Anoreksia nervosa merupakan salah satu gangguan makan yang paling sering terjadi. Orang dengan anoreksia berusaha mempertahankan atau menurunkan berat badan dengan cara yang ekstrem, seperti membatasi asupan makanan, memuntahkan makanan, atau berolahraga secara berlebihan. Penyebab anoreksia sangat kompleks, dan salah satu faktor yang berperan besar adalah faktor genetik.
Apa Itu Anoreksia?
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan di mana seseorang berusaha menjaga berat badannya serendah mungkin. Pengidap anoreksia biasanya memiliki citra tubuh yang negatif, mereka menganggap dirinya gemuk atau terlalu besar, padahal berat badannya sudah sangat rendah.
Untuk mempertahankan berat badan serendah mungkin, pengidap anoreksia dapat melakukan berbagai cara yang tidak sehat, seperti berolahraga secara berlebihan, mengonsumsi obat pencahar, makan dalam jumlah sangat sedikit, atau memuntahkan kembali makanan yang baru saja dikonsumsi.
Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, penurunan berat badan yang ekstrem, serta perubahan drastis pada fungsi otak dan tubuh secara keseluruhan.
Baca Juga: Anoreksia: Gejala dan Penyebabnya
Faktor Genetik pada Anoreksia
Anoreksia adalah gangguan makan yang kompleks. Pada awalnya, kondisi ini dianggap semata-mata sebagai gangguan psikologis, dan para ahli menghubungkannya dengan perilaku pilih-pilih makanan untuk tujuan tertentu.
Namun, seiring berkembangnya penelitian, diketahui bahwa anoreksia merupakan kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan. Gangguan ini juga berkaitan erat dengan kondisi kejiwaan lainnya serta dipengaruhi secara signifikan oleh faktor keturunan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengidap anoreksia memiliki gangguan pada wilayah kromosom tertentu yang berperan dalam mengatur nafsu makan, rasa kenyang, depresi, dan kecemasan. Ketika gen-gen ini terpengaruh, seseorang dapat mengalami gangguan makan, misalnya merasa lapar tetapi tidak memiliki nafsu makan, atau kesulitan menghabiskan makanan meskipun tersedia di depan mereka.
Penelitian lain menemukan bahwa mutasi gen yang terkait dengan anoreksia dapat diturunkan dalam keluarga. Dalam sebuah studi disebutkan bahwa kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara kandung, atau anak) dari penderita anoreksia nervosa memiliki risiko hingga 10 kali lebih tinggi untuk mengalami gangguan yang sama dibandingkan orang yang tidak memiliki hubungan keluarga.
Pada anak kembar yang lahir dari sel telur dan sperma yang sama, kemungkinan memiliki diagnosis anoreksia yang sama juga lebih tinggi dibandingkan kembar yang berasal dari sel telur berbeda. Meski demikian, hal ini tidak berarti semua anak kembar pasti mengalami anoreksia jika saudaranya mengalaminya, karena faktor lingkungan tetap berperan besar dalam memengaruhi risiko tersebut.
Baca Juga: Anak Mengidap Anoreksia, Apa yang Harus Dilakukan?
Faktor Lingkungan Juga Berpengaruh
Meski memiliki pengaruh yang signifikan, faktor genetik bukan satu-satunya penyebab gangguan makan. Para ahli berpendapat bahwa gangguan makan kemungkinan besar muncul dari kombinasi berbagai faktor, termasuk lingkungan dan faktor pencetus.
Faktor pencetus seperti peristiwa traumatis diduga dapat menjadi pemicu awal seseorang mengalami kecenderungan gangguan makan. Selain itu, faktor genetik dapat memengaruhi bagaimana seseorang merespons stres atau tekanan tertentu. Contohnya:
-
Seseorang yang secara genetik rentan terhadap gangguan makan bisa lebih sensitif terhadap komentar atau ejekan mengenai berat badan.
-
Seseorang dengan kerentanan genetik mungkin cenderung meneruskan diet lebih lama dibandingkan teman-temannya, bahkan ketika orang lain sudah berhenti berdiet.
Bisakah Anoreksia Dicegah?
Belum diketahui apakah anoreksia dapat dicegah sepenuhnya. Namun, memahami faktor risikonya, dapat membantu upaya pencegahan sedini mungkin. Bagi seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan anoreksia, penting untuk selalu waspada terhadap gejala anoreksia dan segera memeriksakan diri jika merasakan gejalanya.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai meliputi:
- Perubahan suasana hati.
- Perubahan pola makan.
- Citra tubuh yang negatif.
- Penurunan berat badan yang ekstrem.
- Rutinitas olahraga yang berlebihan atau ekstrem.
- Penggunaan atau penyalahgunaan alkohol maupun narkoba.
Anoreksia adalah gangguan makan yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, tekanan psikologis, serta berbagai masalah kesehatan lainnya. Jika memiliki pertanyaan seputar gangguan makan, Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Holland, K. (2022). Anorexia Nervosa: How Your Genes May Play a Role. Available from: https://www.healthline.com/health/eating-disorders/is-anorexia-genetic
Muhlheim, L. (2024). The Different Causes of Eating DisordersThe Different Causes of Eating Disorders. Available from: https://www.verywellmind.com/what-causes-eating-disorders-4121047
Dorwart, L. (2025). Eating Disorder Facts and Statistics: What You Need to Know. Available from: https://www.verywellhealth.com/eating-disorder-facts-5324263