Definisi
Gangguan mood merupakan suatu kategori gangguan mental yang digunakan untuk mendeskripsikan semua tipe depresi dan gangguan bipolar. Terdapat beberapa tipe gangguan mood, antara lain:
- Depresi, terdapat penurunan minat dalam aktivitas sehari-hari, merasa sedih atau putus asa, dan gejala lainnya selama minimal 2 minggu
- Distimia, mengacu pada mood atau suasana hati yang iritabel (mudah terganggu atau merasa marah), depresi ringan yang kronis dan bertahan selama minimal 2 tahun
- Gangguan bipolar, kondisi dimana individu memiliki periode depresi yang bergantian dengan periode mania atau peningkatan mood
- Gangguan mood yang berhubungan dengan kondisi kesehatan lainnya, pasien penderita penyakit medis seperti kanker, cedera, infeksi, atau penyakit kronis, dapat menunjukkan gejala depresi
- Gangguan mood yang diinduksi zat, dimana gejala depresi yang muncul akibat efek pengobatan, penyalahgunaan obat, alkohol, paparan toksin, atau jenis pengobatan lainnya
Alcohol-induced mood disorder merupakan bagian dari gangguan mood yang dirangsang oleh suatu zat, dalam kondisi ini diakibatkan oleh alkohol. Pada alcohol-induced mood disorder, gangguan mood yang timbul dicetuskan oleh penggunaan alkohol saja dan bukan akibat penyebab lainnya.
Alkohol biasanya dikonsumsi dengan tujuan untuk memperbaiki suasana hati peminumnya, tetapi terdapat sejumlah proporsi masyarakat yang menderita gangguan suasana perasaan secara paradoks setelah mengkonsumsi alkohol. Individu tersebut tidak mengalami euforia yang biasanya dirasakan selama berada dalam keadaan terintoksikasi alkohol, tetapi malah menjadi manik atau masuk ke dalam depresi.
Penyebab
Alkohol dapat menyebabkan gangguan mood berupa kondisi mania dan depresi. Gangguan dapat muncul pada seseorang yang mengalami intoksikasi alkohol atau gejala withdrawal (putus zat). Salah satu teori yang sedang diajukan adalah alkohol menyebabkan terjadinya perubahan pada penyaluran neurotransmitter (senyawa yang mengantarkan sinyal atau pesan dari sel saraf ke sel lainnya) di dalam sirkuit saraf yang penting, seperti pada traktus dopaminergik di otak dan sirkuit Papez yang berperan dalam ekspresi emosi.
Faktor Resiko
Dari semua episode depresif yang terjadi pada masyarakat umum, ditemukan bahwa hampir setengahnya dicetuskan oleh penggunaan alkohol yang berlebihan. Hal ini didukung juga dengan data pada penelitian lain yang menyatakan bahwa pada individu yang memiliki gangguan penggunaan alkohol, sebanyak 40-60% mengalami depresi yang dicetuskan oleh alkohol. Selain konsumsi alkohol yang berlebihan, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa faktor genetik berpengaruh dalam meningkatkan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan obat, zat, alkohol serta gangguan mood pada seseorang.
Gejala
Gangguan mood yang disebabkan atau dicetuskan oleh penggunaan alkohol dapat berupa gangguan bipolar dan gangguan depresif. Individu dengan gangguan mood yang disebabkan alkohol akan menunjukkan gejala yang mirip individu dengan gangguan mood lainnya.
Jika mengalami depresi, maka individu tersebut akan mengalami:
- Mood sedih
- Insomnia
- Perasaan bersalah
- Rasa ingin bunuh diri
- Retardasi psikomotor (penurunan aktivitas motorik yang dahulu bisa dilakukan dengan cepat)
- Rasa putus asa dan tidak berdaya
- Gampang marah
- Penurunan gairah seksual
- Tidak bertenaga
- Anoreksia
Jika mengalami mania, maka individu tersebut akan mengalami:
- Grandiositas atau sebuah rasa kebesaran/superioritas diri yang tidak realistis
- Perhatian gampang teralihkan
- Impulsif
- Pemikiran cepat
- Gampang marah
- Insomnia
- Peningkatan energi
Gejala-gejala di atas akan sembuh dengan berhentinya intoksikasi berat atau withdrawal akut (hingga 1 bulan). Gangguan yang disebabkan oleh alkohol dapat terjadi pada masa intoksikasi atau withdrawal. Secara umum, intoksikasi berat akan menyebabkan gejala yang konsisten dengan mania atau hipomania sedangkan withdrawal akan menyebabkan gejala depresi.
Alkohol akan mencetuskan fase euforia, menurunkan kontrol impuls, atau menyebabkan mood menjadi labil (mania atau hipomania). Fase intoksikasi ini kemudian akan diikuti oleh fase withdrawal, yang ditandai dengan iritabilitas, agitasi atau gaduh gelisah dan disforia (kondisi dengan ketidakpuasan yang terus bertahan lama).
Diagnosis
Gangguan mood akibat alkohol akan mengikuti gejala gangguan mood yang tidak disebabkan oleh alkohol atau zat lainnya. Oleh karena itu, depresi yang dicetuskan alkohol akan mengikuti kriteria diagnostik gangguan depresi sedangkan gangguan bipolar yang dicetuskan alkohol akan mengikuti kriteria diagnostik gangguan bipolar.
Pada gangguan depresi yang dicetuskan alkohol, akan muncul gambaran klinis yang dikarakterisasi oleh mood depresi, atau penurunan rasa senang/minat pada semua aspek kehidupan. Pada gangguan bipolar yang dicetuskan alkohol, gambaran klinisnya berupa peningkatan mood, atau mood yang iritabel, dengan atau tanpa disertai mood depresi (atau penurunan minat atau rasa senang dalam semua aspek kehidupan). Gejala yang muncul juga harus cukup berat hingga menyebabkan kesedihan mendalam, kekhawatiran berat dan gangguan yang signifikan.
Gejala klinis ini kemudian akan digabungkan dengan wawancara, pemeriksaan fisik, atau pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dan disarankan oleh dokter untuk menegakkan diagnosis.
Diperlukan juga pengakuan dari individu bahwa dia telah mengkonsumsi alkohol, atau terdapat hasil pemeriksaan laboratorium yang positif untuk dapat membuat diagnosis yang valid. Dokter juga akan memastikan bahwa gejala yang muncul tidak ada sebelum individu tersebut mengkonsumsi alkohol. Gejala yang muncul akibat penggunaan alkohol atau zat lain akan sembuh dengan berhentinya intoksikasi berat atau gejala putus alkohol akut (hingga 1 bulan).
Tatalaksana
Dengan terdiagnosanya gangguan mood yang dicetuskan alkohol, maka terdapat implikasi bahwa gangguan mood tersebut dapat sembuh dengan sendirinya setelah diberhentikan zat penyebabnya yaitu alkohol. Namun, gangguan mood yang dicetuskan alkohol harus diobati oleh psikiater, sebab kecanduan dan gangguan mood yang muncul perlu diobati secara bersamaan.
Metode yang sering digunakan adalah terapi perilaku seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), Dialectical Behavioral Therapy (DBT), dan terapi keluarga. Perlu tidaknya pemberian obat-obatan akan bergantung pada tingkat keparahan episode gejala yang disebabkan alkohol.
Keputusan klinis dokter, yang dibantu dari hasil wawancara lengkap serta informasi tambahan, akan membantu dokter untuk memutuskan apakah individu tersebut hanya perlu diberikan perawatan suportif dan diobservasi di lingkungan aman selama periode putus zat atau bila mereka memerlukan pengobatan terhadap gangguan mood yang dialaminya.
Beberapa penelitian menyarankan pemberian obat antidepresan untuk individu yang menunjukkan gejala depresi, sedangkan untuk episode manik obat-obatan yang disarankan adalah antipsikotik.
Komplikasi
Komplikasi paling signifikan dari gangguan mood yang dicetuskan alkohol adalah munculnya keinginan bunuh diri. Penelitian menyatakan bahwa percobaan bunuh diri lebih umum ditemukan pada gangguan mood yang disebabkan alkohol atau zat lainnya. Terdapat juga penelitian lain yang memberikan estimasi bahwa terdapat peningkatan risiko percobaan bunuh diri sebanyak hampir empat kali lebih besar, jika gangguan mood tersebut dicetuskan oleh penggunaan alkohol, obat, atau zat lainnya.
Pencegahan
Terdapat beberapa cara untuk menghindari atau mencegah terjadinya gangguan suasana hati yang diinduksi alkohol, yaitu:
- Hindari konsumsi alkohol
- Hindari orang-orang atau perkumpulan yang dapat mencetuskan ide konsumsi alkohol
- Jalani pola hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi, mengurangi kafein, serta berhenti merokok
- Sadari gejala-gejala depresi atau mania yang muncul setelah penggunaan alkohol dan mencari bantuan dokter atau psikiater
Kapan Harus ke Dokter
Segera ke dokter atau psikiater jika mengalami gangguan mood atau keadaan seperti di bawah ini:
- Merasa emosi mengganggu pekerjaan, hubungan, aktivitas sosial atau aspek lain dari kehidupan
- Memiliki kesulitan berhenti minum alkohol
- Memiliki perasaan, pikiran, atau perilaku ingin bunuh diri – mencari bantuan gawat darurat secepatnya
- dr Hanifa Rahma
Johns Hopkins Medicine. Mood Disorders. Accessed January 13, 2022, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/mood-disorders.
Revadigar, N., Gupta, V. (2021). Substance-Induced Mood Disorders. StatPearls Publishing. Accessed January 13, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555887/.
Hartney, E. (2021). Substance-Induced Mood Disorder. Accessed January 13, 2022, from https://www.verywellmind.com/substance-medication-induced-depressive-disorder-21931
McHugh, RK., Weiss, RD. (2019). Alcohol Use Disorder and Depressive Disorders. Alcohol research: current reviews.
Substance-Induced Mood Disorders. (2021). Mental Health Center Cedars-Sinai Medical Office Towers. Available from: https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/o/overview-of-mood-disorders.html
Mood disorders. (2021). Mayo Clinic. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mood-disorders/symptoms-causes/syc-20365057