Heptaminol

Heptaminol

Bagikan :


Brand/Nama Lain

Heptamyl, Hept-A-Myl, Cariamyl, Ampecyclal

 

Cara Kerja

Heptaminol adalah obat yang bekerja sebagai simpatomimetik ringan, yang artinya menstimulasi sistem saraf simpatis. Obat ini bekerja dengan merangsang reseptor adrenergik alfa dan beta, sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi) serta meningkatkan denyut dan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropik positif).

Kombinasi efek tersebut membantu meningkatkan tekanan darah, terutama pada pasien dengan hipotensi, termasuk hipotensi ortostatik akibat perubahan posisi tubuh. Heptaminol juga dapat memperbaiki aliran darah di beberapa jaringan melalui efek vasodilatasi (melebarkan pembuluh darah) selektif ringan.

Obat ini diserap cepat melalui jalur oral dan sebagian diekskresikan melalui urine. Karena bersifat stimulan, heptaminol termasuk zat terlarang dalam dunia olahraga menurut Badan Anti-doping Internasional.

 

Indikasi

Heptaminol digunakan untuk mengatasi hipotensi, khususnya hipotensi ortostatik, yaitu penurunan tekanan darah saat berpindah dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Obat ini bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan kerja jantung, sehingga aliran darah ke organ vital tetap terjaga.

Selain itu, heptaminol dapat membantu mengurangi kelelahan fisik atau mental, serta mendukung sirkulasi darah pada pasien dengan gangguan peredaran darah tepi yang ringan. Dalam praktik klinis, obat ini juga berperan sebagai tonik jantung, yang membantu memperbaiki daya pompa jantung tanpa membebani jantung secara berlebihan.

 

Kontraindikasi

Heptaminol memiliki beberapa kondisi yang membuat penggunaannya harus hati-hati, karena obat ini dapat menstimulasi sistem saraf dan memengaruhi tekanan darah serta kerja jantung.

Obat ini tidak boleh digunakan pada orang dengan tekanan darah tinggi berat, karena dapat membuat tekanan darah meningkat lebih jauh dan berisiko membahayakan. Selain itu, pasien dengan penyakit jantung serius, seperti aritmia, gagal jantung berat, atau penyakit jantung koroner, juga sebaiknya tidak menggunakan heptaminol, karena dapat menambah beban kerja jantung dan memicu komplikasi.

Orang dengan hipertiroidisme sebaiknya juga menghindari obat ini, karena sistem metabolisme mereka yang sudah cepat bisa semakin terstimulasi. Untuk wanita hamil atau menyusui, heptaminol hanya boleh digunakan jika dokter menilai manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

 

Efek Samping

Seperti obat-obatan stimulan lainnya, heptaminol dapat menimbulkan efek samping, terutama jika digunakan dalam dosis tinggi atau pada orang yang sensitif. Beberapa efek samping yang cukup sering muncul antara lain jantung berdebar, tekanan darah meningkat, sakit kepala, serta rasa gelisah atau cemas akibat rangsangan pada sistem saraf.

Selain itu, sebagian orang juga bisa mengalami insomnia, pusing, atau tremor ringan. Pada kasus yang jarang, terutama pada pasien dengan riwayat penyakit jantung, heptaminol dapat memicu aritmia atau memperburuk masalah jantung yang sudah ada sebelumnya.

 

Sediaan

Heptaminol tersedia dalam beberapa bentuk, sesuai kebutuhan medis dan cara pemberiannya. Biasanya, obat ini tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul yang diminum. Bentuk ini lebih sering digunakan untuk terapi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien dengan tekanan darah rendah ringan hingga sedang.

Selain itu, heptaminol juga tersedia dalam bentuk injeksi (disuntikkan ke otot atau pembuluh darah). Sediaan ini biasanya dipakai pada kondisi darurat atau ketika dibutuhkan efek yang lebih cepat, misalnya pada hipotensi ortostatik yang muncul tiba-tiba atau masalah sirkulasi darah di bagian tubuh tertentu.

 

Dosis

Bentuk sediaan oral (tablet atau kapsul):

  • Dosis umum: 100 mg – 300 mg per hari.

  • Dibagi dalam 2–3 kali pemberian.

  • Dosis bisa disesuaikan sesuai respons pasien dan anjuran dokter.

Bentuk injeksi (Heptaminol hidroklorida injeksi):

  • Biasanya diberikan dalam kondisi akut, seperti syok atau hipotensi berat.

  • Dosis dan kecepatan injeksi ditentukan secara ketat oleh tenaga medis.

 

Keamanan

Penggunaan heptaminol perlu dilakukan dengan hati-hati karena obat ini memiliki efek stimulan yang dapat menimbulkan efek samping.

Efek samping yang mungkin muncul:

  • Ringan: pusing, jantung berdebar, mual, dan tremor.

  • Serius (lebih jarang): hipertensi, gangguan irama jantung, atau reaksi alergi serius yang membutuhkan pertolongan medis segera.

Kondisi yang tidak disarankan menggunakan Heptaminol:

  • Hipertensi berat.

  • Penyakit jantung yang tidak terkontrol (misalnya gagal jantung berat atau aritmia).

  • Hipertiroidisme.

  • Pasien yang sedang menggunakan obat golongan MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitor)

Karena sifat stimulan yang dimilikinya, heptaminol juga dapat berinteraksi dengan obat lain, sehingga penggunaannya harus berada di bawah pengawasan dokter.

Selain itu, ada beberapa catatan penting yang perlu diketahui, yaitu: 

  • Heptaminol belum mendapatkan persetujuan resmi dari FDA (Food and Drug Administration) untuk penggunaan medis di Amerika Serikat.

  • Di negara lain, penggunaannya tetap harus mengikuti regulasi dan anjuran medis setempat.

  • Jika digunakan jangka panjang, pemantauan tekanan darah dan fungsi jantung sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko komplikasi.

 

Interaksi Obat

Heptaminol bisa berinteraksi dengan beberapa jenis obat lain. Karena sifatnya yang merangsang sistem saraf simpatis, penggunaannya perlu diawasi agar tidak menimbulkan masalah.

Beberapa interaksi yang perlu diperhatikan:

  • Dengan obat antihipertensi (penurun tekanan darah):
    Heptaminol dapat mengurangi efektivitas obat antihipertensi, karena justru menaikkan tekanan darah.

  • Dengan obat stimulan lain (seperti amfetamin atau pseudoefedrin):
    Kombinasi ini bisa meningkatkan risiko efek samping seperti jantung berdebar, tekanan darah tinggi, atau gangguan irama jantung.

Karena itu, penggunaan heptaminol bersamaan dengan obat lain sebaiknya dilakukan hanya atas anjuran dan pengawasan dokter, untuk mencegah efek samping yang berbahaya.

Heptaminol juga perlu diwaspadai jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan yang memengaruhi sistem saraf pusat, karena dapat menimbulkan kegelisahan atau stimulasi berlebihan. Pada pasien yang mengonsumsi obat pengencer darah atau obat jantung lainnya, konsultasi dengan dokter sangat penting sebelum mengonsumsi heptaminol.

 

Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr. Alvidiani Agustina Damanik
Editor :
  • dr. Alvidiani Agustina Damanik
Last Updated : Senin, 15 September 2025 | 16:20

Hirano, Y., Takagi, H., & Nakamura, K. (2018). Bioavailability of heptaminol in healthy volunteers after oral and intravenous administration. European Journal of Clinical Pharmacology, 35(2), 193–196. https://doi.org/10.1007/BF00607678

National Center for Biotechnology Information. (n.d.). Heptaminol. PubChem Compound Summary (CID 3590). Retrieved September 15, 2025, from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Heptaminol

European Medicines Agency. (2015). Heptaminol: Summary report. Committee for Veterinary Medicinal Products. https://www.ema.europa.eu/en/documents/mrl-report/heptaminol-summary-report-committee-veterinary-medicinal-products_en.pdf

Naunyn-Schmiedeberg's Archives of Pharmacology. (2020). On the mode of action of heptaminol. Naunyn-Schmiedebergs Archives of Pharmacology, 266(4), 339–340. https://doi.org/10.1007/BF00997979