Brand/Nama Lain
Kalferon, Intron-A, Alferon N, Rebif 22, Betaferon, Actimmune, Pegasys, dan Peg Intron
Cara Kerja
Interferon bekerja dengan memperkuat respons alami tubuh terhadap infeksi atau sel abnormal. Interferon mampu mengikat reseptor pada permukaan sel dan memicu rangkaian sinyal yang meningkatkan aktivitas sistem imun.
Mekanisme ini membantu menghambat replikasi virus, meningkatkan kemampuan sel imun untuk mengenali serta menghancurkan sel yang terinfeksi atau sel kanker, dan mengatur proses peradangan agar tetap terkendali.
Indikasi
Interferon digunakan untuk berbagai kondisi yang melibatkan infeksi virus dan gangguan sistem imun. Obat ini diindikasikan untuk pengobatan hepatitis B dan C kronis, beberapa jenis kanker seperti leukemia, melanoma, dan sarkoma Kaposi terkait HIV, serta kondisi autoimun tertentu seperti multipel sklerosis.
Indikasi tersebut bergantung pada jenis interferon yang digunakan (alfa, beta, atau gamma) dan tujuan terapinya. Masing-masing jenis interferon memiliki efek imunologis yang berbeda.
Kontraindikasi
Interferon memiliki beberapa kontraindikasi penting yang perlu diperhatikan. Obat ini umumnya tidak dianjurkan pada pasien dengan gangguan hati berat, penyakit autoimun yang tidak terkontrol, atau depresi berat serta kondisi psikiatri serius lainnya karena dapat memperburuk gejala. Interferon juga harus dihindari pada pasien dengan gangguan jantung, riwayat kejang yang tidak stabil, maupun wanita hamil.
Efek Samping
Interferon dapat menimbulkan berbagai efek samping, yakni gejala menyerupai flu seperti demam, menggigil, sakit kepala, dan rasa lelah yang cukup berat. Beberapa orang mungkin mengalami perubahan suasana hati, termasuk kecemasan atau depresi, serta gangguan tidur.
Efek samping lainnya dapat meliputi penurunan sel darah, gangguan fungsi hati, penurunan nafsu makan, dan iritasi pada area suntikan.
Sediaan
Sediaan interferon umumnya diformulasikan dalam bentuk injeksi parenteral, terutama untuk penggunaan subkutan dan intramuskular. Produk ini tersedia dalam vial multidosis, vial dosis tunggal, prefilled syringe, maupun autoinjector, tergantung pada jenis dan kebutuhan klinisnya. Variannya mencakup interferon alfa, beta, dan gamma, masing-masing dikembangkan untuk indikasi terapeutik spesifik.
Selain itu, terdapat formulasi pegilasi (peginterferon) yang memungkinkan peningkatan waktu paruh dan stabilitas farmakokinetik, sehingga frekuensi pemberian dapat dikurangi secara signifikan.
Dosis
Dosis interferon berbeda-beda tergantung jenis dan indikasinya. Interferon alfa pada beberapa penggunaan dapat diberikan dalam kisaran 3–5 juta IU beberapa kali per minggu, sedangkan peginterferon alfa sering diberikan sekali seminggu dengan dosis yang disesuaikan berat badan.
Interferon beta untuk multipel sklerosis umumnya digunakan dalam kisaran 8–44 mikrogram per suntikan dengan frekuensi 1–3 kali per minggu. Dosis interferon gamma biasanya lebih rendah, misalnya 50–150 mikrogram/m² dengan pemberian tiga kali seminggu.
Keamanan
Interferon diklasifikasikan dalam kategori kehamilan C atau D tergantung jenis interferon, yang berarti penggunaan hanya diperbolehkan jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risiko bagi janin.
Iinterferon memiliki potensi menimbulkan efek samping serius terutama pada pasien dengan gangguan hati, jantung, atau gangguan psikologis.
Interaksi Obat
Interferon dapat berinteraksi dengan obat lain yang berpotensi meningkatkan efek samping atau mengurangi efektivitas terapi. Penggunaan bersamaan dengan obat penekan sistem imun atau sitotoksik dapat memperkuat risiko penurunan sel darah
Obat yang memengaruhi hati dapat mengubah metabolisme interferon di dalam tubuh. Interaksi dengan antidepresan atau obat psikiatri juga perlu diperhatikan karena interferon dapat memengaruhi mood dan fungsi saraf.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
American Academy of Ophthalmology. (n.d.). What is interferon? Retrieved November 27, 2025, from https://www.aao.org/eye-health/drugs/what-is-interferon
Khanna, N. R., & Gerriets, V. (2023, July 10). Interferon. In StatPearls. StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555932/
Lin, F.-C., & Young, H. A. (2014). Interferons: Success in anti-viral immunotherapy. Cytokine & Growth Factor Reviews, 25(4), 369–376. https://doi.org/10.1016/j.cytogfr.2014.07.015
SingleCare. (2024, June 14). Interferons: Uses, common brands, and safety info. SingleCare. https://www.singlecare.com/drug-classes/interferons