatan. Hindari mengoleskan hydroquinone pada area kulit yang luas atau dalam jumlah berlebihan karena dapat meningkatkan risiko iritasi atau efek samping lain. Penggunaan jangka panjang juga tidak dianjurkan, dan jika tidak terlihat perbaikan dalam 2 hingga 3 bulan, sebaiknya konsultasikan kembali dengan dokter.
Keamanan
Hydroquinone termasuk dalam kategori C untuk keamanan penggunaan pada kehamilan menurut FDA, yang berarti studi pada hewan menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol yang memadai pada manusia. Oleh karena itu, penggunaannya selama kehamilan sebaiknya dihindari kecuali jika manfaatnya dianggap lebih besar daripada risikonya.
Belum diketahui secara pasti apakah hydroquinone diserap dalam jumlah signifikan ke dalam aliran darah setelah pemakaian topikal atau apakah dapat masuk ke dalam ASI, sehingga penggunaannya pada ibu menyusui juga harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.
Interaksi Obat
Hydroquinone umumnya digunakan secara topikal dan memiliki risiko interaksi obat yang rendah, namun tetap perlu diperhatikan saat digunakan bersamaan dengan produk kulit lain yang mengandung bahan aktif seperti benzoil peroksida, resorsinol, atau asam salisilat. Kombinasi ini dapat meningkatkan risiko iritasi kulit atau menyebabkan reaksi seperti kemerahan dan pengelupasan.
Penggunaan bersama produk yang bersifat photosensitizing dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari. Oleh karena itu, saat menggunakan hydroquinone, disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari berlebihan dan selalu menggunakan tabir surya untuk mencegah iritasi atau hiperpigmentasi lebih lanjut.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Alvidiani Agustina Damanik
American Osteopathic College of Dermatology. (n.d.). Hydroquinone. https://www.aocd.org/page/hydroquinone
Banodkar, P. D., & Banodkar, K. P. (2022). The safety of hydroquinone. Indian Journal of Dermatology, Venereology and Leprology, 88(6), 696–699. https://doi.org/10.25259/IJDVL_657_2021
Harley Street MD. (n.d.). What is hydroquinone and is it safe to use? Harley Street MD. https://harleystreet-md.co.uk/blog/what-is-hydroquinone/
National Skin Centre. (n.d.). Hydroquinone. NSC. https://www.nsc.com.sg/patients-and-visitors/Health-Library/Dermatology-Drugs/Pages/Hydroquinone.aspx
U.S. Environmental Protection Agency. (2009). Provisional peer-reviewed toxicity values for hydroquinone (EPA/690/R-09/027F). https://www.epa.gov/sites/default/files/2016-09/documents/hydroquinone.pdf