Definisi
Divertikulosis adalah terbentuknya kantong di dinding saluran pencernaan. Kantung ini disebut dengan divertikula. Divertikula terbentuk pada dinding usus yang lemah karena adanya tekanan pada lapisan dalam usus. Tekanan membuat dinding usus menonjol keluar dan membentuk kantong kecil. Ukuran divertikula bervariasi, dari seukuran kacang hingga lebih besar. Meskipun kantong divertikula dapat terbentuk pada seluruh lapisan usus besar, namun divertikulosis paling sering muncul di daerah rektum. Rektum adalah bagian usus besar yang paling bawah dan berbentuk seperti huruf S.
Divertikulosis berbeda dengan divertikulitis. Divertikulitis terjadi jika satu atau lebih kantong meradang atau terinfeksi. Kantong dapat membengkak, muncul nyeri perut hebat, mual, dan demam. Kondisi ini harus segera ditangani untuk mencegah penyebaran infeksi. Sementara, divertikulosis seringkali tidak menimbulkan gejala sama sekali dan tidak perlu diobati. Pola hidup sehat dan diet tinggi serat dapat mencegah divertikulosis meradang atau timbulnya komplikasi lain.
Divertikulosis banyak ditemukan di negara-negara barat dan terjadi pada 10% orang berusia di atas 40 tahun dan pada 50% orang berusia di atas 60 tahun. Angka kejadian divertikulosis meningkat seiring bertambahnya usia dan hampir selalu ditemukan pada orang berusia di atas 80 tahun.
Penyebab
Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab divertikulosis. Sebelumnya, diperkirakan divertikulosis terjadi akibat kekurangan serat, yang banyak ditemukan pada sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Dengan kurangnya konsumsi serat, akan terjadi konstipasi atau sembelit. Tinja yang susah keluar akan menumpuk di usus dan menimbulkan tekanan pada lapisan usus. Peningkatan tekanan tersebut akan membentuk kantong kecil di titik yang lemah pada dinding usus.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko divertikulosis adalah sebagai berikut:
- Usia. Divertikulosis umum terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun, namun jarang pada mereka yang berusia di bawah 30 tahun. Para ahli berpendapat bahwa kantong tersebut akan terlihat lebih banyak seiring bertambahnya usia.
- Pria memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan wanita
- Kelebihan berat badan
- Diet rendah serat
- Diet tinggi lemak dan daging merah
- Tidak olahraga teratur
- Konsumsi obat antiinflamasi tanpa aturan yang benar
- Merokok
- Keturunan. Penelitian menunjukkan bahwa diduga terdapat peranan faktor genetik pada divertikulosis. Hal ini berarti Anda lebih berisiko jika orang tua atau salah satu saudara Anda memiliki divertikulosis.
Gejala
Kebanyakan orang yang memiliki divertikulosis tidak menunjukan gejala. Mereka yang memiliki keluhan, antara lain berupa:
- Sakit atau kram perut
- Kembung
- Sembelit
- Diare
Munculnya gejala-gejala tersebut tidak berarti Anda pasti mengalami divertikulosis. Kondisi seperti irritable bowel syndrome, tukak lambung, peradangan usus buntu, dan penyakit saluran cerna lainnya juga dapat menimbulkan gejala serupa. Sehingga, dokter harus menyingkirkan kemungkinan masalah lainnya.
Diagnosis
Kebanyakan dokter tidak mengetahui adanya divertikulosis pada seorang pasien. Divertikulosis biasanya diketahui justru pada pemeriksaan untuk penyakit lain. Jika menemukan divertikulosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap untuk memastikan diagnosis.
Pertama-tama, dokter akan menanyakan keluhan dan riwayat kesehatan. Dokter akan bertanya bagaimana pola makan, riwayat penyakit, obat-obatan yang Anda konsumsi, dan bagaimana pola buang air besar Anda. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini antara lain colok dubur, yaitu pemeriksaan dinding dalam dubur Anda menggunakan jari telunjuk yang sudah diberi gel pelumas. Dokter akan memeriksa apakah terdapat perdarahan, nyeri, atau kelainan lainnya.
Untuk menunjang diagnosis, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
- CT scan, menunjukan gambar saluran cerna
- Kolonoskopi, untuk melihat kondisi usus besar
- Sampel darah, dapat menunjukan tanda tanda anemia atau infeksi
- Rontgen serial saluran cerna bawah
Tatalaksana
Jika Anda memiliki divertikulosis, umumnya tidak timbul gejala dan tidak memerlukan pengobatan. Namun, karena divertikulosis dapat memberat menjadi divertikulitis, Anda harus mengkonsumsi diet tinggi serat sebagai upaya pencegahan. Tujuan utama penanganan divertikulosis adalah menjaga kantong divertikula agar tidak menimbulkan masalah seperti peradangan atau infeksi. Dokter akan menyarankan:
- Diet tinggi serat atau suplemen serat. Diet ini akan tergantung pada seberapa banyak kebutuhan serat Anda. Makanan kaya serat akan mengurangi gas dan rasa sakit di perut. Dokter mungkin menyarankan produk serat seperti Citrucel atau Metamucil. Produk serat tersebut tersedia dalam bentuk pil, bubuk, atau wafer. Anda harus mengkonsumsi serat bersama asupan air yang cukup.
- Obat-obatan yang membantu meringankan gejala.
- Probiotik, yaitu bakteri baik yang hidup di usus. Belum banyak penelitian mengenai probiotik. Studi yang sudah ada menunjukan bahwa probiotik dapat membantu mengatasi gejala divertikulosis. Namun, selalu konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen jenis apapun.
Komplikasi
Beberapa komplikasi divertikulosis antara lain:
- Kantung terinfeksi dan bahkan pecah. Kantung yang terinfeksi disebut divertikulitis. Kantung terinfeksi karena adanya bakteri pada tinja yang menumpuk dan mengisi kantung divertikula. Jika dinding kantung mengalami erosi akibat tekanan yang terus menerus, kantung dapat pecah dan mudah terinfeksi. Divertikulitis dapat diobati dengan istirahat, terapi cairan, dan antibiotik.
- Infeksi dapat menyebar dan membentuk abses. Abses adalah kantong berisi nanah. Dokter akan mengeluarkan nanah tersebut untuk menghilangkan abses.
- Perforasi atau lubang di sepanjang dinding perut. Komplikasi ini jarang terjadi, namun mengancam jiwa dan memerlukan pembedahan segera.
- Perdarahan divertikular. Komplikasi ini jarang terjadi. Perdarahan terjadi ketika pembuluh arteri pada dinding usus pecah. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan masif dan membutuhkan rawat inap serta transfusi darah.
Pencegahan
Saat ini, divertikulosis semakin banyak ditemukan dibandingkan 100 tahun lalu. Diperkirakan bahwa diet di era modern sekarang, yang mengandung banyak karbohidrat olahan dan tidak cukup serat, memainkan peran terbesar pada kejadian divertikulosis.
Dengan menghindari faktor-faktor risiko divertikulosis yang sudah disebutkan di atas, Anda dapat mencegah timbulnya divertikulosis. Diet yang dianjurkan adalah diet gizi seimbang, rendah lemak dan karbohidrat olahan, dan tinggi serat.
Diet tinggi serat dapat berasal dari sayur, buah, biji-bijian, atau kacang-kacangan. Serat akan menarik air ke dalam tinja sehingga tinja lebih lunak dan membuatnya mudah keluar saat BAB. Pola BAB yang lancar dapat mencegah terbentuknya divertikulosis.
Konsumsi banyak serat membuat tinja banyak menyerap air, sehingga Anda perlu meningkat konsumsi air putih agar tinja tetap lunak dan mudah dikeluarkan. Minum air putih minimal 2 liter per hari atau sekitar 8 gelas. Olahraga teratur juga membantu memperlancar pembuangan tinja. Olahraga sekitar 30 menit sehari dapat menjaga tubuh Anda tetap sehat.
Kapan harus ke dokter?
Konsultasi dengan dokter jika:
- Merasa sakit pada area perut yang menetap dan tidak dapat dijelaskan karena sebab lainnya. Terutama jika Anda juga mengalami demam dan perubahan pola buang air besar, seperti sembelit atau diare.
- Jika gejala berulang atau memburuk.
- Jika terdapat darah pada tinja Anda.
- dr Ayu Munawaroh, MKK
What is diverticulosis?. (2021). Retrieved 17, 2022, from https://www.webmd.com/digestive-disorders/what-is-diverticulosis
Diverticulosis and diverticulitis of the colon. (2020). Retrieved 17, 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10352-diverticular-disease
Nallapeta NS, Farooq U, and Patel K. (2020). Diverticulosis. Retrieved 24, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430771