Binge Eating Disorder (BED) adalah salah satu jenis gangguan makan yang sering kali tidak disadari. Sebagai gangguan makan, BED dapat berdampak serius pada kesehatan, baik secara fisik maupun mental.

Dari sisi kesehatan fisik, BED dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung. Sementara itu, secara psikologis, penderita BED cenderung lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, dan rendahnya rasa percaya diri.

Karena sering tersembunyi di balik kebiasaan makan sehari-hari, penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah dampak yang lebih serius.

Apa itu Binge Eating Disorder?

Binge Eating Disorder adalah gangguan perilaku makan yang ditandai dengan kebiasaan makan berlebihan secara kompulsif. Sesekali makan dalam jumlah banyak merupakan hal normal, tetapi pada orang dengan BED, perilaku ini terjadi berulang kali dan sulit dikendalikan, bahkan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Binge Eating Disorder menimbulkan perasaan hilang kendali, seolah-olah dorongan untuk makan berlebihan lebih kuat daripada keinginan untuk berhenti. Ini menyebabokan orang dengan BED mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, bahkan ketika mereka tidak merasa lapar. Kemudian, mereka akan mengalami perasaan bersalah, malu, atau stres setelahnya.

Baca Juga: Penyebab Pica pada Anak, Gangguan Makan Benda yang Bukan Makanan

Mengenali Tanda-Tanda Binge Eating Disorder

Gangguan makan berlebihan (Binge Eating Disorder) memiliki sejumlah tanda dan gejala yang bisa dikenali dari pola makan serta respons emosional seseorang terhadap makanan. Mengenali tanda-tanda ini penting untuk membantu deteksi dini dan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa tanda umum BED:

• Makan secara berlebihan hingga merasa tidak nyaman, bahkan melampaui batas kenyang normal.
• Makan dengan sangat cepat, sehingga tidak menyadari seberapa banyak makanan yang dikonsumsi atau bahkan tidak benar-benar menikmati rasa makanannya.
• Tetap makan dalam jumlah besar meskipun tidak lapar, atau bahkan setelah baru saja selesai makan.
• Menggunakan makanan sebagai pelarian dari stres atau emosi negatif, seperti kesedihan, marah, atau kesepian.
• Makan secara diam-diam atau menghindari makan bersama orang lain karena merasa malu dengan jumlah makanan yang dikonsumsi.
• Menjadikan makan dalam porsi besar sebagai kebiasaan, dan merasa kesulitan untuk menghentikannya.
• Menimbun atau menyimpan makanan untuk dimakan nanti secara diam-diam.
• Memikirkan makanan secara obsesif, termasuk munculnya keinginan kuat terhadap makanan tertentu.
• Sering mencoba diet ekstrem yang akhirnya gagal dan justru berujung pada kenaikan berat badan.
• Merasa bersalah, menyesal, malu, atau stres setelah makan berlebihan.

Baca Juga: Jenis-Jenis Gangguan Makan (Eating Disorder) yang Sering Dialami Remaja

Meskipun Binge Eating Disorder sering dikaitkan dengan porsi makan yang besar, diagnosisnya tidak bisa hanya ditentukan dari seberapa banyak seseorang makan. Banyak orang mungkin makan dalam porsi besar sesekali, terutama dalam acara sosial atau saat benar-benar lapar.

Namun, pada orang dengan BED gangguan makan ini merupakan gangguan yang kompleks, yang melibatkan pola makan kompulsif, perasaan kehilangan kontrol, serta dampak emosional yang signifikan.

Oleh karena itu, untuk memastikan apakah Anda mengalami BED atau bukan, perlu diagnosis dari dokter atau ahli kesehatan mental. Konsultasikan dengan dokter apabila Anda mengalami beberapa tanda di atas untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!