Definisi
Obstruksi bilier adalah suatu kondisi ketika saluran empedu mengalami sumbatan. Saluran empedu adalah saluran yang membawa getah empedu dan getah pankreas menuju usus halus. Getah empedu sendiri dihasilkan oleh hati. Kedua cairan ini mengandung berbagai enzim yang berfungsi untuk mencerna makanan. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, berbagai komplikasi serius dapat terjadi.
Penyebab
Obstruksi saluran empedu dapat dibagi menjadi dua berdasarkan lokasinya:
- Intrahepatik atau di dalam hati
- Penyakit hepatitis atau peradangan hati
- Pengerasan hati serta pembentukan jaringan parut di hati
- Obat-obatan dapat menyebabkan aliran getah empedu macet, meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu, atau bahkan menyebabkan kematian sel-sel hati
- Ekstrahepatik atau di luar hati
- Sumbatan di dalam saluran empedu
- Batu empedu
- Kanker yang tumbuh ke dalam saluran empedu
- Kanker
- Penyempitan saluran empedu
- Infeksi parasit
- Peradangan saluran empedu (kolangitis)
- Gangguan saluran empedu akibat HIV/AIDS
- Tuberkulosis empedu
- Sumbatan di luar saluran empedu
- Penekanan saluran empedu oleh tumor
- Peradangan pankreas (pankreatitis)
- Kista pankreas
- Pelebaran kantong empedu
- Sumbatan di dalam saluran empedu
Faktor Risiko
Faktor risiko obstruksi bilier sangat tergantung dari penyebabnya. Batu empedu menyebabkan sumbatan saluran empedu pada 5 orang dari 1.000 penduduk. Batu empedu sendiri dapat diam pada kantong empedu atau menyumbat saluran empedu. Penyakit ini lebih sering dialami oleh wanita usia subur, berusia di atasa 40 tahun, obesitas, atau baru saja mengalami penurunan berat badan drastis yang cukup cepat.
Sementara itu, penyebab lainnya seperti hepatitis terkait dengan jenis hepatitisnya. Hepatitis akibat virus misalnya, dapat terjadi akibat konsumsi makanan yang kurang higienis (hepatitis A), serta penggunaan jarum suntik atau menyentuh darah orang yang terinfeksi (hepatitis B, C, dan D).
Hepatitis sendiri juga dapat terjadi akibat penggunaan obat-obatan, misalnya obat-obatan tuberkulosis. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti parasetamol secara berlebihan juga dapat berisiko menyebabkan kondisi ini.
Selain itu, kanker pada organ pencernaan juga dapat meningkatkan risiko sumbatan saluran empedu.
Gejala
Gejala utama obstruksi bilier adalah kulit dan mata kuning. Kuning pada mata dapat ditemukan pada bagian putih bola mata (sklera). Hal ini terjadi karena sumbatan saluran empedu menyebabkan aliran bilirubin macet, dan penumpukan bilirubin inilah yang memberi warna kuning pada kulit dan sklera.
Selain kuning, gejala lain yang dapat muncul di antaranya:
- Gatal pada seluruh tubuh
- Nyeri pada perut bagian kanan atas
- Demam
- Mual dan muntah
- Rasa lelah yang berlebih
- Penurunan berat badan
- Penurunan nafsu makan
Diagnosis
Pemeriksaan dilakukan untuk mencari penyebab obstruksi bilier. Pemeriksaan langsung dapat dilakukan untuk mencari adanya nyeri pada perut serta adanya tanda-tanda kanker seperti pembesaran kelenjar getah bening. Selain itu, pemeriksaan langsung dapat menunjukkan adanya massa atau tumor di perut, terutama apabila ada kanker seperti kanker pankreas, pembesaran hati akibat hepatitis, atau pembesaran limpa. Suhu demam dan menggigil disertai kuning dan nyeri perut bagian kanan atas dapat menjadi petunjuk adanya peradangan pada saluran empedu (kolangitis).
Selanjutnya, pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk memperkirakan posisi sumbatan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pertama adalah pemeriksaan bilirubin untuk mengetahui hal ini. Selanjutnya, apabila dicurigai kerusakan hati, pemeriksaan alkalin fosfatase (ALP) dan gamma-glutamyl transpeptidase (GGT) dapat dilakukan. Jika pemeriksaan tersebut tidak tersedia, pemeriksaan enzim hati dapat dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan hati. Selain itu, pemeriksaan waktu pembekuan darah dapat dilakukan untuk mengetahui komplikasi dari penyakit hati.
Pemeriksaan pencitraan dapat dilakukan untuk mencari penyebab sumbatan di saluran empedu. Pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan ultrasonografi (USG) yang cukup terjangkau, dan dapat mendeteksi adanya batu empedu sebagai penyebab tersering sumbatan. Apabila fasilitas memadai, pencitraan menggunakan computed tomography scan (CT scan) atau magnetic resonance imaging (MRI) dapat dilakukan untuk mencari penyebab sumbatan, apabila batu tidak ditemukan lewat USG. Jika Anda berobat ke fasilitas kesehatan yang lengkap, dokter dapat menggunakan endoskopi atau selang dengan kamera di ujungnya untuk melihat saluran empedu dan mencari penyebab sumbatan di saluran empedu.
Tatalaksana
Tata laksana obstruksi bilier bertujuan untuk menyingkirkan sumbatan atau menyembuhkan kondisi yang menyebabkan sumbatan.
Apabila terdapat batu empedu, prosedur pengambilan batu tersebut dapat dilakukan menggunakan endoskopi ataupun pembedahan. Biasanya, pilihan prosedur jatuh pada endoskopi, namun jika batu empedu muncul berulang, pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat kantong empedu (kolesistektomi).
Sementara itu, apabila sumbatan disebabkan oleh kanker, tata laksana gejala dapat dilakukan dengan mengalirkan cairan empedu keluar tubuh. Namun, untuk menata laksana kanker, dokter perlu mengetahui stadium kanker. Selanjutnya, pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat tumor, atau jika tumor tidak dapat diangkat, terapi akan dilakukan menggunakan obat-obatan pembunuh sel kanker (kemoterapi) dan/atau terapi radiasi.
Apabila kista empedu menjadi penyebab sumbatan, dokter dapat melakukan pembedahan untuk menangani saluran empedu yang mengalami pembesaran.
Apabila obstruksi bilier terjadi akibat pankreatitis, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengatasi nyeri dan melakukan endoskopi untuk menangani kondisi tersebut.
Apabila obstruksi bilier terjadi akibat masalah di dalam hati, penanganan akan terkait dengan penyakit. Jika kondisi ini terjadi akibat penggunaan obat-obatan, biasanya pemberhentian obat-obatan dapat memperbaiki gejala. Jika hepatitis akibat virus menjadi penyebab, dokter dapat memberikan obat-obatan antivirus untuk menangani kondisi tersebut.
Selain itu, diet dapat membantu menangani penyebab obstruksi bilier. Apabila Anda memiliki berat badan berlebih, Anda dapat mempertimbangkan untuk menurunkan berat badan secara perlahan, karena penurunan berat badan yang terlalu cepat juga dapat menyebabkan pembentukan batu empedu. Diet rendah lemak jenuh dan rendah gula juga dapat membantu menangani kondisi tersebut. Konsumsi makanan tinggi serat dan olahraga teratur dapat menurunkan risiko batu empedu dan komplikasinya.
Komplikasi
Obstruksi bilier dapat menyebabkan komplikasi yang cukup parah, mereka dapat berupa:
- Infeksi saluran empedu
- Penyakit hati
- Kuning atau jaundice
- Diabetes
- Peradangan pankreas (pankreatitis)
- Kekurangan vitamin
- Masalah pencernaan seperti nafsu makan menurun dan malabsorpsi (ketidakmampuan tubuh mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan)
- Pembengkakan kantong empedu
- Peradangan kantong empedu (kolesistitis)
- Peradangan saluran empedu (kolangitis)
Pencegahan
Obstruksi bilier paling sering disebabkan oleh batu empedu. Pencegahan batu empedu yang dapat dilakukan berupa menghindari konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kolesterol terlalu sering, membatasi konsumsi gula, serta berolahraga teratur.
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda melihat kulit dan sklera mata Anda berwarna kuning, disertai gejala seperti mual, muntah, penurunan berat badan drastis, diare, gatal seluruh tubuh, atau memiliki riwayat konsumsi obat-obatan sering atau dalam jumlah banyak, segeralah ke dokter. Penyebab obstruksi bilier sangat beragam, namun yang tersering adalah batu empedu. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang cukup parah apabila tidak segera ditangani, dan dapat mengganggu fungsi pencernaan Anda.
- dr Hanifa Rahma
Bonheur, J. (2019). Biliary Obstruction: Background, Pathophysiology, Etiology. Retrieved 24 January 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/187001-overview
Brennan, D. (2021). What Is a Biliary Obstruction?. Retrieved 24 January 2022, from https://www.webmd.com/digestive-disorders/what-is-a-biliary-obstruction
Coucke, E., Akbar, H., Kahloon, A., & Lopez, P. (2021). Biliary Obstruction. Retrieved 24 January 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539698/