Hormon pertumbuhan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi perkembangan fisik anak. Jika hormon ini diproduksi dalam jumlah yang sedikit, anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan, termasuk tinggi badan yang tidak optimal.

Sayangnya, keterlambatan pertumbuhan sering terdeteksi terlambat, sehingga penanganannya pun menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda kekurangan hormon pertumbuhan sejak dini.

Apa itu Defisiensi Hormon Pertumbuhan?

Hormon pertumbuhan adalah hormon penting yang diproduksi oleh kelenjar pituitari, kelenjar kecil di dasar otak yang berfungsi mengatur pertumbuhan anak. Pada sebagian anak, produksi hormon ini dapat terganggu, sehingga menyebabkan defisiensi hormon pertumbuhan.

Kondisi ini bisa bersifat bawaan sejak lahir (kongenital) atau muncul setelah lahir akibat cedera, tumor, infeksi, atau faktor genetik lainnya. Mengenali masalah ini sejak dini sangat penting agar anak mendapatkan penanganan tepat waktu.

Baca Juga: Inilah Cara untuk Memprediksi Tinggi Badan Anak Ketika Sudah Dewasa

Tanda dan Gejala Defisiensi Hormon Pertumbuhan

Pertumbuhan yang lambat

Tanda paling khas kekurangan hormon pertumbuhan adalah tinggi badan anak yang bertambah lebih lambat dibandingkan teman sebayanya. Akibatnya, anak bisa memakai baju yang sama selama lebih dari satu tahun, tidak memerlukan celana atau sepatu baru meski usianya bertambah, dan posisinya berada di bawah persentil ke-3 pada grafik pertumbuhan WHO (World Health Organization).

Selain itu, tinggi badan anak yang mengalami defisiensi hormon pertumbuhan juga bertambah kurang dari 4,5 cm per tahun untuk anak laki-laki, dan kurang dari 4 cm per tahun untuk anak perempuan.

Wajah tampak lebih muda dari usianya

Anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan sering terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Ciri-cirinya bisa meliputi hidung kecil, wajah bulat seperti bayi, atau rahang bawah yang tampak lebih kecil.

Tubuh proporsional tapi kecil

Berbeda dengan gangguan genetik seperti dwarfisme (kerdil), anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan biasanya memiliki proporsi tubuh yang normal, dengan ukuran kepala, lengan, dan kaki seimbang. Hanya saja, seluruh tubuhnya lebih kecil dibandingkan anak seusianya.

Baca Juga: Daftar Makanan untuk Membantu Memaksimalkan Tinggi Badan Anak

Keterlambatan pubertas

Hormon pertumbuhan juga berperan penting dalam perkembangan seksual. Anak yang kekurangan hormon ini sering mengalami keterlambatan pubertas, misalnya payudara belum berkembang pada usia 13 tahun, testis belum membesar pada anak laki-laki usia 14 tahun, atau belum mengalami menstruasi pada usia 15 tahun.

Pertumbuhan rambut yang terganggu

Anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan biasanya mengalami gangguan pertumbuhan rambut. Hormon ini berperan dalam regenerasi sel, termasuk sel di folikel rambut yang menghasilkan batang rambut baru.

Jika produksinya rendah, regenerasi rambut menjadi lambat, sehingga rambut tumbuh lebih jarang, lebih tipis, dan terlihat kurang sehat.

Pertumbuhan gigi yang lambat

Hormon pertumbuhan tidak hanya memengaruhi tinggi badan dan perkembangan tulang panjang, tetapi juga penting untuk pematangan tulang rahang dan pembentukan gigi permanen.

Jika produksinya kurang, proses pergantian gigi susu menjadi gigi permanen dapat tertunda. Gigi permanen bisa tumbuh lebih lambat dari usia rata-rata atau jarak kemunculannya menjadi lebih lama. Selain itu, perkembangan rahang yang lebih lambat dapat memengaruhi susunan gigi, membuat gigi tampak jarang atau tidak sejajar.

Semakin dini kekurangan hormon pertumbuhan terdeteksi, maka semakin besar peluang anak mencapai tinggi badan optimal. Karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar pertumbuhan anak dapat dipantau dengan baik.

Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui fitur konsultasi yang tersedia pada aplikasi Ai Care dengan mengunduhnya di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!