Bromheksin

Bromheksin
Credit: Freepik.

Bagikan :


Brand/Nama Lain

Asecrin, Bisolvon, Bisolvon Extra, Brolexan, Bromeco, Bromevon, Bromhexine HCL, Bromifar, Neo Combi.

 

Cara Kerja

Bromheksin bekerja meningkatkan pengeluaran dahak dengan mengurangi kekentalan mukus/dahak dan dengan mengaktifkan sel epitel bersilia (berfungsi sebagai pembersih dahak). Efek dari bromheksin ini akan meredakan batuk dan memperlancar pengeluaran dahak dari saluran pernapasan.

 

Indikasi

Digunakan untuk penderita batuk berdahak yang berfungsi sebagai obat pengencer dahak.

 

Kontraindikasi

Riwayat alergi terhadap bromheksin.

 

Efek Samping

  • Signifikan: Efek samping berikut jarang terjadi, namun bisa berakibat fatal, yaitu Stevens-Johnson Syndrome (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) (merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan dimana muncul reaksi berat setelah pemberian suatu obat berupa pengelupasan atau pelepuhan pada kulit dan selaput mukosa, yang dapat berakibat fatal).
  • Gangguan sistem pencernaan: mual, muntah, diare, nyeri perut bagian atas.
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh: angioedema (pembengkakan di bawah kulit tanpa disertai rasa nyeri, disebabkan karena reaksi alergi, biasanya terjadi di area bibir dan kelopak mata), urtikaria (biduran), bronkospasme (penyempiytan saluran napas) .
  • Gangguan sistem saraf: sakit kepala, pusing.
  • Gangguan kulit dan jaringan subkutan: Ruam, gatal-gatal.

 

Sediaan

Bromheksin tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan suntik.

 

Dosis

  • Dewasa: Sebagai obat minum (tablet/sirup): 8-16 mg tiga kali sehari.
  • Anak-anak: Sebagai obat minum (tablet/sirup):
    • 2-5 tahun 4 mg 2 kali sehari
    • 6-11 tahun 8 mg tiga kali sehari
    • 12 tahun sama seperti dosis dewasa
  • Sebagai obat injeksi (suntik) 4 mg/2 mL: 1 ampul (waktu pemberian 2-3 menit) sebanyak 2-3 kali sehari, dapat diberikan sebagai cairan infus intravena bersama glukosa, fruktosa, garam fisiologis, atau larutan ringer.

 

Keamanan

  • Kehamilan: penggunaan bromheksin pada wanita hamil memiliki data yang terbatas. Uji pra klinik tidak menunjukkan efek berbahaya baik langsung maupun tidak langsung terhadap toksisitas reproduksi. Sebagai tindakan pencegahan, adalah lebih baik untuk menghindari penggunaan bromheksin selama kehamilan.
  • Menyusui: tidak diketahui apakah bromheksin dikeluarkan melalui ASI. Data farmakodinamik/toksikologi yang tersedia pada uji pra klinik telah menunjukkan ekskresi (pengeluaran) bromheksin dalam ASI. Adanya kemungkinan munculnya risiko bagi bayi penerima ASI tidak dapat dikesampingkan. Bromheksin tidak boleh digunakan selama masa menyusui.

 

Interaksi Obat

Penggunaan bromheksin bersama obat antibiotik seperti amoksilin, sefuroksim, eritromisin, dan doksisiklin akan meningkatkan konsentrasi kerja dari antibiotik tersebut, sehingga dapat meningkatkan efek dan juga efek samping dari obat-obat antibiotik tersebut.

 

Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr David Wiliam
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Senin, 22 September 2025 | 02:31

Pusat Informasi Obat Nasional BPOM. Bromheksin. Pionas.pom.go.id. Retrieved 9 February 2022, from https://pionas.pom.go.id/monografi/bromheksin 

MIMS Indonesia. Bromhexine. Mims.com. Retrieved 9 February 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bromhexine?mtype=generic 

Bisolvon® Tablet. Bisolvon.co.id. Retrieved 9 February 2022, from https://www.bisolvon.co.id/produk/tablet 

 

Bisolvon® Extra. Bisolvon.co.id. Retrieved 9 February 2022, from https://www.bisolvon.co.id/produk/extra