Perbedaan Amenorrhea Primer dan Sekunder

Perbedaan Amenorrhea Primer dan Sekunder
Ilustrasi gangguan menstruasi. Credit: Freepik

Bagikan :


Amenorrhea atau amenore adalah kondisi ketika seseorang tidak mengalami menstruasi selama tiga siklus berturut-turut. Keadaan ini bisa dipicu oleh perubahan hormon maupun berbagai masalah kesehatan lainnya. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai perbedaan antara amenorrhea primer dan sekunder.

 

Perbedaan Amenorrhea Primer dan Sekunder

Amenorrhea atau amenore adalah kondisi ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi. Normalnya, setiap wanita akan mendapatkan menstruasi setiap bulan. Dalam setiap siklus, hormon memicu pelepasan sel telur ke rahim untuk dibuahi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mati dan meluruh bersama lapisan dinding rahim, yang kemudian keluar sebagai menstruasi.

Proses menstruasi dipengaruhi oleh beberapa organ penting, yaitu:

  • Hipotalamus: mengontrol kelenjar pituitari yang berperan dalam ovulasi.
  • Ovarium: menyimpan dan memproduksi sel telur, sekaligus menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
  • Uterus: merespons hormon dengan menebalkan lapisan rahim sebagai persiapan kehamilan, lalu meluruh jika tidak terjadi pembuahan.

Gangguan pada salah satu organ tersebut dapat menyebabkan siklus menstruasi terganggu hingga memicu kondisi amenorrhea.

Baca Juga: Sering Sakit Kepala Sebelum Menstruasi, Kenali Penyebabnya

Berdasarkan jenisnya, terdapat dua jenis amenorrhea, yaitu amenorrhea primer dan sekunder. Berikut perbedaannya:

Amenorrhea Primer

Amenorrhea primer adalah kondisi ketika seorang wanita belum mengalami menstruasi hingga usia 15 tahun, atau belum mendapat menstruasi dalam waktu 5 tahun setelah tanda-tanda pubertas pertama muncul.

Jika seorang anak perempuan berusia 13 tahun belum mengalami menarche (menstruasi pertama) dan tidak menunjukkan tanda perkembangan payudara, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan amenorrhea primer antara lain:

  • Riwayat keluarga dengan amenorrhea atau menopause dini.
  • Kelainan genetik atau kromosom.
  • Berat badan berlebih atau kekurangan berat badan yang parah.
  • Kelainan struktural pada organ reproduksi, misalnya gangguan pada rahim, vagina, atau perkembangan sistem reproduksi yang tidak sempurna.

Amenorrhea Sekunder

Amenorrhea sekunder adalah kondisi ketika seorang wanita yang sebelumnya memiliki siklus menstruasi normal, kemudian berhenti mengalami menstruasi selama tiga bulan berturut-turut atau lebih.

Penyebab amenorrhea sekunder dapat meliputi faktor gaya hidup, penggunaan obat, maupun kondisi medis tertentu. Beberapa penyebab umumnya antara lain:

  • Penggunaan alat kontrasepsi tertentu.
  • Efek samping kemoterapi atau terapi radiasi untuk kanker.
  • Riwayat operasi rahim yang meninggalkan jaringan parut.
  • Stres berkepanjangan.
  • Gizi buruk atau asupan nutrisi yang tidak seimbang.
  • Perubahan berat badan yang drastis, baik penurunan maupun kenaikan.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu.

Selain itu, ada juga kondisi medis yang dapat memicu amenorrhea sekunder, seperti:

  • Insufisiensi ovarium primer: ovarium berhenti berfungsi sebelum usia 40 tahun.
  • Amenorrhea hipotalamus: gangguan pada hipotalamus yang mengganggu pengaturan siklus menstruasi.
  • Gangguan hipofisis: misalnya tumor hipofisis jinak atau produksi prolaktin berlebih.
  • Ketidakseimbangan hormon: akibat sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan adrenal, atau hipotiroidisme.
  • Tumor ovarium.
  • Obesitas.
  • Penyakit kronis: seperti penyakit ginjal atau penyakit radang usus.

Baca Juga: Penyebab Menstruasi Pertama Terlalu Dini

 

Penanganan Amenorrhea

Penanganan amenorrhea harus dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Beberapa langkah yang biasanya dianjurkan dokter antara lain:

  • Gangguan hormon: dapat diberikan terapi hormon atau pil KB untuk membantu menyeimbangkan kadar hormon.
  • Gangguan tiroid atau hipofisis: ditangani dengan obat-obatan sesuai kondisi medis yang dialami.
  • Tumor atau penyumbatan struktural organ reproduksi: mungkin memerlukan tindakan operasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Selain pengobatan medis, dokter juga dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti menjaga berat badan ideal, memperbaiki pola makan, mengurangi stres, dan berolahraga secara teratur.

 

Amenorrhea dapat disebabkan oleh masalah pada organ-organ yang memengaruhi menstruasi, faktor genetik, riwayat keluarga, atau kondisi lainnya. Jika anda mengalami gejala amenorrhea sebaiknya periksakan ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 30 September 2025 | 11:11

Cleveland Clinic. Amenorrhea. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3924-amenorrhea

Mayo Clinic. Amenorrhea. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/amenorrhea/symptoms-causes/syc-20369299

Pinkerton, J. (2025). Amenorrhea. Available from: https://www.msdmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/menstrual-abnormalities/amenorrhea

Family Doctor. Amenorrhea. Available from: https://familydoctor.org/condition/amenorrhea/