Bipolar merupakan gangguan mental dimana penderitanya mengalami perubahan suasana yang hati ekstrem. Pengidap bipolar akan mengalami perubahan emosi yang drastis, dari perasaan sangat gembira atau bersemangat (episode mania) hingga jatuh ke kondisi depresi.

Berdasarkan gejala dan intensitas episode yang dialami, bipolar dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain bipolar I, bipolar II. Lantas, apa perbedaan antara bipolar I dan II?

Perbedaan Antara Bipolar I dan II

Menurut Healthline, ada 4 tipe gangguan bipolar, yaitu bipolar I, bipolar II, siklotimia, dan gangguan bipolar lainnya. Dari keempat tipe tersebut, gangguan bipolar yang paling sering dialami adalah bipolar I dan II. Meski gangguan bipolar I dan II sama-sama melibatkan perubahan suasana hati, namun episode yang dialami pengidap bipolar I berbeda dengan bipolar II.

Baca Juga: Gangguan Bipolar: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Dilansir dari Medical News Today, istilah bipolar II baru dikenalkan pada tahun 1994. Penggolongan bipolar ini diharapkan dapat lebih mudah untuk menangani pasien.

Namun, seiring perkembangan temuan klinis, para ahli merekomendasikan agar bipolar I dan II tidak dipisahkan secara mutlak. Gangguan bipolar lebih tepat dipandang sebagai suatu spektrum dengan variasi gejala, pola, dan tingkat keparahan. Meski demikian, klasifikasi bipolar I dan II masih banyak digunakan hingga kini sebagai dasar diagnosis pasien.

Beberapa perbedaan antara bipolar I dan II antara lain:

1. Gejala yang Dialami

Secara umum, pengidap bipolar mengalami 2 episode, yaitu episode mania (bahagia berlebihan) atau hipomania (mania versi yang lebih ringan), dan episode depresi.

Pada bipolar I, seseorang mengalami setidaknya satu episode mania, baik disertai maupun tanpa episode depresi. Episode mania ditandai dengan perasaan sangat bersemangat, bahagia, dan penuh energi. Pada beberapa kasus, mania pada bipolar I juga dapat disertai gejala psikosis seperti halusinasi atau delusi (waham).

Berbeda dengan bipolar I, pada bipolar II seseorang mengalami setidaknya satu episode depresi dan satu episode hipomania, tetapi tidak disertai gejala psikosis seperti halusinasi. Depresi pada bipolar II sering menjadi suasana hati yang dominan dan berlangsung lebih lama.

Penelitian menunjukkan, pada bipolar I masa depresi mencakup sekitar 30% dari perjalanan gangguan, sedangkan pada bipolar II dapat mencapai 50%. Gejala yang umum pada bipolar II meliputi kelelahan berlebihan, hilang semangat dan energi, rasa putus asa, hingga kantuk mendadak.

2. Penanganan yang Diberikan

Pada bipolar I, pasien mengalami episode mania yang ditandai dengan kegembiraan dan energi berlebihan. Kondisi ini dapat mendorong perilaku impulsif atau tidak rasional, misalnya menghabiskan uang tanpa kontrol atau melakukan aktivitas seksual berisiko. Karena intensitasnya tinggi dan berpotensi membahayakan diri maupun orang lain, pasien dengan episode mania umumnya dianjurkan menjalani perawatan di rumah sakit.

Sementara itu, pada bipolar II pasien tidak mengalami episode mania, melainkan hipomania. Hipomania adalah kondisi ketika suasana hati terasa lebih aktif, bersemangat, dan penuh energi dibanding biasanya. Namun, intensitasnya lebih ringan dan tidak seekstrem mania. Pasien dengan bipolar II umumnya tidak memerlukan rawat inap dan dapat ditangani dengan pengobatan sesuai anjuran dokter.

Hingga kini, penyebab gangguan bipolar belum sepenuhnya diketahui. Kondisi ini dapat berlangsung lama pada setiap pasien. Meski begitu, dengan penanganan yang tepat serta dukungan keluarga dan orang terdekat, pasien bipolar tetap dapat menjalani hidup secara normal.

Karena gejalanya sering muncul tanpa disadari, segera periksakan diri ke dokter bila mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem agar mendapatkan penanganan yang sesuai. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang dapat diunduh melalui App Store atau Play Store. 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!