Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Credit: tebmedtourism.com

Bagikan :


Brand/Nama Lain

Pregnyl, Novarel, Ovitrell, Choriomon, Profasi, dan Lupi-HCG

 

Cara Kerja

Obat HCG (Human Chorionic Gonadotropin) bekerja dengan meniru fungsi hormon luteinizing (LH), yaitu hormon yang secara alami berperan dalam proses reproduksi. Pada wanita, HCG merangsang ovulasi dengan memicu pelepasan sel telur dari ovarium, sehingga sering digunakan dalam program kehamilan atau terapi infertilitas.

Pada pria, HCG merangsang sel Leydig di testis untuk memproduksi testosteron, yang penting untuk pembentukan sperma dan menjaga fungsi reproduksi. Karena sifatnya yang meniru LH, HCG efektif dalam mengatasi gangguan hormonal tertentu yang berkaitan dengan kesuburan, baik pada pria maupun wanita.

 

Indikasi

Obat HCG diindikasikan untuk mengatasi berbagai masalah terkait fungsi reproduksi. Pada wanita, HCG digunakan untuk merangsang ovulasi dalam program kehamilan, termasuk bayi tabung (IVF), serta untuk mengatasi infertilitas yang disebabkan oleh gangguan ovulasi. Pada pria, HCG diindikasikan untuk mengobati hipogonadisme, yaitu kondisi ketika tubuh tidak memproduksi cukup testosteron, serta untuk membantu meningkatkan produksi sperma dalam kasus infertilitas. Selain itu, HCG juga dapat digunakan pada anak laki-laki dengan kriptorkismus, yaitu kondisi testis yang belum turun ke skrotum secara normal.

 

Kontraindikasi

Obat HCG memiliki beberapa kontraindikasi yang perlu diperhatikan. Penggunaan HCG tidak dianjurkan pada individu yang memiliki hipersensitivitas terhadap HCG atau komponen lain dalam sediaannya. Selain itu, obat ini dikontraindikasikan pada wanita dengan kanker yang sensitif terhadap hormon, seperti kanker ovarium, kanker payudara, atau kanker rahim, serta pada mereka yang mengalami perdarahan uterus yang tidak diketahui penyebabnya.

HCG juga tidak boleh digunakan pada pasien dengan gangguan tiroid atau adrenal yang tidak terkontrol, serta pada wanita yang sudah mengalami menopause karena tidak akan memberikan manfaat terapeutik.

 

Efek Samping

Obat HCG dapat menimbulkan beberapa efek samping, tergantung pada respons tubuh masing-masing individu. Efek samping yang umum meliputi nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, serta perubahan suasana hati. Pada wanita, penggunaan HCG dapat meningkatkan risiko terjadinya Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS), kondisi serius yang ditandai dengan pembesaran ovarium, nyeri perut, mual, dan penambahan berat badan yang cepat.

Pada pria, penggunaan HCG dapat menyebabkan ginekomastia (pembesaran payudara), jerawat, dan perubahan libido. Efek samping serius jarang terjadi, tetapi penggunaannya tetap harus berada di bawah pengawasan medis.

 

Sediaan

Obat HCG tersedia dalam bentuk sediaan injeksi, baik untuk injeksi intramuskular (IM) maupun subkutan (SC), tergantung pada anjuran dokter dan kondisi pasien. Sediaan HCG umumnya disajikan dalam bentuk vial berisi bubuk kering (liofilisat) yang harus dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut steril sebelum digunakan.

Dosis dan kekuatan HCG bervariasi, biasanya tersedia dalam satuan internasional (IU), seperti 500 IU, 1.000 IU, 5.000 IU, hingga 10.000 IU per vial, dan disesuaikan dengan kebutuhan terapi masing-masing individu. Penggunaan dan penyimpanan sediaan HCG harus mengikuti petunjuk medis secara ketat untuk menjamin efektivitas dan keamanannya.

 

Dosis

Dosis obat HCG bervariasi tergantung pada indikasi penggunaannya, jenis kelamin, dan respons individu terhadap terapi.

  • Pada wanita yang menjalani program kehamilan atau pengobatan infertilitas, dosis umum berkisar antara 5.000 hingga 10.000 IU diberikan melalui injeksi tunggal untuk memicu ovulasi setelah stimulasi folikel.
  • Pada pria dengan hipogonadisme atau gangguan spermatogenesis, dosis HCG biasanya berkisar antara 1.000 hingga 4.000 IU yang disuntikkan dua hingga tiga kali per minggu selama beberapa minggu atau bulan, tergantung pada respon klinis pasien. 
  • Untuk anak laki-laki dengan kriptorkismus, dosis dan durasi pemberian disesuaikan berdasarkan usia dan berat badan.

 

Keamanan

Obat HCG termasuk dalam kategori kehamilan X menurut FDA jika digunakan untuk indikasi yang tidak berkaitan dengan kehamilan, karena dapat membahayakan janin bila digunakan secara tidak tepat. Penggunaan HCG selama kehamilan yang telah terjadi secara alami tidak dianjurkan, kecuali atas petunjuk medis khusus, dan tidak disarankan selama menyusui karena belum diketahui apakah hormon ini diekskresikan melalui ASI.

Namun, karena HCG digunakan sebagai bagian dari terapi kesuburan pada wanita yang sedang menjalani program kehamilan, penggunaannya dalam konteks tersebut dapat dibenarkan dan dianggap aman dengan pengawasan dokter. Oleh karena itu, keamanan HCG sangat bergantung pada indikasi dan waktu penggunaannya..

 

Interaksi Obat

Obat HCG memiliki potensi interaksi dengan beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi efektivitas atau meningkatkan risiko efek sampingnya. Penggunaan HCG bersama dengan obat yang memengaruhi hormon, seperti glukokortikoid, hormon tiroid, atau obat kesuburan lain seperti FSH, harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan medis.

HCG dapat memengaruhi hasil tes laboratorium tertentu, seperti tes hormon atau fungsi gonad, sehingga penting untuk memberi tahu tenaga medis jika sedang menjalani pengobatan dengan HCG. Meskipun interaksi obat yang serius jarang terjadi, disarankan untuk memberi tahu dokter tentang semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang dikonsumsi sebelum memulai terapi dengan HCG.

 

Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr. Alvidiani Agustina Damanik
Editor :
  • dr. Alvidiani Agustina Damanik
Last Updated : Senin, 6 Oktober 2025 | 13:04

American Pregnancy Association. (n.d.). What are HCG levels? Retrieved October 4, 2025, from https://americanpregnancy.org/getting-pregnant/hcg-levels/

Canadian Cancer Society. (n.d.). Human chorionic gonadotropin (hCG or b-hCG). Retrieved October 4, 2025, from https://cancer.ca/en/treatments/tests-and-procedures/human-chorionic-gonadotropin-hcg-or-b-hcg

Betz, D., & Fane, K. (2025, April 27). Human chorionic gonadotropin. In StatPearls. StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532950/

Ogino, M. H., & Tadi, P. (2022, November 7). Physiology, chorionic gonadotropin. In StatPearls. StatPearls Publishing. Retrieved October 4, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556118/

Skogler, J., Moberg, T., et al. (2023, December). Association between human chorionic gonadotropin (hCG) levels and adverse pregnancy outcomes: A systematic review and meta-analysis. Pregnancy Hypertension, 34, 124–137. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/37951184/

 

Society for Endocrinology (U.S.). (2021, September). Human chorionic gonadotropin. Retrieved October 4, 2025, from https://www.yourhormones.info/hormones/human-chorionic-gonadotrophin/