Definisi
Ensefalopati adalah kondisi yang terjadi ketika ada kelainan struktur atau fungsi otak akibat suatu kondisi medis tertentu. Kelainan ini dapat bersifat sementara tetapi juga dapat permanen. Oleh sebab itu, deteksi dan penanganan untuk kondisi ini perlu dilakukan sesegera mungkin, untuk meningkatkan peluang kesembuhannya. Ensefalopati hipertensi adalah sindrom neurologi akut yang ditandai satu atau lebih manifestasi klinis seperti nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, penurunan kesadaran dan kejang yang berhubungan dengan peningkatan darah yang tinggi. Hipertensi ini merupakan bagian dari hipertensi urgensi, yaitu ketika tekanan darah melebihi 140/90 dengan tanpa kerusakan atau komplikasi minimum pada organ yang berkaitan. Pada orang dewasa ensefalopati hipertensi dapat merupakan komplikasi dari hipertensi kronik yang tidak terkontrol, sedangkan pada anak-anak berhubungan dengan serangan hipertensi akut.
Penyebab
Ensefalopati hipertensi disebabkan karena tekanan darah tinggi melebihi 140/90 yang menyebabkan gangguan pada struktur atau fungsi otak. Hipertensi sendiri bukan menjadi satu-satunya kondisi yang memicu ensefalopati. Ada beberapa hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap ensefalopati yaitu kekurangan pasokan oksigen pada otak akibat infeksi atau kurang darah, gangguan elektrolit yaitu saat kadar elektrolit dalam tubuh tidak seimbang, hipotensi yaitu tekanan darah terlalu rendah, keracunan atau efek samping obat, penyakit hati, termasuk penyakit kuning, cedera kepala, gagal ginjal yaitu kondisi yang terjadi saat ginjal tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, penyakit hasimoto yaitu penyakit yang terjadi akibat sistem imunitas menyerang kelenjar tiroid dalam tubuh, protein glisin yang terlalu tinggi di otak akibat kelainan genetic, sindrom Wernicke-Korsakoff yaitu kondisi yang terjadi akibat kekurangan vitamin B1 yang dipicu oleh kecanduan alkohol, penyakit lyme yaitu infeksi bakteri yang ditularkan akibat sering menggigit kuku dalam keadaan kotor, penyakit sapi gila yaitu gangguan pada otak akibat mengonsumsi daging sapi yang terinfeksi penyakit. Kondisi-kondisi tersebut dapat memicu gejala ensefalopati yang membutuhkan penangan medis segera.
Pada anak-anak ensefalopati hipertensi dapat disebabkan karena beberapa penyakit seperti GNAPS (Glumerulonefritis Akut Post-Streptoccocal), sindrom uremik hemolitik, nefritis schonlein henoch, nefritis lupus, glomerulonephritis proliferative, pyelonephritis, uropati obstruktif, ginjal polikistrik dan pasca transplantasi ginjal.
Faktor Risiko
Beberapa faktor yang dapat memperberat terjadinya ensefalopati hipertensi, antara lain :
- Usia. Pada orang lanjut usia memiliki risiko lebih tinggi mengalami ensefalopati hipertensi.
- Jenis kelamin. Laki-laki lebih banyak mengalami ensefalopati hipertensi dibandingkan perempuan.
- Riwayat penyakit. Orang dengan riwayat penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, riwayat mengalami kejang lebih memiliki risiko tinggi mengalami ensefalopati hipertensi.
- Pada anak-anak dengan riwayat penyakit ginjal lebih rentan mengalami ensefalopati hipertensi.
Gejala
Kondisi ensefalopati akibat hipertensi dapat memicu munculnya sejumlah gejala seperti :
- Sakit kepala hebat
- Penglihatan kabur
- Merasa kebingungan
- Kejang
- Pingsan
- Kehilangan konsentrasi
- Gangguan koordinasi gerak
- Kehilangan kemampuan dalam mengatasi masalah atau mengambil keputusan.
Selain itu ensefalopati juga dapat menimbulkan gejala seperti bagian tubuh terasa berkedut, sulit menelan atau berbicara, kelemahan otot pada salah satu anggota tubuh, serta penurunan kesadaran, mulai dari tampak mengantuk hingga koma.
Diagnosis
Diagnosis ensefalopati hipertensi dapat ditegakkan melalui wawancara mendalam (anamnesis), apakah ada nyeri kepala hebat, mual, muntah, penglihatan kabur, penurunan kesadaran, kejang, riwayat hipertensi sebelumnya, penyakit ginjal, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan seperti funduskopi untuk melihat ada tidaknya perdarahan retina dan papil edema sebagai tanda peningkatan tekanan otak. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan jantung dan paru-paru untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran pembuluh darah vena leher atau suara tambahan pada paru, urinalisis dan pemeriksaan darah untuk mengetahui kerusakan fungsi ginjal. Pemeriksaan CT scan atau MRI kepala juga dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis dan menunjukkan adanya pembengkakan pada bagian otak dan ada tidaknya perdarahan.
Tata Laksana
Pengobatan dan terapi yang diberikan pada penderita ensefalopati hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah arterial sebesar 25% selama 1-2 jam dan tekanan darah diastolik ke 100-110 mmHg. Pemberian obat suntik antihipertensi dapat diberikan agar obat bekerja dengan cepat dalam menurunkan tekanan darah.
Pemantauan di unit perawatan intensif (ICU) dilakukan dengan memantau tekanan darah arteri, dosis obat yang diberikan, dan pemantauan fungsi organ. Komplikasi potensial dari terapi medis misalnya, penurunan tekanan darah yang terlalu ekstrim dan efek samping atau toksisitas dari obat-obatan harus diwaspadai.
Obat-obatan yang menjadi pilihan terapi ensefalopati hipertensi antara lain, labetalol, nikardipin, fenildopam, dan sodium nitroprusside. Tatalaksana lain yang dapat diberikan seperti menerapkan pola makan yang sudah ditentukan, pemberian oksigen tambahan, koreksi cairan dan elektrolit melalui pemberian cairan infus, hingga tambahan nutrisi, pemberian obat antibiotik, obat laktulosa, cuci darah atau transplantasi ginjal pada ensefalopati akibat gangguan ginjal (uremik). Jika terjadi dalam kasus parah, prosedur transplantasi ginjal diperlukan untuk mengatasi gagal ginjal yang menyebabkan ensefalopati.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan ensefalopati hipertensi yang terlambat dapat mengakibatkan gagal ginjal, kerusakan retina mata, gagal jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi pada pasien ensefalopati juga dapat memicu pembengkakan otak yang dapat memberat menjadi status epileptikus, koma hingga kematian. Namun, terapi hipertensi yang agresif (penurunan tekanan darah yang tiba-tiba atau ekstrim) juga tidak disarankan karena dapat memicu terjadinya kondisi iskemik (kekurangan darah) pada organ target terutama pada pasien yang sudah mengalami hipertensi kronik.
Pencegahan
Sebagian jenis ensefalopati masih bisa dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang sederhana. Ensefalopati yang disebabkan hipertensi dapat dicegah dengan memodifikasi gaya hidup, diantaranya :
- Mengatur pola diet khusus penderita hipertensi
- Membatasi konsumsi garam
- Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan berat badan/obesitas
- Tidak mengonsumsi alkohol
- Tidak merokok
- Olahraga teratur
- Minum obat teratur sesuai anjuran dokter
- Rutin melakukan pemeriksaan untuk memastikan tekanan darah tetap normal.
Kontrol rutin sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Rutin mengonsumsi obat-obatan anti-hipertensi sesuai anjuran dokter juga dapat mencegah terjadinya komplikasi lanjutan yang dapat memperburuk kondisi.
Kapan Harus ke Dokter?
Disarankan untuk segera ke dokter apabila mengalami gejala penurunan kesadaran yang disertai mual, muntah, pandangan buram, kejang, sakit kepala hebat, dan terlihat bingung. Jika Anda memiliki penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi), lakukan pemeriksaan dan pemantauan rutin tekanan darah ke fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu, dianjurkan juga untuk pasien dengan riwayat penyakit, jantung, stroke, gagal ginjal untuk rutin memeriksakan kondisi ke dokter agar penyakit tersebut terkontrol.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Emedicine Health (2017). Encephalopathy.
Healthline (2017). Encephalopathy
Berisavac, et al. (2017). How to recognize and treat metabolic encephalopathy in Neurology intensive care unit. Neurol India, 65(1), pp. 123-8.
Potter T, Schaefer T. Hypertensive Encephalopathy [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2021 [cited 26 December 2021]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554499/
Irawan Susanto, MD, FACP. Hypertensive Encephalopathy Treatment & Management. Medscape 10 December 2018. Availlable from : Hypertensive Encephalopathy Treatment & Management: Approach Considerations, Pharmacologic Therapy, Acute Inpatient Monitoring (medscape.com)